Cerita kimpoi paksa di perang Ukraina memasuki cerita baru gan, setelah pada tahun 2022 MiG-29 kimpoi paksa dengan rudal AGM-88 HARM. Kini giliran Sea Sparrow dan Buk M1 yang dipaksa kimpoi di tengah perang yang terus berkecamuk. kimpoi paksa yang dimaksud disini adalah integrasi/pemasangan rudal Sea Sparrow agar bisa ditembakkan oleh Buk M1.

Meski judulnya kimpoi paksa, sebenarnya kedua senjata ini punya kemiripan, Sea Sparrow adalah rudal yang diluncurkan dari permukaan untuk menghantam target di udara. Sementara Buk M1 adalah sistem pertahanan permukaan ke udara untuk menghantam target seperti pesawat atau helikopter. Sea Sparrow sendiri merupakan rudal, sementara Buk adalah sistem peluncur rudal. Sistem Buk M1 sendiri jadi kondang setelah menembak pesawat MH-17 di Ukraina pada 2014 lalu.

Amerika sendiri mengumumkan paket bantuan berupa rudal RIM-7 Sea Sparrow pada awal Januari lalu untuk dikirim ke Ukraina, rudal itu masuk dalam paket bantuan senjata senilai US$ 2,85 miliar sementara Departemen Luar Negeri AS mengumumkan tambahan US$ 225 juta melalui Pendanaan Militer Asing. Saat ini tidak disebutkan berapa unit yang akan dikirim dan kapan waktu pengiriman itu dilakukan.

Pengiriman Sea Sparrow akan meningkatkan kapasitas amunisi sistem pertahanan udara Ukraina, di mana amunisi mereka hampir habis untuk mencegat serangan udara terus-menerus dari Rusia dengan rudal dan drone kamikaze Shahed buatan Iran. Sekilas tentang RIM-7 Sea Sparrow, merupakan sistem senjata anti-pesawat dan anti-rudal jarak pendek yang biasanya terpasang pada kapal perang AS, terutama ditujukan untuk pertahanan terhadap rudal anti-kapal. Rudal ini dikembangkan pada awal 1960-an dari basis rudal udara ke udara AIM-7 Sparrow sebagai senjata pertahanan titik ringan yang dapat dipasang ke kapal yang sudah ada secepat mungkin.



Setelah diperkenalkan, rudal tersebut mengalami perkembangan signifikan menjadi sistem otomatis yang mirip dengan rudal Angkatan Laut AS lainnya seperti RIM-2 Terrier. Perbaikan yang dilakukan pada Sparrow untuk peran udara ke udara menyebabkan perbaikan serupa pada versi Sea Sparrow selama tahun 1970-an dan 80-an. Setelah itu, peran udara ke udara diteruskan oleh AIM-120 AMRAAM. Sementara Sea Sparrow menjalani serangkaian peningkatan untuk digunakan angkatan laut.

Sea Sparrow memiliki ukuran lebih besar, lebih cepat dan dilengkapi sistem pencari baru serta sistem peluncuran vertikal dari kapal perang modern. Meski biasanya digunakan pada kapal perang, tetapi rudal ini bisa dipasang pada platform peluncur berbasis darat. Sea Sparrow mampu menyediakan kemampuan pertahanan jarak pendek/menengah.

Taiwan mengoperasikan Sea Sparrow berbasis darat sebagai bagian dari sistem Skyguard SHORAD. Lima ratus rudal mulai beroperasi pada tahun 1991 dan dikerahkan di trailer dengan empat peluncur kotak. Sementara Ukraina akan menggunakannya untuk tugas-tugas pertahanan udara standar, menembakkannya dari peluncur rudal Buk era Soviet yang dimodifikasi.

Dengan dipasang pada platform bergerak, membuat Sea Sparrow dapat memberi perlindungan maksimal pada target statis bernilai tinggi. Kombinasi Sea Sparrow dan Buk M1 juga bisa bergerak bersama pasukan infantri dan kendaraan lapis baja untuk memberi perlindungan pertahanan lebih dekat di garis depan medan perang.



Versi asli rudal yang dipakai Buk M1 Ukraina tanpa modifikasi sebenarnya memiliki kemampuan yang mumpuni, Buk M1 Ukraina biasanya membawa 4 unit rudal seri 9M38 yang punya jangkauan tembak maksimum 35 km. Lebih jauh dari Sea Sparrow yang punya jangkauan sekitar 19 km. Rudal 9M38 bisa menembak target yang terbang pada ketinggian 22.000 meter, sementara Sea Sparrow bisa menembak target yang terbang pada ketinggian 15.000 meter. Bicara soal bobot, 9M38 punya berat sekitar 680 kg sementara Sea Sparrow punya bobot 226 kg.

Sebelum perang, Ukraina dilaporkan memiliki 72 unit Buk M1; karena tidak banyak negara NATO yang memakai Buk M1 membuat mereka kesulitan mendapat pasokan rudal asli 9M38. Sementara itu, kemungkinan stok rudal 9M38 Ukraina kemungkinan sudah habis atau dalam stok yang menipis, sehingga Sea Sparrow bisa jadi solusi sementara.

Di sisi lain, stok RIM-7 masih sangat banyak, karena banyak anggota NATO yang memakai rudal tersebut. Ditambah peran RIM-7 Sea Sparrow kini sudah mulai digantikan oleh RIM-162 ESSM. Kemungkinan Polandia dan Ceko akan membantu perkimpoian Sea Sparrow dan Buk M1. Kilas balik pada tahun 2008, kontraktor pertahanan Polandia Wojskowe Zakłady Uzbrojenia (WZU) menampilkan sistem pertahanan udara SA-6 Gainful (Kode Rusia: 2K12 Kub) yang telah diadaptasi untuk bisa menembakkan RIM-7 Sea Sparrow.

Dalam modifikasi ini, kendaraan peluncur membawa tiga rudal siap tembak, dilengkapi dengan dua Sparrow dan salah satu rudal asli milik Kub. WZU juga melakukan konversi Kub dengan kemampuan menembakkan rudal RIM-162 ESSM, modifikasi ini dilengkapi 3 tabung peluncur untuk menembakkan rudal tersebut.



Perusahaan pertahanan Retia dari Republik Ceko juga mengembangkan pemutakhiran Kub dengan kemampuan menembahkan tiga rudal Aspide 2000 dalam wadah peluncuran tabung, yang ditampilkan pada tahun 2011. Aspide 2000 adalah SAM buatan Italia yang diturunkan dari AIM-7E, yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan RIM-7 Sea Sparrow asli. Satu baterai Aspide 2000 juga telah dipasok ke Ukraina oleh Spanyol untuk pertahanan statis.diadaptasi. Hal itu tampaknya akan menawarkan kesempatan bagi rudal RIM-7 untuk dibagi pada dua sistem yang berbeda.

Di sisi lain, perang Ukraina telah membuktikan bahwa teknologi Timur dan Barat sebenarnya bisa melengkapi satu sama lain. Dan menarik untuk melihat apakah kimpoi paksa di tengah perang ini akan berhasil atau tidak ?







Referensi Tulisan: TheDrive.com& Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera