Kantor Gubernur Papua yang akan diresmikan pada 30 Desember 2022. - Jubi/Dominggus Mampioper
Jayapura, Jubi – Wajah ibukota Provinsi Papua tak lepas dari peran dua tokoh ini, Big Man Lukas Enembe, Gubernur Provinsi Papua periode 2014-2023, dan mendiang Brigjen TNI AD (Purn) Acub Zainal, Gubernur Irian Jaya periode 1973-1975.
Menjelang akhir kepemimpinan Lukas Enembe sebagai orang nomor satu di Provinsi Papua, kantor Gubernur Irian Jaya peninggalan Gubernur Acub Zainal dirombak total. Maklum, bangunan berusia hampir 50 tahun itu harus dibongkar dan direnovasi menjadi bangunan bertingkat dan modern.

Walau memang mendapat protes maupun tantangan, tetapi pembongkaran kantor gubernur warisan Acub Zainal dinilai sudah tua dan berisiko hingga harus dibangun baru.

“Bagi saya apa yang dilakukan Gubernur Lukas Enembe wajar dan sesuatu yang berbeda karena kantor Gubernur Papua memiliki nilai sejarah sejak zaman Nederlands Nieuw Guinea, UNTEA, dan pemerintahan peralihan hingga pemerintahan Republik Indonesia di kantor Gubernur Papua sekarang,” kata Michael Menufandu, mantan Duta Besar RI untuk Kolombia, kepada jurnalis jubi.id di kediamannya di Dok V Atas, Kota Jayapura, Rabu (28/12/2022) siang.

Dia menambahkan, Gubernur Provinsi Irian Jaya, Acub Zainal, juga memimpin Papua selama dua tahun dan membangun kantor Gubernur Provinsi Irian Jaya, GOR APO, renovasi Stadion Mandala, serta menyiapkan para atlet untuk bersiap dalam menghadapi Pekan Olarhaga Nasional (PON).

Era kepemimpinan Enembe, hampir sebagian besar bekas bangunan Gubernur Provinsi Irian Jaya direnovasi dan membangun stadion baru. Gedung Olahraga (GOR) APO yang dibangun era Acub Zainal, langsung diubah total menjelang persiapan PON XX Papua 2021. GOR menjadi venue khusus untuk cabang olahraga tinju. Begitu pula dengan lapangan softball, lapangan Rugby, Kriket, semuanya di wilayah Doyo, Kabupaten Jayapura.

Gubernur Lukas Enembe membangun Stadion Lukas Enembe untuk pembukaan dan penutupan PON, termasuk Stadion Mandala dan Stadion Kaltapal di Merauke. Hampir sebagian fasilitas PON XX di Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke memakai APBD maupun APBN.

Mungkin yang berbeda adalah Gubernur Irian Jaya, Acub Zainal, mulai membangun permukiman perumahan pegawai Pemda Entrop dan selanjutnya Pemda Melati dan Cigombong Kotaraja.

Acub Zainal sendiri memimpin Provinsi Irian Jaya saat itu dengan masih terdapat sembilan kabupaten, yakni Jayapura, Merauke, Sorong, Paniai, Fakfak, Jayawijaya, Biak Numfor, Yapen Waropen, dan Manokwari.

Saat Lukas Enembe menjadi Gubernur Papua, wilayah Tanah Papua sudah dimekarkan menjadi Provinsi Papua dan Papua Barat. Provinsi Papua dengan 28 kabupaten dan satu kota, sedangkan Provinsi Papua Barat dengan 11 kabupaten dan satu kota.

Menjelang masa jabatan periode kedua Gubernur Lukas Enembe, akan dilaksanakan dengan peresmian kantor Gubernur Papua, kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), dan kantor KPU Provinsi Papua serta bangunan lainnya.

Terlepas dari pro dan kontra soal bangunan baru kantor Gubernur Provinsi Papua, boleh jadi menjadi simbol kebangkitan maupun tantangan ke depan bagi masa depan Papua. Mulai dari gebrakan Gubernur Irian Jaya, Acub Zainal, tanpa dukungan anggaran yang memadai termasuk belum ada dana Otsus dan UU Otsus.

Semua bisa berjalan dengan baik adanya, begitulah sepak terjang Big Man Lukas Enembe di tengah terpaan beragam masalah. Big Man Lukas Enembe tetap maju dengan gebrakan dan segala bentuk perubahan dan tantangan masa depan Tanah Papua.

Kini Tanah Papua sudah menjadi tiga provinsi di Provinsi Papua sedangkan di Papua Barat ada Provinsi Papua Barat Daya. (*)

https://jubi.id/provinsi-papua/2022/...n-acub-zainal/
Big Man... Mobilsasi masa bersenjata dari pegunungan buat membela Gubenur dan jaga rumahnya
Tapi dana korupsi PON mulai diendus KPK selain gratifikais...