- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]


TS
Assfikri
12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]
Quote:
Mungkin sebagian besar agan-agan belum mengetahui bahwa indonesia pernah terjadi bencana yang cukup dahsyat sebelum Tsunami yang pernah menimpa Aceh,pada tanggal 12 Desember 1992 pernah bencana yang cukup dahsyat Gempa dan Tsunami tepatnya di Nusa Tenggara Timur(NTT) Kejadian Tsunami Flores pada tahun 1992 menyimpan sejuta duka yang mendalam karena kebrutalan. Sebuah malapetaka yang pada waktu itu masih tak sepopular zaman sekarang,saya mengangkat berita ini,karena berita ini kurang diangkat ke permukaan oleh media ataupun pemerintah padahal bencana ini adalah salah satu bencana yang cukup menyedihkan untuk saudara-saudara kita yang ada di NTT
Quote:
Baca Di Sini
12 Desember 1992 Flores,Indonesia
Setidaknya 2.500 orang tewas atau hilang di wilayah Flores, termasuk 1.490 di Maumere dan 700 Pulau Babi. Lebih dari 500 orang terluka dan 90.000 orang kehilangan tempat tinggal. Sembilan belas orang tewas dan 130 rumah hancur di Kalaotoa. Kerusakan parah, dengan sekitar 90 persen bangunan hancur di Maumere oleh gempa dan tsunami, 50 sampai 80 persen dari struktur di Flores rusak atau hancur. Kerusakan juga terjadi pada Sumba dan Alor. Tsunami di Flores berlari daratan sebanyak 300 meter dengan ketinggian gelombang 25 meter. Tanah longsor dan retakan tanah yang dilaporkan di beberapa lokasi di pulau. Merasa di Larantuka, Flores, Waingapu, Sumba, dan Ujung Pandang, Sulawesi,Kupang, Timor.Serta listrik di wilayah umum dan pelabuhan Maumere ditutup.rumah sakit Maumere itu benar-benar hancur, dan pasien dirawat di tenda. Kerusakan juga terjadi pada Sumba dan Alor .
Quote:
Penyebab
Adanya gempa akibat patahan dengan hipocenter gempa di wilayah Barat Laut 35Km kota Maumere tersebut membangkitkan gelombang air laut raksasa,atau yang kita kenal sebagai Tsunami. Tsunami tersebut menempuh jarak 300m sebelum mencapai pesisir pantai utara Flores,dengan tinggi gelombang mencapai 29 m. Gelombang laut raksasa tesebut menyapu bersih wilayah yang dilaluinya,khususnya daratan pantai utara maumere dan sekitarnya.Pada kampung wuring,yang terletak sekitar 3 m arah Barat Daya kota Maumere,tinggi gelombang yang mencapai daratan ± 2.9 m di atas MSL;padahal tinggi daerah tersebut(ground height) hanya 1.8- 2.1 mdi atas MSL,sehingga air dari gelombang Tsunami tersebut menggenangi seluruh kampung tersebut.Kecepatan gelombang tersebut diperkirakan = 2.7-3.6 m/s.Kebanyakan rumah hancur berantakan,namun ada beberapa yang masih tersisa,yakni di daerah Barat daya,sehingga hal ini mengindikasikan sapuan gelombang air tersebut dari Barat Laut.Kira-kira ada 1.400 orang yang tersapu gelombang tersebut,dan 87 di antaranya wafat dalam hempasan gelombang tersebut.tinggi runup tersebut meningkat di sepanjang pesisir pantai Wuring dari epicenter,yang bervariasi dari 2-5.2 m,dengan puncaknya di kampung Kolisia,yang merupakan salah satu lokasi yang juga mengalami subsidence/amblasan maksimum.Kerusakan parah akibat Tsunami juga terjadi di Pulau Babi,sebuah pulau yang berlokasi ± 40 Km arah Timur Laut dari Kota Maumere.Pulau babi merupakan sebuah pulau yang berbentuk lingkaran dengan diameter 2.5Km,yang dikelilingi oleh terumbu karang dan terdapat sebuah gunung di tengah pulau tersebut dengan elevasi 351m.Di Pulau ini,hanya terdapat satu tanah datar saja yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berdomisili/perkampungan,yakni di wilayah pesisir pantai selatan pulau ini,yang berhadapan langsung dengan pulau Flores,± 5 Km di arah selatan. Hanya ada 2 kampung saja di pulau ini,yakni perkampungan masyarakat muslim di wilayah barat dan perkampungan kristen di wilayah Timur. Populasi penduduk pulau ini sebesar 1.093 jiwa,di mana ±700 jiwa menjadi korban Tsunami. Maksimum runup di pulau ini terukur di wilayah pesisir timur,dengan ketinggian 5.6m. Menurut para saksi mata,Tsunami mencapai pulau tersebut 3 menit setelah terjadinya gempa.Beberapa saksi juga mengatakan,Gelombang tersebut datang dari arah selatan,yakni dari Pulau Flores tentunya.Kerusakan di Pulau Babi cukuplah lumayan.Berdasarkan survey lapangan pasca bencana,sempat terjadi jiga Liquifaksi.Selain itu,kerusakan akibat Tsunami juga terbilang parah,di wilayah kampung Nebe,sebuah kampung di Pulau Flores yang berhadapan dengan pulau Babi.Area yang berpenduduk terletak di tengah2 kebun kelapa sawit. Ketinggian tanah di daerah ini dari 1.7 – 2.6 m,sedangkan tinggi Tsunami yang terukur adalah 4.0-4.6 m. Banyak rumah yang retak dan hanya beberapa yang rusak parah.Mengenai korban jiwa,Tsunami hanya menelan 2 korban jiwa dari total penduduk kampung 150 jiwa.Hal ini dikarenakan adanya kebun kelapa sawit yang melindungi kampung Nebe ini,yang mampu mengurangi energi tsunami.Tsunami juga menghantam kampung Riang-Kroko,yang berlokasi di Tanjung Watupayung(cape of watupajung).Kampung ini berada di ujung pulau Florres bagian Timur laut.Daerah Pantainya menghadap ke Barat.Tinggi Maksimum Tsunami yang menyapu wilayah kampung ini mencapai 26.2 m di atas MSL. Pada daerah pemukiman penduduk,elevasinya =3.6 m. Di kampung ini,tercatat ada 69 KK(kepala keluarga) dengan penduduk sebanyak 406 jiwa dengan jumlah rumah +200 rumah.Setelah disapu gelombang Tsunami,tak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang tersisa.Tercatat,137 jiwa yang meninggal.Tingginya gelombang Tsunami yang begitu extreme di daerah ini menunjukkan bahwa ini juga dikarenakan adanya kontribusi dari Landslide/longsoran disekitar wilayah Riang-kroko tersebut.
Quote:
Kesaksian Para Saksi
Laut sebening kaca. Pantai berpasir putih. Ikan warna-warni berseliweran di antara terumbu karang. Namun, bagi warga Pulau Babi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, keindahan itu hanya masa lalu. Sudah 10 tahun ini mereka meninggalkan pulau permai yang mengapung di Laut Flores itu.
Jumali (42) hanya delapan bulan mengecap kebersamaan dengan Wasa’a, istrinya yang saat itu mengandung enam bulan. Gempa dan tsunami yang melanda Pulau Babi pada 12 Desember 1992 telah merenggut kebersamaan pengantin baru itu. ”Sejak hari itu saya tak pernah melihat istri saya,” kata Jumali, warga Pulau Babi.
Tsunami yang melanda sekitar pukul 14.00 WITA menewaskan 263 orang atau seperempat penduduk Pulau Babi yang berjumlah sekitar 1.000 orang. Pulau Babi merupakan pulau kecil yang berdiameter sekitar 2,5 kilometer dan berjarak 5 kilometer di utara Flores.
Adapun di seluruh Kabupaten Sikka, korban tewas diperkirakan 2.100 jiwa.
Petaka tsunami itu bermula dari gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang tiba-tiba mengguncang. ”Guncangannya kuat sekali,” kisah Jumali, yang saat kejadian tengah mencari nener, anakan bandeng, di tepi Pantai Tanjung Darat, Pulau Flores.
Begitu gempa mengguncang, air laut surut sekitar 100 meter dari bibir pantai. Sepuluh menit kemudian tsunami datang.
Begitu gempa, saya bersama teman-teman lari ke gunung, kurang lebih 300 meter dari pantai,” katanya. Jumali pun melihat gelombang laut menghajar Pulau Babi. ”Saat itu juga langsung lemas karena saya pikir kampung kami pasti tenggelam,” kata Jumali.
Di Pulau Babi, tsunami dirasakan seperti kiamat. ”Begitu air laut naik, saya mencoba lari. Tetapi, tahu-tahu, saya sudah dihanyutkan air hingga tersangkut di puncak pohon kelapa,” kata Iradat (27), warga Pulau Babi.
Saat kejadian itu, Iradat masih duduk di kelas III sekolah dasar. Dia kehilangan tiga anggota keluarga, yakni Bute (bibi), Fitri (adik), dan Sunanti (kakak). ”Kejadiannya seperti mimpi, serba singkat dan tiba-tiba semuanya sudah habis,” ujarnya.
Nurdin Buton, warga lainnya, juga mengalami nasib serupa. Nurdin tersapu tsunami ketika hendak mengambil Base, kakaknya, dan Bongko, istrinya yang sedang hamil tiga bulan.
Nurdin sempat membawa Johora, mamanya yang lumpuh, menuju masjid. Namun, saat hendak mengambil kakak dan istrinya, tsunami sudah menerjang. Bahkan masjid yang dijadikan tempat pengungsian itu roboh disapu gelombang.
Nurdin pingsan saat tsunami menghanyutkannya. Dia baru sadar ketika air laut sudah surut dan dirinya tersangkut di bukit. Mayat bergelimpangan, sebagian terperosok ke dalam rekahan tanah. Di rekahan itulah mayat kemudian dikubur massal.
Pada hari-hari itu, warga Pulau Babi yang selamat harus berjuang sendiri. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sikka dan TNI baru tiba di pulau itu tiga hari kemudian. Saat itu pula semua warga selamat langsung diungsikan ke Desa Nebe dan Nangahale.
Saat ini, pengungsi dari Pulau Babi itu mendiami tanah milik Keuskupan Agung Ende seluas 10 hektar yang kemudian dihibahkan kepada pemerintah. Permukiman baru itu diresmikan istri Presiden RI saat itu, Tien Soeharto, tahun 1993.
”Pulau Babi sekarang tidak ditinggali, hanya ada beberapa gubuk untuk singgah warga yang ingin menengok kebun atau ternak,” kata Jais, Kepala Desa Nangahale. Warga yang dicekam trauma mendalam tak berani kembali menetap di Pulau Babi.
Namun, kehidupan di Nangahale ternyata tidak mudah. Kampung itu menjadi salah satu kantong kemiskinan di Sikka. Selain nelayan kecil, kebanyakan warga bekerja sebagai kuli di kota dan membuat garam dengan merebus air laut. Bahkan, hingga kini masih banyak yang belum dapat kepastian status tanah yang ditinggali di Nangahale
Quote:
Porak-poranda
Spoiler for :
![12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]](https://s.kaskus.id/images/2012/12/11/2060962_20121211113813.jpg)
Spoiler for :
![12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]](https://s.kaskus.id/images/2012/12/11/2060962_20121211113956.jpg)
Spoiler for :
![12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]](https://s.kaskus.id/images/2012/12/11/2060962_20121211114144.jpg)
Spoiler for :
![12 Desember 1992 Gempa & Tsunami di NTT [WAJIB BACA]](https://s.kaskus.id/images/2012/12/11/2060962_20121211114249.jpg)


kakekane.cell memberi reputasi
1
17.7K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan