Pasuruan - Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bangil menjatuhkan vonis penjara selama 5 tahun kepada MHM (16). Hakim menyatakan MHM terbukti bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian.

Sidang vonis kasus 'santri bakar santri' ini digelar di PN Bangil, Kamis (2/2/2023). Hakim menyatakan terdakwa terbukti melakukan tindakan pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan mati, sebagaimana diatur dalam pasal 80 ayat (3) UURI Nomor 35 Tahun 2014.

"Terdakwa terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan mati. Menjatuhkan pidana penjara kepadan anak MHM selama 5 tahun di LP Khusus Anak Blitar dan 3 bulan pelatihan kerja di Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan," kata Ketua Majelis Hakim, Fitri Handayani Ginting, Kamis (2/2/2023).

Vonis yang dijatuhkan terhadap terdakwa ini sama dengan dengan tuntutan jaksa. Sebelumnya, jaksa juga menuntut 5 tahun pidana penjara dalam sidang agenda tuntutan pada Selasa (31/1).

Penasihat hukum terdakwa, Sadak, mengatakan pihaknya masih pikir-pikir dengan putusan majelis hakim. Meski demikian Sadak mengaku keberatan dengan vonis 5 tahun penjara yang dijatuhkan.

"Majelis hakim kurang memperhatikan, pertama, keadaan anak. Kedua, sebab dan akibat kejadian ini. Ketiga, terhadap unsur-unsur ketidak sengajaan," tandas Sadak.

Diberitakan sebelumnya, telah terjadi tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan MHM (16) warga Kelurahan Kutorejo, Pandaan kepada INF (13) warga Desa Kepulungan, Gempol, di Ponpes A Berr, Dusun Sangarejo, Desa Karangjati, Pandaan, Pasuruan, Sabtu (31/12 2022).

MHM saat itu disebutkan marah-marah kemudian melemparkan botol air mineral yang berisi Pertalite ke tembok dekat korban duduk. Pertalite dalam botol tumpah mengenai tubuh korban. MHM menyalakan korek sehingga tubuh korban terbakar.

https://www.detik.com/jatim/hukum-da...n-penjara/amp?