masagsa24Avatar border
TS
masagsa24
MARI BUDAYAKAN MALAS MENCUCI
Demikian bunyi salah satu spanduk yang saya baca di tepi jalan. Tulisannya besar dan kalimatnya pun membuat penasaran. Setelah saya baca lanjutannya baru mengerti ternyata itu adalah iklan sebuah usaha cuci baju.

"Mari budayakan malas mencuci. Karena sudah ada laundry yang akan mengerjakannya!"

Memang betul kalau waktu kita terbatas dan banyak pekerjaan yang mendesak, apa yang bisa dikerjakan oleh orang lain serahkan saja kepada mereka. Tak hanya mencuci, malas memasak juga perlu dibudayakan. Karena sekarang sudah banyak warung makan yang siap mengantar makanan ke rumah kita.

Bahkan berbelanja di supermarket saat ini sudah bisa diwakili oleh orang lain. Kita tinggal pilih supermarket yang mana, barang apa saja yang ingin dibeli, nanti mereka yang membelikan barang-barang itu dan mengantarkan hingga ke depan pintu rumah.

Inilah yang disebut mendelegasikan. Untuk hal-hal yang memang bisa diwakilkan, tak apa-apa melakukan hal tersebut sehingga kita punya banyak waktu luang untuk pekerjaan yang lebih penting.

Agama juga mengatur beberapa syariat yang bisa didelegasikan kepada orang lain. Misalnya dalam hal menyalurkan zakat kepada mustahik, boleh dikerjakan langsung oleh kita sendiri atau boleh pula didelegasikan kepada amil atau lembaga bazis, biar mereka yang melakukannya.

Contoh lain dalam hal melakukan haji bagi orang yang sudah meninggal dunia, juga didelegasikan kepada orang lain yang disebut haji badal. Ini semua hanya contoh bahwa tidak semua hal harus kita kerjakan sendiri.

Tetapi ingat, tidak semua hal pula harus didelegasikan pada orang lain. Karena ada hal-hal yang memang mau tidak mau hanya kita saja yang bisa melakukannya. Contohnya membaca buku.

Malas mencuci itu bukan masalah, masih ada laundry. Malas memasak juga bukan musibah, masih ada warung makan. Malas membaca itulah bencana sebenarnya. Karena proses menjadi pintar itu harus dijalani sendiri, gak bisa diwakilin sama orang lain.

Seorang ulama bernama Al-Imam Umar bin Segaf Assegaf mengatakan sebagaimana dinukil dalam kitab Fawaid Mukhtaroh,

لا مطر الا بواسطة سحاب، ولا علم الا بواسطة كتاب، ولا ولاية الا بواسطةمحراب

"Tak ada hujan kecuali dengan perantara awan, tak ada ilmu kecuali dengan perantara buku, dan tak ada kewalian kecuali dengan perantara banyaknya ibadah."

Jadi selama proses menjadi pintar itu tidak bisa didelegasikan kepada orang lain, kita juga tidak boleh membudayakan malas membaca.
anton2019827Avatar border
anton2019827 memberi reputasi
1
225
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan