Kaskus

Entertainment

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Buat Apa Kuliah Jurusan Pendidikan?
Buat Apa Kuliah Jurusan Pendidikan?

Cangkeman.net - “Buat apasih kuliah jurusan pendidikan?"

"Loh jadi guru ya berarti kalau udah lulus?"

"Ga sayang apa kuliah 4 tahun tapi dapet gajinya kecil?"

"Woalah guru to,udah PNS apa masih honorer?"

"Sorry dek kamu ga cocok buat mas yang abdi negara."

Rasanya para calon guru sudah kenyang dengan basa-basi di atas. Mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang menyentil “profesi guru” sebagai pilihan pekerjaan. Katanya hanya sekadar basa-basi para tetangga julid berkedok menjalin kerukunan tetapi pada akhirnya memborbardir dengan pertanyaan seputar gaji dan nasib guru yang semestinya tidak perlu mereka khawatirkan. Mengkritiki berbagai tingkah polah sarjana pendidikan yang setiap harinya dianggap seru sebagai bahan ghibahan.

Kalau dipikir menjadi guru merupakan profesi yang menyenangkan. “Ngawur aja mbak! “ mungkin dari pembaca cangkeman juga sempat membatin atau bahkan nyangkem seperti itu. Yagapapa itu hak para pembaca tersayang, saya tidak mau melarang kalian buat nyangkem khawatir nanti dihujat secara massal ehehe. Toh dasarnya setiap manusia memang memiliki hak untuk berpendapat, mengutarakan uneg-uneg, ide atau bahkan persambatan. Dipersilahkan.

Banyak orang ketika mendengar kata guru akan mengkaitkannya dengan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru honorer. Membandingkan gaji keduanya yang tidak seimbang antara Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru honorer. Khususnya memandang pendapatan guru honorer yang tidak sepadan dengan beban tuntutan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Rasanya bekerja sebagai guru tidak hanya berfokus pada gaji namun juga merupakan bentuk dari panggilan hati. Sedikit mengesampingkan rasa kekhawatiran masalah gaji dan menggunakan nurani untuk akhirnya memilih profesi ini.

Menjadi guru tidak serta merta merana penuh lara teman-teman. Banyak cerita dan pengalaman positif yang patut untuk dijadikan pelajaran. Bukankah menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia? Membantu generasi bangsa menjadi orang-orang hebat di masa depan kelak. Sayangnya masih banyak orang yang berpikir panjang untuk memutuskan menjadi guru dengan berbagai alasan. Meski begitu buat pembaca cangkeman yang punya cita-cita menjadi guru jangan putus semangat ya! Karena banyak hal positif yang diperoleh ketika menjadi guru. Apa aja sih?

1. Punya teman dari berbagai generasi dong
Pertama yang diperoleh ketika memutuskan bekerja menjadi guru secara otomatis kita akan memiliki teman dari berbagai generasi. Kalangan guru terdiri dari berbagai rentang usia. Terkadang yang dulunya sekolah di tempat tersebut tidak sengaja dalam hitungan tahun menjadi guru di tempat yang sama. Guru yang sebelumnya mengajar dan mendidik kita waktu di bangku sekolah eh delalah jadi teman seprofesi. Banyak sekali cerita-cerita dari teman guru yang seperti itu. Tidak hanya itu, siswa pun juga bisa menjadi teman. Memposisikan diri seumuran siswa supaya sesi belajar di kelas tidak suram, membosankan, tegang, dan bahkan membuat siswa enggan untuk belajar. Guru juga bisa mendengarkan cerita dari berbagai murid yang terkadang nyeleneh dan menggelitik hati. Gimana ga awet muda? Begitulah guru, diberkahi teman dari segala kalangan.

2.Pekerjaannya ga bakal monoton
Siapa bilang jadi guru ngebosenin? Berangkat pagi, pulang sore, jam kerja panjang, jarang istirahat, sedikit waktu buat rebahan. SALAH BESAR . Dibanding pekerjaan lain, guru adalah profesi yang dinamis dengan berbagai pekerjaan yang beragam sehari-harinya. Tiap hari guru ga cuma ngajar siswa di kelas dengan topik-topik yang berbeda dan bertemu berbagai macam karakter siswa yang unik-unik. Guru juga punya aktivitas lain seperti rapat, menyusun rancangan pembelajaran, media belajar, ngoreksi jawaban siswa yang kadang ada aja jawaban ngawur yang bikin mesem tapi juga ngelus dada.

3. Dilatih musti sabar
“Kerja seorang guru tidak ubah seperti kerja seorang petani yang senantiasa membuang duri serta mencabut rumput yang tumbuh di cela-celah tanamannya”- Abu Hamid al Ghozali

Guru dituntut untuk siap menghadapi berbagai macam kharakter siswa. Tidak bisa dipungkiri kalau tetap ada saja siswa yang bandel kalau bahasa jawanya sering dibilang dablek e kebablasen. Belum lagi siswa memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda untuk memahami sebuah materi. Terkadang ada yang merasa gagal pada saat ulangan hingga mengeluh tidak bisa mengerjakan karena tidak paham. Percaya deh disaat seperti itu guru juga sedih banget ga cuma siswanya aja. Jadi ya emang kudu sabar. Inget lo, kalau sabar itu tidak boleh dibatasi hehe

4. Merasa dihargai dan dihormati
Jarang banget kan ada pekerjaan yang membuat kita harus selalu tampil di depan banyak orang. Ngomong berjam-jam tanpa ada yang berani menyela ataupun menginterupsi agar cepet berenti. Menjadi guru menuntut kita harus siap menjelaskan ke siswa tentang berbagai hal. Memilih pekerjaan ini rasa-rasanya memang sangat menyenangkan. Senang ketika nilai siswa sesuai harapan, tidak harus mengerjakan remidial, nilai bagus dengan predikat baik atau bahkan di atasnya. Rasanya usaha kita menerangkan materi jadi terbayar dan dihargai siswa. Guru juga sangat senang ketika bertemu siswanya di manapun, apalagi sampai disapa. Sekadar say hello dibumbui senyum ceria tanpa disadari juga menjadi penyemangat para guru disaat capek-capeknya.

5. Rejeki datang dari mana saja tanpa diduga
Jadi guru tidak harus di sekolah. Di manapun tempatnya ketika kita punya niat untuk membagi ilmu rasanya juga pantas disebut pengajar. Guru yang katanya memiliki gaji yang minim selalu memiliki cara untuk membuka jalan rejeki. Gampang saja. Di sela waktu mengajar guru sekolah juga bisa membuka jasa bimbingan belajar pada sore atau malam hari. Tentu itu juga jalan rejeki kan. Kalau main itung-itungan pendapatan dari mengajar les itu juga lumayan. Gampangannya saja kalau tiap anak tetangga yang mau les membayar 150 ribu per bulan kalau 10 anak sudah berapa uang yang dihasilkan dari cuma ngelesi ya kan? Apalagi sekarang jaman sudah serba canggih banyak guru yang juga memanfaatkan itu semua untuk menghasilkan uang sembari menebar ilmu untuk calon penerus bangsa di masa depan.

Menjadi guru merupakan panggilan hati dan sebuah pengabdian. Ketika banyak guru yang berdedikasi tentu akan menghasilkan generasi generasi emas yang membanggakan. Apapun profesi seseorang baiknya kita paham untuk tidak saling mengkriti. Arigato!

Tulisan ini ditulis oleh Sesiria Dwi Mustikasari di Cangkeman pada tanggal 3 November 2022.
iblast867583Avatar border
iblast867583 memberi reputasi
1
993
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan