Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
CSIS Pesimis Indonesia Bisa Terlibat Upaya Mendamaikan Rusia dan Ukraina
CSIS Pesimis Indonesia Bisa Terlibat Upaya Mendamaikan Rusia dan Ukraina

Rabu, 11 Januari 2023 21:04 WIB

CSIS Pesimis Indonesia Bisa Terlibat Upaya Mendamaikan Rusia dan Ukraina

TEMPO.CO, Jakarta - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tidak melihat adanya kemungkinan Indonesia bisa terlibat dalam upaya mendamaikan perang Ukraina. Pandangan itu disampaikan CSIS merespon pernyataan tahunan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, soal prioritas politik luar negeri Indonesia pada 2023.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo melakukan apa yang disebut misi damai ke Ukraina dan Rusia pada pertengahan tahun lalu. Dalam pernyataan tahunan di gedung Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu, 11 Januari 2023, Retno menyebut Indonesia secara konsisten mengajak pihak-pihak terkait untuk memulai pembicaraan damai dan menghentikan perang. Di samping itu, Indonesia juga berupaya agar re-integrasi ekspor biji-bijian dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia dapat dilakukan.

CSIS Pesimis Indonesia Bisa Terlibat Upaya Mendamaikan Rusia dan Ukraina
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan pidatonya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2022. REUTERS/Willy Kurniawan

Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Lina Alexandra mengatakan, sedari awal dia melihat kunjungan Jokowi ke Moskow dan ke Kyiv bukan merupakan misi damai. Namun dengan motif ekonomi seperti yang disebut Retno untuk memastikan rantai pasok global semisal gandum dan pupuk, yang terganggu dan berdampak pada industri dalam negeri. Dia berpendapat, misi lainnya adalah menyelamatkan G20.

"Ini sama pertanyaan kita, (mengenai misi damai Ukraina) apa next-nya? Apa memang kita mau mengambil peran yang lebih penting," kata Lina saat mengulas pernyataan menteri luar negeri di gedung CSIS, Jakarta, pada Rabu, 11 Januari 2023.

Retno dalam pernyataannya mengatakan akan terus mendukung upaya damai Rusia dan Ukraina, tanpa menyebutkan bagaimana keterlibatan diplomatiknya. Namun dia  menegaskan Indonesia menyampaikan pentingnya penghormatan prinsip integritas wilayah dan kedaulatan negara lain.

Menurut Retno, sebagai wujud kepedulian terhadap kemanusiaan, Indonesia juga telah memberikan bantuan dana hibah tunai, obat-obatan dan alat kesehatan, serta komitmen rekonstruksi rumah sakit di Ukraina.

Lina menegaskan, Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk terlibat dalam mendamaikan secara langsung Rusia dan Ukraina. Namun dia melihat pernyataan Retno yang menyerukan penghormatan integritas wilayah perlu terus disuarakan seperti di level PBB.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Moskow menyebut agresi di negara tetangganya itu sebagai operasi militer khusus demi keamanan wilayahnya. Perang Rusia di Ukraina dikutuk secara keras oleh Barat dengan sanksi ekonomi hingga isolasi di forum internasionl. Pertempuran saat ini masih berlangsung dan meningkat di timur Ukraina, dengan ratusan ribu orang meninggal dunia hingga mengungsi dari negara tersebut.

Yang Tidak Terucapkan dari Retno

Wakil Direktur Eksekutif Bidang Studi CSIS Shafiah F. Muhibat melihat prioritas kebijakan luar negeri RI yang tercermin dari pernyataan tahunan Retno melewatkan perhatian pada panasnya suhu geopolitik di kawasan yang menyita perhatian seperti meningkatnya uji coba rudal balistik Korea Utara, ketegangan di Selat Taiwan, hingga Laut Cina Selatan.

Menurut Shafiah, tidak ada referensi mendalam dari Indonesia mengenai rivalitas negara besar antara Amerika dan Cina, serta upaya menavigasi pertentangan itu sebagai ketua ASEAN pada tahun depan.

"Padahal meningkatnya tensi di beberapa kawasan ini cukup menyita perhatian dan menuntut respon khusus dari negara di sekitarnya termasuk indonesia," kata Shafiah saat pengarahan media.

Secara umum, Shafiah melihat, tidak ada pergeseran isu prioritas politik luar negeri Indonesia dari 2022. Indonesia masih akan melanjutkan isu yang sudah biasa ditangani Kementerian Luar Negeri seperti masalah perbatasan dan perlindungan WNI. Padahal menurut dia, pada 2023 ini akan banyak tantangan geopolitik seperti pertentangan Amerika Serikat dan Cina di Indo-Pasifik serta implikasi dari perang Ukraina.

"Ini harusnya bukan jadi business as usual tahun ini dan harus ada kebijakan luar negeri khusus," katanya.

https://dunia.tempo.co/read/1678432/...ia-dan-ukraina

CSIS Pesimis Indonesia Bisa Terlibat Upaya Mendamaikan Rusia dan Ukraina
Diubah oleh dragonroar 14-01-2023 09:09
pilotamoy141Avatar border
prabasAvatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.4K
46
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan