- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anak-anak narapidana terorisme memikul beban berganda


TS
imam.sengkon
Anak-anak narapidana terorisme memikul beban berganda
Anak-anak narapidana terorisme memikul beban berganda. Tak hanya berjibaku hidup tanpa orangtua, sebagian dari mereka juga mengalami stigmatisasi sehingga kesulitan membaur ke dalam masyarakat.
Di satu sisi, rehabilitasi oleh negara belum optimal. Di sisi lain, tanpa penanganan memadai, pengalaman terpapar ideologi ekstrem dan trauma psikologis dapat mendorong mereka menjadi pelaku terorisme.
Trauma, misalnya, dialami FR (13), putra petinggi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terlibat bom bunuh diri di gerbang Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Maret 2021. Setelah menyaksikan penembakan yang menewaskan ayahnya dan penangkapan ibunya oleh polisi pada April 2021, ia harus melanjutkan hidup bersama kakak dan adik di rumah yang sebelumnya menjadi pusat kegiatan kelompok JAD bertahun-tahun.
Rumah di kawasan Villa Mutiara, Kota Makassar, itu tampak tak terurus saat Kompas mengunjunginya, Kamis (2/2/2023).
Meski sudah bertahun-tahun hidup di Villa Mutiara, warga setempat pernah menolak FR dan saudara-saudaranya tetap tinggal di sana. Namun, personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meyakinkan warga, mereka akan terus mendampingi semua keluarga yang terhubung dengan jejaring Villa Mutiara. ”Aku juga dikasih sekolah di SD negeri sama Pak Polisi,” kata FR.
Mengacu data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, selama 2017-2022 terdapat 1.500 pelaku terorisme dan hingga 2018 sebanyak 500 orang di antaranya napi terorisme. Dengan asumsi setiap pelaku tindak terorisme memiliki 3-4 anak, diperkirakan ada 4.000-5.000 anak pelaku terorisme. Akan tetapi, regulasi khusus penanganan anak-anak napi terorisme belum ada. Inisiatif yang dilakukan sejumlah lembaga masih dilakukan sporadis.
Baca berita selengkapnya di harian Kompas (Kompas.id), 13/2/2023 | klik tautan di bio @hariankompas .
Oleh @kurniayunitarahayu @nikolausharbowo .
Simak infografik jajak pendapat terkait Anak Eks Narapidana Teroris selengkapnya di @kompasdata .
Ikuti #SuaraTakTerdengar #AnakEksNapiter #AnakNapiter di harian Kompas (Kompas.id), @kompastv , @kompascom , dan @kontannews .
-
#harianKompas #Kompasid #HeadlineKompas #Terorisme #AnakKorbanTerorisme #Radikalisme #Liputan4K
Di satu sisi, rehabilitasi oleh negara belum optimal. Di sisi lain, tanpa penanganan memadai, pengalaman terpapar ideologi ekstrem dan trauma psikologis dapat mendorong mereka menjadi pelaku terorisme.
Trauma, misalnya, dialami FR (13), putra petinggi kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terlibat bom bunuh diri di gerbang Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Maret 2021. Setelah menyaksikan penembakan yang menewaskan ayahnya dan penangkapan ibunya oleh polisi pada April 2021, ia harus melanjutkan hidup bersama kakak dan adik di rumah yang sebelumnya menjadi pusat kegiatan kelompok JAD bertahun-tahun.
Rumah di kawasan Villa Mutiara, Kota Makassar, itu tampak tak terurus saat Kompas mengunjunginya, Kamis (2/2/2023).
Meski sudah bertahun-tahun hidup di Villa Mutiara, warga setempat pernah menolak FR dan saudara-saudaranya tetap tinggal di sana. Namun, personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meyakinkan warga, mereka akan terus mendampingi semua keluarga yang terhubung dengan jejaring Villa Mutiara. ”Aku juga dikasih sekolah di SD negeri sama Pak Polisi,” kata FR.
Mengacu data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, selama 2017-2022 terdapat 1.500 pelaku terorisme dan hingga 2018 sebanyak 500 orang di antaranya napi terorisme. Dengan asumsi setiap pelaku tindak terorisme memiliki 3-4 anak, diperkirakan ada 4.000-5.000 anak pelaku terorisme. Akan tetapi, regulasi khusus penanganan anak-anak napi terorisme belum ada. Inisiatif yang dilakukan sejumlah lembaga masih dilakukan sporadis.
Baca berita selengkapnya di harian Kompas (Kompas.id), 13/2/2023 | klik tautan di bio @hariankompas .
Oleh @kurniayunitarahayu @nikolausharbowo .
Simak infografik jajak pendapat terkait Anak Eks Narapidana Teroris selengkapnya di @kompasdata .
Ikuti #SuaraTakTerdengar #AnakEksNapiter #AnakNapiter di harian Kompas (Kompas.id), @kompastv , @kompascom , dan @kontannews .
-
#harianKompas #Kompasid #HeadlineKompas #Terorisme #AnakKorbanTerorisme #Radikalisme #Liputan4K
Diubah oleh imam.sengkon 14-02-2023 12:09






joseph.monsieur dan 2 lainnya memberi reputasi
1
977
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan