Kaskus

Entertainment

asepbensinAvatar border
TS
asepbensin
MENGHIDUPKAN JATI DIRI BANDARA KERTAJATI

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Sebutan bekennya: Bandara Kertajati.

Bandar udara terbesar kedua setelah Soekarno Hatta Airport. Ekspektasi dari Bandara Kertajati pun tinggi.

Bandara Kertajati disasar jadi area perhubungan udara global. Begitu inginnya Presiden Jokowi. Tercipta konektivitas penerbangan skala internasional di Bandara Kertajati.

Nantinya pun: Bandara Kertajati akan jadi penopang Bandara Soekarno Hatta.

Nah, jika itu cita-cita diharapkan dari Bandara Kertajati berarti syaratnya: Indonesia tidak boleh menutup diri.

Kalau dianalogikan sebagai karakter manusia maka jangan jadi pribadi yang introvert.

Lha bagaimana mau membentuk sosok yang dapat diterima semua orang tetap diri sendiri malas, enggan bergaul atau bersosialisasi dengan pihak luar. Yang ada orang di luar pun tidak ingin berinteraksi dengan diri kita. Akhirnya acuh saja, masa bodo dengan diri kita.

Begitu pun Bandara Kertajati. Targetnya ingin menjadi bandara yang diminati penerbangan internasional namun malas mengajak dunia luar (baca: negara lain) masuk, ya itu cuma jadi ‘isapan jempol’ saja.

Bagaimana negara lain bersedia ‘menerbangkan’ maskapai pesawatnya ke Bandara Kertajati bila di sini menutup diri.

Bagaimana negara luar mengetahui produksi Indonesia jika tidak dipromosikan? Akhirnya barang produksi tersebut itu hanya barang dipajang saja.

Lalu pemerintah Indonesia berencara menggandeng investor asing untuk jadi mitra ‘menghidupkan’ Bandara Kertajati, ya sah-sah saja. Amat wajar.

Seperti tadi sudah dipaparkan analoginya. Ingin rumah kita ramai tetap pagar selalu dikunci. Maka rumah kita bakal terus sepi –ibarat kuburan.

Ini soal strategi bisnis. Supaya Bandara Kertajati tetap membawa kebaikan kalau aktif. Dari potensi ekonomi untuk masyarakat hingga pemasukan keuangan negara dari kunjungan wisatawan.

Bukan soal bicara ketidakmampuan pemerinta Indonesia menghidupkan Bandara Kertajati dengan menggaet investor asing atau negara luar untuk berkolaborasi.  

Hal ini lebih mengenai upaya memancing agar maskapai penerbangan asing dapat berdatangan ke Indonesia. Makanya perlu strategi bisnis yang jitu.

Apalagi Bandara Kertajati adalah infrastruktur baru, masih banyak negara asing belum mengenal akrab. Perlu cara agar Bandara Kertajati lebih ‘ngetop’ bagi negara asing. Meski dengan cara tidak populer.

Lalu harus dipahami dari tujuan mengajak investor negara asing bermitra, bukan menegaskan Indonesia akan kehilangan kendali terhadap Bandara Kertajati. Itu pikiran yang ‘ngaco’.

Asal diketahui saja, kekuasaan saham pemerintah Indonesia atas Bandara Kertajati sebanyak 83,88 persen (Pemprov Jawa Barat), 13,78 persen (PT Angkasa Pura II), 1,65 persen (Kopkar Praja), dan 0,69 persen (Jasa Sarana).

Dari data itu telah amat jelas kan bila Bandara Kertajati tetap milik Indonesia? Bukan dijual ke negara asing.

Negara asing itu hanya mitra bisnis. Bukan lantas jadi penguasa. Jadi tidak perlu khawatir Bandara Kertajati bakal berpindah tangan.

Dari ini semua sudah dapat dipahami kan kenapa pemerintah Indonesia ingin bermitra dengan investor asing mengelola Bandara Kertajati? Supaya jernih mencermatinya.



0
793
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan