Setelah F-22 Raptor menembak jatuh balon mata-mata China pada Sabtu (04/02/2023), Angkatan Laut AS (US Navy) lalu mengerhahkan personel untuk evakuasi puing-puing balon yang membentang sejauh 11 km. Dan pada 7 Februari lalu gan, US Navy telah merilis foto-foto dari puing balon mata-mata China tersebut.

Orang-orang yang melakukan pekerjaan pemulihan balon itu berasal dari Navy's Explosive Ordnance Disposal Group 2 (EODGRU2). EODGRU2 adalah bagian dari Navy Expeditionary Combat Command (NECC) dan berkantor pusat di Naval Amphibious Base Little Creek di Virginia. Puing kapal mulai diangkut ke perahu pada 5 Februari 2023 lalu.

Operasi pemulihan balon mata-mata China juga melibatkan beberapa lembaga pemerintah AS untuk mengambil sebanyak mungkin muatan yang dibawa balon tersebut. [U]Kontingen yang bekerja untuk mengambil puing-puing itu termasuk komponen Angkatan Laut yang mencakup anggota EODGRU2, kapal perang amfibi Kelas Harpers Ferry USS Carter Hall, kapal penjelajah Kelas Ticonderoga USS Philippine Sea, kapal perusak Kelas Arleigh Burke USS Oscar Austin dan kapal penelitian oseanografi USNS  Pathfinder.

Pathfinder adalah kapal yang punya peran penting dalam misi ini, karena punya kemampuan melakukan operasi survei bawah laut menggunakan sonar dan alat lain untuk memetakan medan serta menemukan puing-puing balon. Kapal juga mampu melakukan survei oseanografi, hidrografi, batimetrik di dasar lautan.

Selain itu kendaraan tak berawak seperti [U]uncrewed underwater vehicles (UUV)[/I] juga digunakan untuk menemukan, mendokumentasikan, dan berpotensi memulihkan puing-puing balon milik China. Penjaga Pantai AS (US Coast Guard) juga mendukung upaya pemulihan dengan kapal dan helikopter. Satu kapal dari Famous Class Medium Endurance Cutter; yakni USCGC Venturous dan dua kapal  Sentinel Class Cutters; yakni USCGC Richard Snyder dan USCGC Nathan Bruckenthal ditambah satu helikopter Dolphin MH-65; telah okut membantu mencari puing-puing dan mengamankan tempat kejadian.



Seperti yang terlihat pada gambar terakhir di atas, salah satu muatan balon tersebut adalah sebuah struktur yang disebut sebagai tubular scaffolding, yang mungkin merupakan bagian dari panel surya yang digunakan oleh balon milik China tersebut. Dari foto-foto yang beredar tampak puing-puing balon dapat dengan mudah diangkat memakai tangan oleh personel US Navy. Dan sejauh ini tidak ada keterangan tambahan terkait balon tersebut.

Di sisi lain, pemulihan sebanyak mungkin balon dan muatannya jelas merupakan tujuan utama pemerintah AS. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari puing-puing tersebut, termasuk tentang kemampuan balon dan konstruksi dasarnya serta bagaimana cara balon mengirimkan data. Analisis terperinci dari kemampuan balon dapat memberikan wawasan lebih jauh ke dalam konsep operasi China seputar kegiatan pengawasan ketinggian tinggi semacam ini dan membantu dalam pengembangan tindakan pencegahannya di masa depan.



Sementara itu belum ada tambahan foto-foto lain dari balon yang dimaksud, kemungkinan perangkat elektronik yang digunakan untuk pengintaian masih berada di bawah laut. Secara keseluruhan, akan sangat menarik untuk melihat citra lain apa dari puing-puing yang dirilis pemerintah AS dan detail tambahan apa yang mungkin muncul tentang balon dan kemampuannya.

Di sisi China mereka masih kekeuh jika balon yang mereka gunakan adalah balon sipil untuk keperluan penelitian cuaca yang tak sengaja masuk ke wilayah udara AS dan Kanada. Sementara AS juga masih ngotot jika balon yang ditembak jatuh F-22 adalah balon mata-mata. Sementara itu akibat kasus balon nyasar ini menyebabkan krisis diplomatik, di mana Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan kunjungannya pada akhir pekan ini ke China.







Referensi Tulisan: TheDrive.com& DVIDS
Sumber Foto: US Navy & Tyler Schlitt Photography