muqfaAvatar border
TS
muqfa
Glimmer, Saat Cemas Berlebihan Memenuhi Hidup Seseorang


Ilustrasi glimmer. Sumber: Di sini



Penyakit mental merupakan masalah kesehatan yang sering dianggap tabu dan disembunyikan dalam masyarakat. Namun, penyakit mental merupakan masalah yang harus diakui dan ditangani dengan serius. Ada banyak jenis penyakit mental, termasuk glimmer dan trigger.

Glimmer merupakan penyakit mental yang ditandai dengan gejala-gejala seperti kecemasan yang berlebihan, depresi, dan gangguan tidur. Penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup. Gejala-gejala ini dapat muncul secara bertahap atau tiba-tiba.

Trigger merupakan suatu kejadian atau situasi yang dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala penyakit mental. Misalnya, seseorang yang mengalami stres berat di tempat kerja dapat mengalami trigger untuk kecemasan atau depresi. Beberapa orang mungkin memiliki trigger yang lebih sensitif dibandingkan orang lain, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh kejadian atau situasi yang stressor.

Penanganan penyakit mental seperti glimmer dan trigger sangat tergantung pada kondisi individual setiap orang. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit mental ini diantaranya adalah dengan terapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Selain itu, penting juga untuk memiliki dukungan dari keluarga dan teman-teman yang memahami kondisi seseorang.

Pencegahan penyakit mental juga merupakan hal yang penting. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit mental diantaranya adalah dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, mengelola stres dengan baik, dan memiliki aktivitas yang positif seperti olahraga dan hobi yang menyenangkan.

Penyakit mental merupakan masalah yang harus diakui dan ditangani dengan serius. Penanganan yang tepat dan dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu seseorang untuk mengelola dan mengatasi penyakit mental seperti glimmer dan trigger.

Pencetus konsep glimmer

Konsep glimmer merupakan bagian dari teori Polyvagal yang diciptakan oleh Stephen Porges, seorang ahli saraf perilaku dan profesor di Universitas Indiana. Teori Polyvagal ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 melalui buku yang ditulis oleh Porges dengan judul "The Polyvagal Theory: Neurophysiological Foundations of Emotions, Attachment, Communication, and Self-regulation".

Teori Polyvagal menjelaskan tentang cara kerja sistem saraf otonom dalam mengatur emosi, tingkah laku, dan adaptasi terhadap lingkungan. Teori ini menekankan peran penting dari sistem saraf otonom dalam mengatur respon tubuh terhadap stres dan menjaga kesehatan mental. Konsep glimmer merupakan bagian dari teori Polyvagal yang menjelaskan tentang bagaimana sistem saraf otonom dapat memengaruhi kecemasan dan depresi pada individu.

Stephen Porges telah terlibat dalam penelitian dan kajian tentang sistem saraf otonom selama bertahun-tahun, dan telah mempublikasikan banyak artikel dan buku tentang topik ini. Konsep glimmer merupakan salah satu contoh dari penemuan yang telah dibuatnya dalam bidang ini.

Tanda-tanda mengalami glimmer

Penyakit mental glimmer ditandai dengan gejala-gejala seperti kecemasan yang berlebihan, depresi, dan gangguan tidur. Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup. Beberapa kebiasaan yang mungkin terjadi pada seseorang yang mengalami glimmer diantaranya adalah:

1. Merasa cemas dan takut terhadap situasi-situasi yang sebenarnya tidak memiliki ancaman yang nyata.
2. Merasa tidak percaya diri dan tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang sebenarnya mudah.
3. Sering merasa sedih, tertekan, dan tidak memiliki minat dalam aktivitas yang biasanya menyenangkan.
4. Mengalami gangguan tidur seperti sulit tidur atau terbangun di tengah malam.
5. Menjadi mudah marah atau mudah tertekan.
6. Sering merasa tidak memiliki kontrol atas kehidupan sendiri.
7. Menjadi mudah terganggu oleh suara atau suasana yang tidak biasa.
8. Merasa tidak memiliki teman atau tidak merasa terhubung dengan orang lain.

Kebiasaan-kebiasaan ini tidak terjadi pada semua orang yang mengalami glimmer, dan gejala-gejala yang muncul bisa bervariasi pada setiap individu. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala-gejala yang terkait dengan glimmer, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental.


Referensi tulisan: verywellmind.com
kanggelandaftar
jazzy_indro
iblast867583
iblast867583 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
5K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan