- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Fakta Terbaru Pembacokan di Titik Nol Kilometer Jogja


TS
pilotamoy141
Fakta Terbaru Pembacokan di Titik Nol Kilometer Jogja

Solo - Kejadian pembacokan celurit oleh sekelompok pemuda di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya sampai saat ini para pelaku belum berhasil ditangkap. Kejadian ini pun memantik reaksi dari berbagai pihak, termasuk Permaisuri Keraton Jogja Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.
Berikut fakta terbaru soal pembacokan di Titik Nol Kilometer Jogja.
Hoax Penangkapan Pelaku
Usai beredarnya video pembacokan, muncul unggahan diduga para pelaku yang berhasil ditangkap. Akan tetapi, kabar tersebut langsung dibantah oleh pihak kepolisian. Polresta Jogja menyebut kabar itu hoax karena polisi sampai saat ini masih memburu pelaku.
"Itu hoax (pelaku sudah diamankan), (kabar itu) bukan di wilayah Polresta (Jogja)," kata Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Timbul Sasana Raharjo saat ditemui wartawan di kantor Polresta Jogja, Kamis (9/2/2023).
Timbul menjelaskan saat ini pihaknya telah mengidentifikasi terduga pelaku. Dari identifikasi awal pelaku berjumlah enam orang.
"Ya kita sudah melakukan identifikasi saat ini kita belum kita sebutkan. Sementara masih diduga enam orang (pelaku)," ungkapnya.
Korban Sudah Melapor
Timbul menyebutkan korban pembacokan di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja itu sudah melapor ke Polresta Jogja, Rabu (8/2) malam. Menurutnya, dari laporan korban teridentifikasi terkait penganiayaan atau pengeroyokan.
"Untuk perkembangan saat ini Satreskrim Polresta Jogja sudah melakukan penyelidikan untuk korban saat ini sudah melapor. Korban satu orang," jelas Timbul.
"Laporan yang kita terima diduga penganiayaan dan pengeroyokan," imbuhnya.
Terapkan Jam Malam
Guna mencegah terulangnya kejadian serupa, Pemkot Jogja memberlakukan kembali jam malam. Dengan adanya aturan ini maka tidak boleh lagi adda kegiatan mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB.
"Sekarang akan kita efektifkan kembali (pengawasan jam malam), kemarin sudah berkoordinasi bahkan dengan Pak Kapolda. Kita memetakan wilayah mana saja yang rawan nanti kita sambangi kita datangi untuk mereka tidak berkumpul pada waktu yang rawan, mereka (akan diminta) berkegiatan di rumah sajalah," kata Pj Wali Kota Jogja, Sumadi saat dihubungi detikJateng lewat telepon, Kamis (9/2/2023).
"Terus kemudian selanjutnya ketika sanksi secara persuasif kita minta bubar, nanti kalau ada yang melanggar hukum ya diproses sesuai ketentuannya," lanjutnya.
Sumadi menjelaskan Jogja sudah memiliki aturan terkait jam malam anak.
Aturan itu berdasarkan Peraturan Wali Kota Jogja Nomor 49 Tahun 2022 tentang Jam Malam Anak. Aturan tersebut melarang anak usia di bawah 18 tahun keluar rumah tanpa ada alasan yang jelas di jam-jam yang diatur.
"Jadi Pemerintah Kota dalam hal ini Wali Kota sudah mengeluarkan Peraturan Wali Kota yang intinya pelarangan anak untuk melakukan kegiatan jam malam untuk anak-anak yang tidak berkepentingan karena ada beberapa hal yang dikecualikan," jelasnya.
Sumadi mengaku Pemkot sudah melakukan sosialisasi terkait jam malam tersebut yang melibatkan TNI, Polri, hingga unsur masyarakat.
"Mulai jam 22.00 sampai jam 04.00 pagi tidak melakukan kegiatan di luar. Tujuannya untuk memproteksi melindungi anak-anak tidak melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Itu memang terkecuali misal mereka harus mengantar orang tua rumah sakit dan sebagainya itu juga harus ada pendampingnya," kata Sumadi.
DPRD DIY Buka Suara
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyampaikan pendapatnya dalam dua hal. Pertama, Huda menyoroti aksi nekat pelaku beraksi di pusat Kota Jogja.
Ia mengatakan pelaku kejahatan jalanan bisa jadi terpengaruh minuman keras atau obat-obatan. Terlebih kasus pembacokan itu di Titik Nol Kilometer Jogja yang berada di pusat kota kawasan Jalan Malioboro-Keraton Jogja.
"Saya menduga dengan keras mereka tidak sadar sepenuhnya. Orang sadar mesti nggak berani. Mereka mesti berpikir tempat itu penuh CCTV, segala macem kan. Tapi saya tidak yakin ya, saya menduga mereka yang melakukan itu tidak sadar sepenuhnya," jelas Huda saat dihubungi wartawan, Kamis (9/2/2023).
Yang kedua, Huda menilai perlu adanya pembinaan khusus bagi generasi muda agar tidak terjerumus ke tindak kejahatan. Hal itu merujuk sejumlah kasus kekerasan di Jogja yang tak sedikit melibatkan pelajar atau anak muda.
"Ini dikumpulkan khusus, tidak kemudian dilakukan oleh sekolah ya, kerja sama dengan sekolah, anak-anak yang kemudian dikirim ke camp khusus yang dididik secara khusus," ujar Huda.
"Kalau dibina dengan cara biasa kan ya terbukti tidak berhasil kan, sehingga perlu pembinaan khusus. Kerja sama antara sekolah, orang tua, aparat, dan juga pemda," tambahnya.
Perlu Adanya Proses Hukum
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengungkapkan pihaknya mendukung proses hukum kasus pembacokan di Titik Nol Kilometer Jogja. Pelaku harus ditindak tegas sebagai efek jera dan agar tidak ada lagi kasus serupa.
"Harus ada efek jera dan proses hukum kepada siapa saja yang lakukan aksi kekerasan di jalanan. Tak boleh lagi ada aksi kekerasan di jalanan terjadi di Yogyakarta. Perlu juga semua pihak bekerja bersama lakukan pencegahan agar aksi kekerasan jalanan tak berulang terjadi di Yogyakarta. Lokasi kejadian berjarak dekat dengan Istana Negara, Keraton dan Kantor Gubernur. Selain itu Titik Nol, simbol wisata Jogja," kata Eko
Tanggapan Permaisuri
Permaisuri Keraton Jogja Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas menanggapi kejadian pembacokan di Titik Nol Kilometer Kota Jogja. Menurutnya, anak-anak tersebut melakukan kekerasan karena ingin mencari pengakuan.
"Soalnya geng itu kalau dia nggak melakukan kekerasan nggak naik pangkat atau nggak terakomodasi sama gerombolane ngono lho. (Cari) Pengakuan," ujar GKR Hemas saat dijumpai wartawan di Komplek Kepatihan, Kamis (9/2).
"Lha itu lho. Sedangkan anak-anak ini kan jagoan-jagoan kabeh (semua) maunya jadi jagoan," imbuh istri Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X ini.
GKR Hemas mengungkapkan masalah ini menjadi perhatian untuk Pemda DIY. Meski begitu, ia mengakui jika masalah ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
"Ya saya kira itu kan sedang juga diatasi Pemerintah Daerah tapi ini di antaranya masih geng-geng ini kan memang nggak bisa diselesaikan dalam waktu cepat dan itu akan terus tumbuh anak-anak ini," jelas GKR Hemas.
"Ya semoga dengan adanya peristiwa kemarin dan juga sudah diidentifikasi bisa ditangkap polisi semoga bisa diselesaikan dengan baik," imbuhnya.
Netizen Minta Tolong Gibran
Seorang netizen meminta Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyenggol Sultan Jogja terkait pembacokan di kawasan titik nol Jogja. Gibran pun memberikan respons.
Dilihat detikJateng, Kamis (9/2/2023) pukul 18.30 WIB, cuitan itu disampaikan akun @rin*** lewat akun Twitter Gibran @gibran_tweet.
Netizen itu menyampaikan keluh kesahnya terkait kejadian pembacokan di kawasan Titik Nol Jogja.
"Mas Gibran, bisa nitip senggol Sultan Jogja ga? Dari dulu gak kelar2 masalah begini,meresahkan," tulis akun @rin*** sembari menyertakan video viral pembacokan di Titik Nol, seperti dikutip detikJateng.
Cuitan itu mendapat respons dari Gibran. Gibran pun menyarankan kasus itu dilaporkan ke Kapolda DIY.
"Lapor aja ke pak kapolda," balas Gibran
detik.com






bukan.bomat dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan