Jakarta - Jakarta dikatakan sudah jenuh dengan keberadaan hotel. Karena berbagai hal dan masalah, banyak di antaranya yang dilego di platform online.
Uraian itu diungkapkan oleh Ketua PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono dalam temu wartawan online, Selasa (17/1/2023). Karena ada begitu banyak hotel, mereka pun melakukan perang harga.
"Terus terang jumlah hotel di Jakarta sudah di taraf jenuh, dengan 1.000 di antaranya terpusat di Jakarta Pusat. Dan, ada perang harga selama dua tahun ke belakang dan okupansi turun," kata Sutrisno.
"Lalu soal penjualan hotel itu memang ada. Ada bintang empat tapi kebanyakan bintang 3 ke bawah," dia menambahkan.
Ia lalu menginginkan agar tiada lagi hotel baru yang dibangun di Jakarta. Ia juga menyebut bahwa banyaknya jumlah di Jakarta disebabkan oleh investasi yang terbilang rendah.
"Kalau bicara pertumbuhan jangan ada lagi pertumbuhan dan pembangunan hotel baru. Hotel di jakarta sudah jenuh, ibarat di ruangan sudah penuh orang," kata dia.
"Ibarat mau ngundang orang lagi ya jangan dibuka lagi. Sekarang investor asing bisa bangun hotel dengan duit Rp 10 miliar boleh masuk indonesia, itu hotel kecil, yang pasti mati di bawah-bawahnya," kata dia lagi.
"Saya kira kita welcome investor hadir tapi ke meningkatkan hotel yang sudah ada, bukan membuat bangunan baru. Karena yang sudah ada ini banyak yang terpuruk," kata dia lagi.
Di sisi lain, Sutrisno juga menjabarkan peningkatan pajak reklame yang sangat tinggi secara khusus untuk DKI Jakarta, itu sekitar 275%. Efeknya, ada beban biaya yang nyata bagi industri.
"Ini tentu berdampak bagi ketahanan bisnis kita. Oleh karena itu kita mohon agar ada peninjauan ulang tentang hal ini dan ada upaya nyata untuk menurunkannya ataupun kebijakan yang lebih ramah," kata dia.
https://travel.detik.com/travel-news...edium=referral
Padahal udah ada formula S E N S O R. Harusnya makin mocer dong..