ormarrAvatar border
TS
ormarr
Keberhasilan Tidak Bisa Di Capai Secara Instant
          Kuliah tempat dimana kita menjalani gaya hidup baru yang sangat jauh berbeda dengan apa yang pernah kita alami sebelum menjadi mahasiswa/i. Di dalamnya terdapat banyak pengalaman maupun pengetahuan yang dapat dipetik dan dijadikan pelajaran agar kita menjadi pribadi yang lebih baik bagi mereka yang mau mengambil manfaat darinya. Ada dua kategori mahasiwa bagaimana mereka menjalani kuliah. Pertama, mahasiwa yang menjalani kuliah karena semata mata demi selembar ijazah dan melakukan berbagai cara walaupun tidak baik dengan mengupah orang misalnya agar tugas akhirnya berupa skripsi, tesis maupun desirtasinya selesai. Bagi mereka yang menjalani kuliah seperti itu kuliah sangat membosankan dan menguras banyak tenaga dan pikiran. Kategori kedua mahasiswa/i yang menjadikan kuliah sebagai sarana menambah pengetahuan, memperluas pergaulan, menambah pengalaman, merubah pribadi menjadi lebih baik.

          Aku termasuk mahasiswa dalam kategori kedua yang menjadikan kuliah sebagai sarana peningkatan kualitas diri, memperbanyak pengetahuan, memperbanyak pengalaman dan memperluas tali silaturrahmi. Salah satu cara yang aku pilih dengan kuliah di dua kampus yang berbeda. Pertama perguruan tinggi negeri dan kedua perguruan tinggi swasta. Mendapatkan gelar Sarjana Agama dan Sarjana Pendidikan dalam jangka waktu yang sama selama 4 tahun bukanlah hal yang mudah. Bagaimana tidak?. Pagi sampai malam otakku terus berputar untuk kuliah duduk di perguruan tinggi swasta dan negeri. Tugas membuat makalah, proposal skripsi dan skripsi, bimbingan skripsi tidak pernah berhenti dari pagi sampai malam. Apabila di kampus swasta sudah selesai tugas yang serupa dari kampus negeri menunggu. Ujian Tengah Semester dan Akhir Semester di Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri dua hal yang selalu aku jalani setiap semesternya.

          Pagi sampai sore ujian di Perguruan Tinggi Negeri dan malam ujian lagi di Perguruan Tinggi Swasta. Terkadang teman-teman sampai bingung melihat pola hidupku seakan-akan bagaikan mesin yang tidak pernah berhenti bergerak.

"Mad, gak capek kuliah di sana sini pagi malam gitu?" tanya Abqari, teman sekamarku di asrama selama 4 tahun ketika kami masih mahasiswa.

"Capek sih ri, tapi udah biasa jadi capek juga gak kerasa lagi". Jawabku sambil merebahkan badan di kasur dalam asrama yang berisi 4 orang.

Jam 22.00 malam waktu dimana aku baru bisa merebahkan badan di asrama setelah kuliah di Perguruan Tinggi Negeri dari pagi sampai sore dan berlanjut ke Perguraun Tinggi Swasta hingga malam.

         Selama kuliah di Perguruan Tinggi Negeri aku mendapatkan beasiswa dengan syarat diwajibkan tinggal di asrama dalam lingkungan kampus selama 4 tahun, hafal al-Qur'an sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan ijazah, menulis skripsi hanya dibolehkan menggunakan bahasa asing yaitu bahasa inggris atau bahasa Arab dan memimpin kegiataan keagamaan di dalam lingkungan kampus. Abqari, Reza dan Ainul teman seasramaku selama 4 tahun selama kuliah. Setiap pagi kami berangkat ke kampus bersama dan pulang bersama karena kami memilih jurusan dan fakultas yang sama, yaitu Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Program Khusus Ulama (PKU). Ada Tiga hal yang membedakan aku dengan mereka. Pertama aku tidak mengikuti satupun Organisasi Mahasiswa karena tidak ada waktu untuk mengikuti berbagai kegiatan yang terdapat di dalamnya. Kedua, hanya aku dari sekian banyak teman-teman di kampus termasuk mereka yang mau kuliah di dua kampus yang berbeda di hari yang sama.

          Ketiga, aku sama sekali tidak tertarik dunia asmara walaupun pernah mengalaminya tetapi selalu berujung kegagalan. Di saat teman-teman menghilangkan mumetnya dari tugas-tugas kampus yang tidak pernah habis dengan nongkrong di kafe aku hanya bisa beralih ke tugas kampus lainnya karena harus selesai sebelum di tagih dosen. Oleh karena itu tanganku tidak pernah lepas dari buku bacaan, al-Qur'an dan laptop. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan sampai usiaku yang ke 30 sekarang. Buku bacaan sebagai sarana aku melakukan diskusi ketika ditugaskan mempresentasikan makalah. Al-Qur'an sebagai sarana aku menambah dan mengulang hafalan al-Qur'anku dan laptop sebagai sarana menyelesaikan tugas kampus, bermian game, nonton anime maupun film dan berkomunikasi dengan teman-teman dalam sosial media diamanpun dan kapanpun. 
Ini baru part 1nya yaa kawan kawan @yunie617@enjihalala25. Part 2nya nyambung besok insya allah. 



Spoiler for Seorang Pemuda Yang Tidak Pernah Berhenti Bangkit Dari Kegagalan dan Mewujudkan Impiannya:

Diubah oleh ormarr 03-01-2023 23:31
prabowov
rinandya
bukhorigan
bukhorigan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan