Jauh dari hingar-bingar pemberitaan media nasional, pada Kamis (12/01/2023) tank boat Antasena resmi diserahkan dari Kementerian Pertahanan kepada Satuan Angkutan Perairan (Satangar) Pusbekangad TNI AD. Penyerahan satu unit tank boat itu juga telah dokonfirmasi di akun Instagram Satangar Pusbekangad. Serah terima dilakukan di Ruang Hening Satangair. Acara itu dihadiri petinggi PT Pindad, PT Len Industri, PT Lundin Industri Invest, PT Hariff DTE dan para pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan RI dan TNI.

Mengutip artikel indomiliter.com, sebelum diserahkan ke pengguna, tank boat Antasena telah mendapatkan Sertifikat Kelaikan Militer. Berupa Sertifikat TC (Type Certificate) pada 4 Juni 2021. Sertifikat tersebut dikeluarkan setelah Antasena menyelesaikan sertifikasi kelaikan yang meliputi kegiatan Aplikasi, Verifikasi Dokumen/Review Document dan Pemeriksaan Kesesuaian/Conformity Inspection serta Pengujian Fungsi/Functional Test, telah dilaksanakan oleh Inspektor Kelaikan IMSA (Indonesian Military Seaworthiness Authority).

Kilas balik pada 28 April 2021, waktu itu Antasena pertama kali melakukan sea trial. Dan berlanjut pada fase firing test menggunakan senjata utama kanon 30 mm di lapangan tembak TNI AL di Paiton pada 22 Mei 2022. Setelah sukses melakukan kegiatan penembakan, Antasena melanjutkan kegiatan sea trial dengan kembali ke dermaga Banyuwangi pada tanggal yang sama. Total jarak tempuh yang dilalui pada kegiatan ini adalah 170 Nautical mile.



Sekilas tentang tank boat, kapal mampu mengangkut 60 personel dan 5 orang kru, memiliki kecepatan maksimum 40 knots serta daya jelajah hingga 600 Nautical mile. Senjata utama adalah kanon Cockerill 3030 kaliber 30 mm yang dikendalikan secara remote (RCWS). Pada kubah kanon 30 mm tersedia tiga opsi penembakan, yakni single shot, 5 round burst dan full auto. Kubah dapat membawa 255 butir amunisi 30 mm yang disimpan dalam two-drumfeed system.

Pada bagian kubah kanon sudah dilengkapi delapan peluncur granat asap dan anti sniper detection. Sebagai tambahan, kubah C3030 yang dipakai Antasena memiliki sudut elevasi laras -10 sampai 60 derajat serta dibekali fitur dual axis stabilizeduntuk pembidikan sasaran di malam dan siang hari. Untuk perlindungan, kubah C3030 memakai proteksi balistik level 5 STANAG 4569.

Sementara untuk senjata sekunder Antasena adalah senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Dan untuk meningkatkan kesadaran situasional awak Antasena, sudah terpasang kamera yang dapat memantau kondisi 360 derajat.



Tank Boatmerupakan program Kementerian Pertahanan RI yang dilaksanakan oleh konsorsium yang dipimpin oleh PT Pindad yang menjadi lead integrator bekerja sama dengan PT Lundin Industry Invest, PT Len Industri, dan PT Hariff. Sementara itu untuk lonsep tank boat ini pertama kali diperkenalkan oleh PT Lundin dalam pameran Defence & Security 2015 yang berlangsung mulai tanggal 2-5 November 2015 di Bangkok, Thailand.

Saat itu proyek ini diberi nama "X18 Tank Boat", meski waktu itu masih berwujud konsep, nyatanya X18 berhasil menarik minat TNI AL. Awalnya Antasena akan dibekali meriam kaliber 105 mm, karena dirasa efek recoil-nya cukup tinggi, maka meriam diganti menjadi kaliber 30 mm.

Prototype kapal rencananya akan diuji coba pada tahun 2019, namun, hal tersebut molor dua tahun. Dan pada tanggal 28 April 2021 baru resmi menjalani sea trial di Banyuwangi. Tank boat Antasena nantinya akan dioperasikan di sungai-sungai besar seperti di Kalimantan dan Papua. Antasena juga bisa digunakan di rawa-rawa dan pantai, sehingga bisa menjangkau perairan dangkal.

Sejauh ini belum diketahui berapa unit yang akan dipesan oleh Kementerian Pertahanan RI, dan apakah TNI AL kelak akan mendapatkan tank boat juga ? Mengingat yanga pertama tertarik pada konsep tank boat adalah TNI AL, tapi malah TNI AD yang mendapat pengiriman pertama.








Referensi Tulisan: indomiliter.com& PT Pindad
Sumber Foto: PT Pindad