Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kemenkes Permudah Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri Berpraktik di Indonesia
Kemenkes Permudah Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri Berpraktik di Indonesia
Kamis, 15 Desember 2022 16:13

Kemenkes Permudah Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri Berpraktik di Indonesia Menkes raker dengan komisi IX DPR. ©2022 Liputan6.com/Angga Yuniar
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan memberikan kesempatan bagi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang memiliki kompetensi untuk berkontribusi terhadap pelayanan kesehatan secara langsung tanpa menunggu kuota di institusi pendidikan. Kesempatan ini diberikan melalui program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, program tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat masa adaptasi bagi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri. Selain itu, program ini mendukung pemenuhan dokter spesialisasi di rumah sakit yang membutuhkan.
Kemenkes Permudah Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri Berpraktik di Indonesia
"Program ini untuk membuka jalan bagi dokter spesialis lulusan luar negeri untuk berbakti di Indonesia, dengan tanpa mengurangi kompetensi dan kualitas para dokter," kata Budi Gunadi Sadikin, dikutip Kamis (15/12).
Sejak dibuka awal tahun sampai November 2022, ada sekitar 35 orang pemohon program adaptasi dokter spesialis yang berasal dari delapan negara asal pendidikan yakni Filipina, Jepang, Jerman, Malaysia, Nepal, Rusia, Tiongkok, dan Ukraina.
Seluruhnya berasal dari sembilan spesialisasi yaitu spesialis anak, obgyn, penyakit dalam, bedah, anestesi, dermatologi venerologi, bedah plastik, orthopaedi, dan mata.
"Alhamdulillah sudah ada 3 orang dari spesialis orthopedi dan traumatologi sudah lulus uji kompetensi, dan bisa dilanjutkan untuk melakukan adaptasi sesuai wilayah penempatan," kata Budi.
Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady menyambut positif kebijakan Kemenkes lewat program 'Indonesia Memanggil Dokter Spesialis' itu.
"Langkah pemerintah sudah tepat, mengingat persoalan kualitas kesehatan nasional sangat bergantung pada jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang tersedia," kata John.
John mengakui bahwa sistem kesehatan nasional hingga kini masih kekurangan tenaga dokter, khususnya dokter yang bergelar spesialis.
Dalam banyak hal, lanjutnya, sistem kesehatan nasional secara perlahan-lahan harus berbenah, sehingga dapat melewati masa sulit seperti pada masa pandemi Covid-19.
Di sisi lain, problem nyata di lapangan seperti rasio ranjang, jumlah dokter dan dokter spesialis masih membutuhkan perhatian khusus seiring bertumbuhnya populasi.
"Kami berterima kasih program Indonesia Memanggil Dokter Spesialis berhasil memulangkan beberapa dokter spesialis untuk memperkuat sistem kesehatan nasional," ucap John.
Ia menilai strategi pemerintah itupun secara perlahan-lahan akan mentransformasi sistem kesehatan nasional. Sehingga tidak lagi ada cerita berbondongnya masyrakat berobat ke luar negeri untuk mencari layanan spesialis yang mumpuni.
Saat ini, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setiap tahun devisa yang hilang akibat banyaknya masyarakat berobat ke luar negeri bisa mencapai Rp110 triliun.
"Ini mencerminkan bukan layanan kesehatan nasional yang buruk, melainkan belum memenuhi seluruh kebutuhan pasien di dalam negeri. Dan, sangat mungkin sebabnya ketersediaan dokter spesialis yang terbatas," kata John.
John menjelaskan bahwa program adaptasi dokter spesialis tamatan luar negeri yang digulirkan pemerintah harus berkesinambungan. Cara lainnya, agar kebutuhan dokter spesialis teratasi secara jangka pendek, yakni membuka perizinan praktik bagi dokter spesialis dari luar yang bisa memberikan banyak manfaat.
"Setidaknya sebagai jump start saja, dan melakukan transfer pengetahuan, selebihnya harus ditempuh solusi jangka panjang seperti dilakukan ekosistem kesehatan yang dimiliki Lippo Group," kata dia.
Sebagai pelaku industri kesehatan sejak mendirikan SILO pada 1992, Lippo Group secara serius menggarap ekosistem kesehatan dari hulu ke hilir.
"Kami sejak semula memikirkan rencana jangka panjang mengembangkan industri kesehatan nasional dengan pendirian rumah sakit yang dibarengi juga dengan keberadaan Fakultas Kedokteran UPH. Hal ini berhasil meningkatkan produksi dokter dan dokter spesialis yang diberikan beasiswa, serta mereka bisa berkarir jangka panjang di SILO," kata John.
John mengaku tidak melebihkan keberhasilan SILO yang kini memiliki jaringan 40 rumah sakit di 27 provinsi. SILO merupakan rumah sakit pertama yang bekerja sama dengan ‘Gleneagle Hospital Singapore’ dan mendapatkan akreditasi Joint Comission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar layanan kesehatan berkelas internasional.
Dalam pandangan John, persoalan krisis dokter spesialis harus menjadi tanggung jawab bersama, melibatkan pemerintah, swasta, bahkan jaringan RS BUMN yang kini telah menjadi Holding di bawah Pertamedika.
"Terutama juga menggenjot lagi dunia pendidikan agar bisa memberikan lebih banyak dokter, dokter spesialis, dan tenaga kesehatan. Indonesia masih membutuhkan kehadiran mereka agar tak ada lagi devisa terbuang, serta menjamin kualitas SDM negeri ini," kata John. [tin]


https://www.merdeka.com/peristiwa/ke...indonesia.html

muhamad.hanif.2Avatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan muhamad.hanif.2 memberi reputasi
2
1.1K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan