albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Kisah Mahabarata : Melihat Sisi Spiritualitas Manusia Dengan Wajar Dan Manusiawi


Meskipun saya seorang muslim (literally karena warisan dari orang tua dan KTP saya begitu), ketika masih kecil, saya juga suka membaca dan menonton kisah kisah dari Mahabharata yang merupakan kisah indah dari India (Hindu). Kisah ini juga banyak diadopsi di Jawa dalam lakon pewayangan yang menjadi sangat populer di kalangan masyarakat luas, bahkan hingga ke luar Jawa.

Cerita tersebut mengandung banyak "hikmah tentang bagaimana kita harus melihat kehidupan dari perspektif yang berbeda". Kisah ini diciptakan oleh manusia sekitar 5000 tahun yang lalu.
Sebelum membahas lebih lanjut, disclaimer dulu bahwa apa yang bakal saya bahas dalam thread ini adalah cerita tentang pengalaman pribadi seseorang sebagai tambahan perspektif spiritual dari berbagai sisi.

Dalam Epik Mahabharata, yang saya anggap lebih menarik daripada cerita apa yang tertulis dalam kitab suci. Dalam kitab suci, kisah-kisah itu tidak mencoba mendidik orang melalui diskusi, tetapi lebih kepada doktrin dan ancaman. Cerita - cerita tentang Tuhan yang selalu menuntut pengabdian penuh dari manusia atau menghadapi murka Tuhan. Tidak boleh ada kompromi dalam pengabdian.

Kisahnya cuma kaum ini tidak nurut kepada Tuhan maka di hancurkan, kaum itu tidak nurut maka dihancurkan. Kaum anu tidak nurut maka dihancurkan sehancur hancurnya. Tidak terasa ada dialektika yg membangun sikap kritis yang mengasah kecerdasan dan hati nurani. Yang ada hanya tuntutan pada ketaatan mutlak kepada siapa?
Meskipun kita diwajibkan percaya itu sebagai kebenaran mutlak, tetapi kita juga tidak tahu apakah kisah kisah itu benar benar terjadi atau tidak. Tidak pernah jelas menyebutkan dimana kejadiannya? Kapan terjadinya? Apa peninggalannya? Dan apakah ada catatan sejarah yg lain dari daerah sekitarnya? Semuanya terlalu melebar dan tidak jelas.

Kita selalu dituntut ketaatan tanpa batas kepada Tuhan tetapi karena Tuhan nya tidak pernah kelihatan, Ya akhirnya hanya ketaatan mutlak kepada sesama manusia yg ngomong terus sebagai wakil Tuhan. Mungkin itu juga yg mengakibatkan kita mudah di manipulasi.

Saya merasakan Mahabharata mewakili kehidupan yang lebih manusiawi dari kisah kisah dalam kitab suci (yang kemungkinan besar juga diciptakan oleh manusia).

Dalam Mahabharata, orang baik kadang kadang bisa melakukan hal buruk, sementara orang jahat terkadang bisa juga melakukan hal hal yang lebih baik. Itu sisi yang manusiawi dan semua manusia memang akan melakukan hal semacam itu.

Semuanya relatif, dan setiap saat kita harus mengukur setiap hal dalam konteks saat itu untuk tujuan apa?
Kita harus menilai apakah perbuatan orang yang kita anggap baik masih terus untuk kebaikan? Atau, dia sudah mulai mejeleweng untuk kepentingan dirinya sendiri? Kita selalu digugah agar tetap bersikap kritis terhadap siapapun.

Kita tidak boleh terjebak dengan figur tertentu untuk menilai baik atau buruk nya sebuah tindakan.

Dari dialog dan diskusi para pelakunya; Krisna, Arjuna, Bima, Bhisma, Pandu, Suyudana dan berbagai tokoh yg lain, kita dirangsang untuk terus berfikir dan menentukan sikap. Saya percaya itu mewakili kehidupan nyata "sebagaimana adanya sebagai manusia biasa" dan tidak mencoba untuk mengidealkan segalanya.Dalam kisah kisah itu, tidak ada manusia yang sempurna selamanya!.

Well agan dan sista, berbagai kisah spiritual selalu menarik untuk dibahas. Ada sisi yang selalu memberi insight baru pada kita. Ambil sisi positifnya, kritik sisi buruknya. Keep calm and peace!!

Sumber :

Ulasan pribadi diolah dari tulisan Mustafa Baaba (spiritualis) dan referensi dari wikipedia

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mahabharata
the.samurai
nowbitool
penikmatbucin
penikmatbucin dan 14 lainnya memberi reputasi
13
4.7K
159
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan