Sepanjang durasi, Rako Prijanto dan Alim Sadio tidak memberikan sentuhan cerita pembeda. Mereka meramu elemen lama, hanya disesuaikan dengan perfoma masa sekarang. Tidak heran, beberapa orang mengaku terkejut dan cukup senang.

Terlebih bagi para penonton yang belum pernah melihatnya sama sekali. Rako membawa penontonnya menjelajah waktu tahun 80/90an, hal tersebut terlihat dari segi setting tempat dan make up artist yang terlihat sangat konsisten.








Sebuah pengalaman luar biasa diberikan oleh Rako Prijanto dan Alim Sadio. Mereka berdua memberikan sentuhan baru untuk keseluruhan film. Terutama dalam menyajikan cerita untuk para karakter tokohnya.

Terutama bagi Kosim dan Dorman yang memegang peranan penting dalam keseluruhan ceritanya. Keduanya diberikan screen time cukup dan latar belakang yang bagus, walaupun penghubung yang dibangun sebenarnya kurang.

Hanya saja, penggambaran sebab dan akibat dari sebuah cerita terbangun begitu kompleks karena, mungkin akan terjawab di sekuel keduanya nanti. Andai saja, perfomanya memenuhi harapan dari pihak rumah produksi.

Film bayi Ajaib ini seperti punya ruh yang baru, sehingga saat menontonnya penonton merasa tertarik dan hanyut dalam suasana. Hanya saja, ketegangan dan scene ikoniknya kurang dikemas dengan baik, seharusnya mampu memberikan ketegangan bahkan, sampai traumatik.






Harus diakui, momen yang paling tidak disukai adalah durasinya sendiri yang hanya 99 menit. Artinya Rako Prijanto hanya mampu menyampaikan kisahnya selama 85 – 90 menit. Durasi yang sangat singkat dan sah saja sebenarnya.

Tetapi, permainan tempo yang sangat cepat membuat penonton sedikit kesulitan mengenal lebih jauh karakter tersebut seperti apa. Sejujurnya, hal tersebut sedikit mengganggu sehingga, ketika keluar dari gedung, tidak ada momen yang dapat dibahas secara berlebih.

Poin of view yang seharusnya bisa ditonjolkan sebagai hadiah kepada penonton, pemberiannya kurang sempurna. Walau begitu, ada banyak hal yang membuat Film Bayi Ajaib dapat disukai tetapi, kurang mengundang atensi penonton.

Akting seluruh cast harus diacungi jempol, Vino G Bastian,  Adipati Dolken, Sara Fajira, Teuku Rifku Wikana sampai Dessy ratnasari memberikan kemampuan penuh sehingga, pertunjukan ini masih memberikan kesan.

Diantara semua pemain tersebut, credit poin terbesar ada pada Rayhan Cornelis, kualitas actingnya memang tepat bahkan memberikan dampak yang luar biasa bagi seluruh penonton.

Film Bayi Ajaib merupakan pertunjukan penggarapan ulang yang berhasil. Rako Prijanto dan Alim Sudio tahu benar mana kelemahan dan kelebihannya di tahun 1982, hingga mereka mampu menghadirkan sebuah pertunjukan baru dan asik untuk dinikmati.