Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade di Helsinki, Finlandia di tahun 1952, namun baru pada Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan tonggak sejarah baru benar-benar ditancapkan dengan diraihnya medali pertama bagi tanah air. Medali perak tersebut diraih oleh Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani pada cabang panahan. Kesuksesan tiga srikandi ini tidak lepas dari keberhasilan sang pelatih yaitu Donald Pandiangan.
Robin Hood Tano Batak
Quote:

Pria kelahiran Sidikalang 12 Desember 1945 merantau ke Jakarta setelah SMP. Anak kesepuluh dari sebelas bersaudara ini tinggal bersama kakaknya yang menjadi pendeta. Donald lulus dari SMA Taman Madya dan keinginan belajarnya sangat kuat namun terbentur masalah biaya, sehingga cita-citanya meneruskan kuliah di fakultas teknik otomatis terhenti.
Donald kemudian bekerja sebagai staf urusan humas pada Perum Angkasa Pura. Di tempat inilah, melalui klub karyawan Panahpura, ia mulai mengenal olah raga panahan pada 1971. Tak dinyana, prestasinya berdatangan, menjadi juara Sea Games sebanyak empat kali, setelah sebelumnya memecahkan rekor atas nama pelatihnya, Suhartomo pada PON VIII di Jakarta pada 1973. Segudang medali pun diraihnya, sebut saja, Kejuaraan Panahan Negara Bagian New York, di Green (1978), Kejuaraan Panahan Singapore Air Force Sport Association, Singapura (1978), Kejuaraan Panahan Asia Pertama, di Calcutta, India (1980).
Pengalaman paling berkesan bagi Donald adalah ketika mengungguli pemanah kaliber dunia dari Jepang, Takayosi Matsushita pada 1980. "Tidak pernah saya bayangkan saya bisa mengalahkannya," tutur Donald. Donald kemudian dijuluki Robin Hood dari Tano Batak saat menancapkan panah di ujung ekor panah lainnya.
Gagal ke Moskow
Quote:
Setelah banyak menjuarai kejuaraan nasional dan internasional, ambisi Donald adalah medali emas pada Olimpiade Moskow 1980. Sayangnya, dia gagal berangkat ke Rusia karena Indonesia Indonesia menjadi salah satu negara yang memboikot olimpiade lantaran invasi Negeri Beruang Merah ke Afganistan.
Harapannya pupus ketika itu. Bagaimana tidak, tekadnya mengharumkan nama bangsa harus hancur lebur gara-gara urusan politik. Geram dan marah ada pada diri pria Batak ini, dia pun sempat menghilang. Untunglah Donald mau kembali ke olahraga yang dicintainya di tahun 1988 sebagai pelatih tim panahan putri. Indonesia berhasil mengharumkan namanya dengan memperoleh medali perak pertama.
Keberhasilan Indonesia meraih medali pertama setelah 36 tahun ikut Olimpiade itu kemudian diflimkan oleh sutradara Iman Brotoseno lewat ‘3 Srikandi’ (2016). Dalam film tersebut, Donald diperankan oleh Reza Rahardian, yang berpenampilan brewok dengan suara logat Batak yang menggelegar. Donald Pandiangan meninggal dalam usia 63 tahun setelah dirawat sejak 17 Agustus 2008 di RS Cikini Jakarta akibat serangan stroke. Dia meninggalkan seorang istri dan empat orang anak, dan lima orang cucu.
Sepeninggalan Donald, sejumlah keturunannya tetap berkiprah memajukan dunia panah Indonesia.
Akankah prestasi Indonesia terulang? Akankah lahir Robin Hood baru di Indonesia?
Donald adalah contoh atlet tidak pantang menyerah dan memulai karir atlet tidak harus di Usia belia
sumur