- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Amerika Serikat Prihatin pada Nasib Pilot Susi Air, Kutuk Serangan KKB Papua


TS
mabdulkarim
Amerika Serikat Prihatin pada Nasib Pilot Susi Air, Kutuk Serangan KKB Papua

Pesawat Grand Caravan milik maskapai Susi Air. ANTARA/HO-Dishub Jember
TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat melalui Kedutaan di Jakarta memberikan perhatian mengenai penyanderaan pilot Susi Air, menyusul serangan terhadap pesawat itu oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua awal pekan ini. KKB Papua telah memberi ultimatum kepada sejumlah negara termasuk Amerika Serikat jika ingin pilot asal Selandia Baru itu dibebaskan.
“Kami prihatin dengan keselamatan pilot dan orang lain yang mungkin telah ditawan,” kata Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Michael Quinlan melalui pernyataan tertulis kepada Tempo Rabu malam, 8 Februari 2023.
“Dan (kami) mengutuk setiap tindakan kekerasan yang diarahkan pada penerbangan sipil,” ujarnya menambahkan.
KKB Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pimpinan Egianus Kogoya mengaku telah membakar pesawat Susi Air. Tak hanya itu mereka menculik pilot Kapten Philip Merthens beserta penumpangnya yang baru saja mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa pagi, 7 Februari 2023.
Dalam sebuah penyataan, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom memperingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak bermain-main dengan kelompoknya yang menyandera pilot pesawat Susi Air. Dia mengatakan pihaknya, “akan mengambil alih tanah kami kembali melalui revolusi total.”
Sambom mengatakan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu tidak akan dilepaskan sampai Selandia Baru dan negara-negara lain bertanggung jawab. Ia menyebut Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Eropa, dan PBB harus bertanggung jawab karena telah mengirim senjata dan melatih TNI-Polri melawan warga Papua.
"Pilot itu akan menjadi jaminan agar Perserikatan Bangsa-bangsa, Eropa, Amerika dan Australia untuk bicara karena mereka yang mengirim peralatan perang kepada Indonesia, melatih mereka untuk bunuh kami selama 60 tahun. Oleh karena itu satu pilot disandera,” kata Sambom dalam pesan suara, 7 Februari 2023.
Amerika Serikat dalam email balasannya ke Tempo tidak menyinggung bantuan senjata dan melatih TNI-Polri melawan warga Papua. Kedutaan juga tidak menjawab saat ditanya apakah berkomunikasi dengan pemerintah soal pilot Selandia Baru ini.
Kedutaan Besar Uni Eropa, Australia, hingga perwakilan PBB di Jakarta belum membalas pertanyaan serupa dari Tempo. Sementara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru, melalui pesan tertulis mengatakan turut memantau mengenai pilotnya di Papua, tetapi enggan menjelaskan lebih lanjut karena alasan kerahasiaan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kepada wartawan pada Rabu, 8 Februari 2023, membantah pilot asal Selandia Baru tersebut bergabung dengan TPNPB-OPM. Menurutnya, Kapten Philip menyelamatkan diri setelah pesawatnya diduga dibakar. Dia menyebut tim gabungan TNI-Polri sejauh ini berhasil mendeteksi lokasi pilot pesawat Susi Air tersebut.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan lima penumpang pesawat Susi Air berhasil dievakuasi setelah penahanan dan pembakaran pesawat oleh KKB TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi. Nggak ada (yang disandera)," kata Listyo kepada wartawan setelah rapat pimpinan di Jakarta Selatan, Rabu, 8 Februari 2023.
Namun, Sigit menyampaikan hingga saat ini pilot pesawat tersebut masih dalam pencarian setelah hilang kontak. Dia menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk tindakan selanjutnya.
"Kami sudah bicara dengan beberapa, khususnya New Zealand sendiri, bahwa serahkan kepada kami dan kami akan ambil langkah-langkah penyelamatan pilot dari Susi Air saat ini sedang dalam pencarian,” ujar Listyo Sigit.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah terus berkomunikasi dengan Selandia Baru ihwal penyanderaan tersebut sebagai adab dalam pergaulan diplomasi. Dia enggan berbicara lebih banyak mengenai penyelamatan Philip.
Pilihan Editor: Kemlu
https://dunia.tempo.co/read/1689491/...ngan-kkb-papua
Pilot Susi Air Dibawa ke Markas Pusat TPNPB-OPM
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya—yang disebut pemerintah Republik Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)—hanya menyandera pilot Susi Air, Captain Philip Mehrtens, yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Pilot saat ini dibawa menuju markas pusat TPNPB di wilayah pegunungan Nduga yang memiliki medan terjal dan minim sinyal komunikasi.
Menurut Sebby, Captain Philip langsung dibawa naik ke markas begitu pesawat Susi Air Pilatus Porter SI 9368 yang ia kemudikan dibakar TPNPB di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa pagi (7/2).[/img]

Kabupaten Nduga, Papua. Foto: Google Maps
Sebby menjamin pilot masih hidup dan tengah berjalan bersama rekan-rekannya. Namun, ia belum bisa membagikan foto atau video kondisi terkini pilot karena rombongan TPNPB belum sampai di markas.
“Semua ponsel dimatikan karena kami diikuti… Perjalanan ke markas makan waktu 3–4 hari. Minggu depan baru sampai,” kata Sebby kepada kumparan via komunikasi virtual, Kamis (9/2).

Kepala Staf Umum TPNPB Mayor Jenderal Terianus Satto (kiri) dan Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom (kanan). Foto: kumparan
Sebby sendiri tidak ikut dalam rombongan rekan-rekannya yang membawa Captain Philip ke markas pusat TPNPB. Ia berada di perbatasan Papua-Papua Nugini dan bertukar kabar dengan rekan-rekannya di pegunungan lewat jalur komunikasi khusus.
“Panglima Kodap III Ndugama (Egianus Kogoya) berkabar lewat audio khusus yang dia kirim. Dia sampaikan ke saya, ‘Kakak Jubir, saya bawa sandera ini (Captain Philip) dari Paro ke Markas Kodap III Ndugama-Derakma,’” ujar Sebby menirukan Kogoya.
Ia menegaskan, pilot tidak akan dilepas sampai tuntutan TPNPB-OPM dipenuhi, yakni Indonesia pergi dari Papua.
“Pilot Selandia Baru itu akan selamanya tinggal bersama kami sampai Papua merdeka… Kami akan minta dia kasih kami pendidikan di hutan, misal cara menerbangkan pesawat,” tutur Sebby.
Namun, ia tak bisa menjamin nyawa pilot akan terus terjaga bila tuntutan TPNPB tak dipenuhi, sebab rekan-rekannya di lapangan punya perhitungan sendiri.

Pesawat Susi Air yang dibakar di Paro, Nduga, Papua. Foto: Dok. Istimewa
TPNPB saat ini sedang menyiapkan surat resmi kepada pemerintah Selandia Baru di Wellington untuk mengabarkan soal kondisi pilot mereka. Namun, surat tersebut baru akan dikirimkan setelah Captain Philip tiba di markas TPNPB.
Meski membuka komunikasi dengan Wellington, TPNPB tidak berniat bicara dengan pemerintah RI dan menyebut Jakarta sebagai “musuh”.
“Kami bukannya benci orang Indonesia, tapi kami benci Jakarta yang kepala batu,” sahut Sebby.
Menurutnya, berkali-kali TPNPB menyatakan bahwa wilayah Nduga—yang disebut OPM sebagai markasnya—terlarang untuk dilintasi penerbangan sipil.
“Kalau berani masuk, ya kami jatuhkan atau bakar pesawatnya,” ujar Sebby sambil mengingatkan akan peristiwa penembakan pesawat SAM Air di Bandar Udara Kenyam, Nduga, oleh TPNPB pada 7 Juni 2022.

Personel TNI-Polri di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Rabu (8/2/2023). Foto: HO/Humas Pendam Cenderawasih/Antara
Hampir tiap tahun terjadi insiden yang menimpa pesawat perintis di Papua. Susi Air pun bukan kali pertama ini diadang TPNPB.
Pada 12 Maret 2021, pesawat Susi Air yang dipiloti John Terrence Hellyer—juga warga negara Selandia Baru—pun disandera TPNPB di lapangan terbang Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.
Ketika itu, pilot dan ketiga penumpangnya akhirnya dibebaskan.

Pesawat Susi Air yang disandera di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua, pada 12 Maret 2021. Foto: Dok. Puspen TNI
TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia untuk tidak mencoba memasuki wilayah Nduga, termasuk dengan membangun puskesmas atau rumah sakit.
“Jika kepala batu datang, masuk, bikin jalan, gedung-gedung, sekolah, itu artinya bagian dari upaya untuk mengamati kami (TPNPB). Maka kami punya hak untuk menghilangkan mereka demi menyelamatkan wilayah kami dari ancaman,” kata Sebby.
Namun, ia membantah pihaknya sempat menyandera penumpang Susi Air yang dipiloti Philip pada 7 Februari 2023 kemarin. Menurutnya, lima penumpang dari Timika yang turun di Paro sama sekali tidak disandera karena mereka warga setempat.
“Mereka tidak jadi target karena memang penduduk asli yang pulang ke rumah,” tegas Sebby.

Penumpang Susi Air yang turun di Paro sebelum pesawat dibakar. Foto: Dok. Istimewa
Sebanyak 15 pekerja bangunan puskesmas yang kini telah dievakuasi pasukan gabungan TNI-Polri juga disebut Sebby tidak pernah disandera TPNPB.
Ucapan Sebby tersebut tak berbeda jauh dengan keterangan Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri bahwa para penumpang pesawat Susi Air tidak disandera, baik 5 orang yang turun di Paro maupun 15 pekerja bangunan puskesmas yang hendak naik dari Paro.
Kelima belas pekerja bangunan itu diamankan warga setempat, kemudian dievakuasi tim gabungan TNI-Polri.
“Mereka tidak pernah disandera. Semua diamankan oleh pendeta di Paro, dan sekarang sudah di Timika,” kata Mathius di Jakarta, Rabu (8/3).
Sementara pilot Susi Air, Captain Philip, hingga kini masih dicari keberadaannya oleh Polri dan TNI yang tergabung dalam Operasi Damai Cartenz.

Pesawat Susi Air yang dikemudikan Captain Philip Mehrtens. Foto: Dok. Istimewa
https://kumparan.com/kumparannews/pi...nhyuXJ77N/full
Teroris membawa pilot ke markas mereka dan mau pilot tersebut mengajari mereka penerbangan ...
Padahal ada Anton Gobay tapi ditangkap sama Filipina







muhamad.hanif.2 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.5K
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan