Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
F-105 Thunderchief | Thunder In The Skies
Quote:


Semasa Perang Vietnam, pesawat F-105 Thunderchief memainkan peran penting dalam kampanye Amerika di negeri tersebut. Pesawat ini punya kemampuan unik, yakni bisa berperan sebagai fighter dan bomber. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengajak Agan mengenal F-105 mari kita simak sejarah singkat dari pesawat ini yang sudah dirangkum di bawah, selamat membaca emoticon-Cendol (S)




Sejarah Singkat


Ide untuk merancang F-105 muncul pada 1950-an, ketika Perang Korea masih berkecamuk. Berbeda dengan pesawat tempur Amerika lainnya yang biasanya dibuat berdasarkan permintaan dari USAF (Angkatan Udara AS), F-105 justru dibuat berdasarkan inisiatif sendiri oleh Republic Aviation. Waktu itu F-105 akan digunakan sebagai pengganti RF-84F Thunderflash, kode R disini untuk reconnaissance (pengintaian).

Tim desain yang dipimpin oleh Alexander Kartveli memeriksa sekitar 108 konfigurasi desain pesawat, sebelum akhirnya memilih AP-63FBX bermesin tunggal yang besar (Advanced Project 63 Fighter Bomber, Experimental), khususnya desain AP-63-31. Pesawat baru ini dimaksudkan terutama punya kemampuan supersonik, penetrasi ketinggian rendah untuk mengirimkan satu bom nuklir yang dibawa secara internal.

Pesawat juga dilengkapi dengan mesin besar, dan sayap yang relatif kecil agar tetap stabil di ketinggian rendah, dan lebih sedikit hambatan pada kecepatan supersonik. Atribut pesawat tradisional seperti kemampuan manuver menjadi pertimbangan kedua. Dan pada dasarnya setelah diproduksi nanti, pesawat ini memang tidak akan memiliki kemampuan manuver yang baik.

Setelah desain dipilih dan diserahkan kepada USAF, Republic Aviation diberi kontrak untuk membuat 199 pesawat pada September 1952. Namun, pada Maret 1953, USAF mengurangi pesanan menjadi 37 unit dan sembilan pesawat pengintai taktis. Sat Perang Korea berakhir, mock-up F-105 selesai pada bulan Oktober 1953, pesawat punya ukuran begitu besar. Sehingga mesin turbojet Allison J71 harus diganti dengsn Pratt & Whitney J75 yang lebih bertenaga.

Menjelang akhir tahun 1953, seluruh program dibatalkan oleh USAF karena sejumlah penundaan dan ketidakpastian terkait pesawat. Namun, pada 28 Juni 1954, USAF secara resmi memesan 15 F-105 (dua YF-105A, empat YF-105B, enam F-105B, dan tiga RF-105B) di bawah penunjukan program Sistem Senjata WS-306A.

Quote:


Purwarupa YF-105A kemudian pertama kali terbang pada 22 Oktober 1955, dengan YF-105A kedua menyusul pada 28 Januari 1956. Meskipun ditenagai oleh mesin J57-P-25 yang kurang kuat dengan kekuatan 67  kN  dari dorongan afterburning, prototype pertama berhasil mencapai kecepatan Mach 1,2 pada penerbangan perdananya. Sementara mesin J75 diharapkan menghasilkan 109 kN dengan afterburner.

Setelah penerbangan perdana, prototyoe YF-105A dan mesinnya didesain ulang karena belum sesuai spesifikasi yang diharapkan. Hasil desain ulang ini cukup memuaskan karena memungkinkan varian pesawat versi produksi F-105B mencapai kecepatan Mach 2,15. Pada bulan Maret 1956, USAF memesan 65 F-105B dan 17 RF-105B (versi pengintai).

Untuk menjalankan misi nuklir, sistem pengendali tembakan MA-8 , radar  AN/APG-31, dan pembidik senjata K-19 diintegrasikan ke pesawat. Untuk YF-105B pra-produksi pertama terbang pada 26 Mei 1956, sementara lima varian pesawat latih F-105C ditambahkan pada Juni 1956, sebelum dibatalkan pada tahun 1957. Varian pengintaian RF-105 juga dibatalkan pada Juli 1956. Produksi pertama F-105B kemudianditerima oleh Angkatan Udara AS pada 27 Mei 1957.

Quote:


Pada bulan Juni 1957, Republic Aviation sebagai produsen meminta agar F-105 diberi nama Thunderchief, melanjutkan urutan pesawat yang diberi nama Thunder: P-47 Thunderbolt, F-84 Thunderjet, dan F-84F Thunderstreak. USAF menyetujuinya lalu meresmikan nama itu sebulan kemudian.

Untuk memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS yang menginkan pesawat yang punya kemampuan serangan segala cuaca, pihak Republic lalu mengusulkan varian F-105D pada tahun 1957. Versi ini menampilkan hidung yang diperbesar untuk menampung sistem navigasi Doppler AN/APN-131 dan sistem pemboman AN/ASG-19 Thunderstick. AN/ASG-19 beroperasi dalam mode udara ke udara dan udara ke darat.

Di sisi lain kemampuan membawa senjata nuklir TX-43 juga ditambahkan pada pesawat F-105D. Pengembangan versi pengintaian RF-105 juga dimulai kembali, yang didasarkan pada F-105D. Model-D pertama melakukan penerbangan perdananya pada 9 Juni 1959. Rencananya 1.500 F-105D akan diproduksi, tetapi rencana tersebut dihentikan ketika Menteri Pertahanan Robert McNamara memutuskan untuk tidak melengkapi lebih dari tujuh sayap tempur dengan tipe tersebut.

Quote:


Pada November 1961, produksi F-105 dihentikan karena Angkatan Udara AS mengadopsi F-4 Phantom II seperti Angkatan Laut AS,  dan dalam jangka panjang juga membeli General Dynamics F-111 Aardvark dari program TFX. Total ada 143 Thunderchief terakhir yang dibuat, merupakan varian pesawat latih dua kursi F-105F.

Total sebanyak 833 F-105 diselesaikan sebelum produksi berakhir pada tahun 1964. Untuk melumpuhkan ancaman rudal permukaan ke udara (SAM) di atas Vietnam, puluhan F-105F kemudian dirubah menjadi pesawat anti radar "Wild Weasel", yang kemudian diberi kode F-105G.


Thunder In Vietnam


F-105 memainkan peran penting dalam awal kampanye AS di Vietnam, meski pada kenyataannya pesawat ini menjadi salah satu pesawat yang paling banyak ditembak jatuh. Total kerugian F-105 di Vietnam sekitar 40%, menunjukkan betapa bahayanya misi pesawat ini. Kerugian yang besar itu akibat pesawat lebih banyak digunakan untuk misi pengeboman pada ketinggian rendah, semasa misi di Vietnam, kemampuan membawa bom nuklir F-105 dihapus. Kemudian pesawat difokuskan untuk membawa bom konvensional. F-105 bisa membawa 16 bom konvensional seberat 340 kg saat misi di Vietnam.

Dari total 833 F-105 yang diproduksi, 395 hilang selama Perang Vietnam. Total 334 ditembak jatuh, sebagian besar oleh senjata anti pesawat, dan 17 oleh ditembak jatuh pesawat musuh. Serta 61 lainnya hilang karena kecelakaan. Semasa Perang Vietnam, banyak juga pilot F-105 yang gugur serta ditahan sebagai prisoner of war (POW).

Meski pesawat ini memiliki banyak masalah saat memasuki dinas seperti kemampuan manuver yang buruk serta kekurangan suku cadang di tahap awal produksi, tetapi para pilotnya tetap merasa senang dan terhormat bisa menerbangkan Thunderchief yang punya panggilan kesayangan "Thud" ini.

Quote:


Meski didera beberapa masalah, akan tetapi selama berdinas; Thud berhasil menembak jatuh dua MiG-17. Tepatnya pada 10 Maret 1967, Kapten Max C. Brestel yang bertugas di 354th Tactical Fighter Squadron yang merupakan bagian dari 355th Tactical Fighter Wing bermarkas di Takhli Royal Thai Air Force Base, menerbangkan F-105D-31-RE serial number 62-4284. Serta memiliki call sign"Kangaroo 03."

Pesawat tersebut berhasil menghancurkan target darat berupa pabrik baja Thai Nguyen Steel Mill, serta menembak jatuh dua MiG-17 Vietnam Utara. Merupakan double kill pertama di konflik tersebut. Pada 27 Oktober 1967 giliran Kapten Gene I. Basel, juga berasal dari 355th Tactical Fighter Wing serta memakai F-105 serial number 62-4284 yang sama berhasil menembak jatuh sebuah MiG-17 memakai kanon 20 mm. Menjadikan pesawat ini membukukan tiga kill di Vietnam.

Nahas, nasib buruk menimpa pesawat dengan tiga rekor kill di Vietnam tersebut. Sepulang dari Vietnam, F-105 serial number 62-4248 jatuh sekitar 6 km dari Clayton, Oklahoma, pada 12 Maret 1976. Pilotnya Kapten Larry L. Kline dari 465th Tactical Fighter Squadron yang bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara Hill meninggal dunia.


Story of Thud


Setiap pesawat militer USAF memiliki cerita unik, salah satunya adalah nama panggilan dari para teknisi serta pilotnya. Meski secara resmi memiliki nama Thunderchief, tetapi F-105 memiliki nama panggilan kesayangan Thud.Nama ini berasal dari karakter "Chief Thunderthud" dari serial televisi Howdy Dood.

Sejumlah julukan selain "Thud" adalah "Squat Bomber", "Lead Sled", dan "Hyper Hog" atau "Ultra Hog". Dua nama terakhir diambil dari pendahulu F-105, yakni Republic F-84 Thunderjet dan F-84F Thunderstreak, masing-masing dijuluki "Hog" dan "Super Hog".


Thud Last Flight


Setelah pulang dari Vietnam, seperti tradisi pesawat yang sudah berusia uzur di AS; F-105 dikirim ke unit ANG (Air National Guard) serta beberapa unit dikirim ke Air Force Reserve. Pada akhir 1970-an, Thunderchief yang sudah tua ini menjadi sulit dipertahankan, hal itu menyebabkan USAF memutuskan untuk pensiunkan F-105.

Versi peningkatan terbaru dari F-105, yakni F-105G yang bertugas bersama 128th Tactical Fighter Squadron yang ditempatkan di Georgia ANG (Air National Guard) pensiun pada 25 Mei 1983. Sementara penerbangan terakhir dari F-105D Thunderchief oleh Air Force Reserve dilakukan oleh 466th Tactical Fighter Squadron pada 25 Februari 1984. Berikut ini adalah beberapa varian dari F-105 Thunderchief yang pernah diusulkan untuk diproduksi dan yang berhasil diproduksi:

Quote:




Unik Pada Masanya


Selain keunikan punya kemampuan menjalankan dua peran sebagai pesawat tempur dan pesawat pembom, F-105 juga dikenal sebagai pesawat bermesin tunggal dengan ukuran yang besar pada masanya. Pesawat punya panjang 19,642 meter dengan lebar sayap 10,648 meter; dan tinggi keseluruhan 6,005 meter. Sementara total luas sayap adalah 385 35,8 meter persegi serta berat kosong mencapai 12 ton.

Punya bodi tambun tak lantas membuat pesawat tak bisa diajak ngebut, yang menarik hanya dengan satu mesin Pratt & Whitney J75-P-19W; pesawat bisa menembus kecepatan maksimal Mach 2,08 (2.208 kilometer per jam) pada ketinggian terbang 11.000 meter. Kecepatan ini cukup cepat untuk pesawat bermesin tunggal. Sementara saat terbang rendah di atas permukaan laut kecepatannya bisa tembus di Mach 1,09 (1.345 kilometer per jam).

Salah satu senjata andalan F-105 adalah satu meriam putar 20 mm M61A1 Vulcan dengan kapasitas 1.028 butir amunisi. Dan selama Perang Vietnam sukses merontokkan 24 unit MiG-17 memakai meriam Vulcan tersebut, 3 pesawat lainnya dirontokkan dengan rudal udara ke udara. Ada kejadian unik saat Perang Vietnam, satu pesawat F-105 tertembak senjata anti pesawat (SAM) pada mesin sebelah kanan. Akan tetapi pesawat masih bisa diterbangkan dengan selamat sampai pangkalan.

Quote:


F-105 memiliki ruang bom internal (internal bomb bay)dan dapat membawa bom, rudal atau tangki bahan bakar tambahan. Muatan bom maksimum terdiri dari 16 bom seberat 340 kilogram. Untuk serangan nuklir taktis, versi F-105D dapat membawa satu bom nuklir B57 atau tiga bom nuklir B61.

Selama Perang Vietnam kemampuan membawa bom nuklir dihapus, dan internal bomb bay dipakai sebagai wadah membawa bom konvensional atau tangki bahan bakar tambahan. Dan selama misi di Vietnam, F-105 lebih dikenal sebagai pesawat tempur pembom taktis dibandingkan pesawat tempur superioritas udara. Setelah pesawat terakhir pensiun pada 1984, total USAF masih menyisakan 90 unit yang kini jadi pajangan di berbagai museum di Amerika.



Quote:





Rererensi Tulisan: thisdayinaviation.com, sofrep.com& Tinker Air Force Base
Sumber Foto: sudah tertera
Diubah oleh si.matamalaikat 30-12-2022 10:14
anjaultras
jlamp
eyefirst2
eyefirst2 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan