- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Terjadi Lagi, Pangkalan Udara Khalino Milik Rusia Terbakar Akibat Serangan Drone
TS
si.matamalaikat
Terjadi Lagi, Pangkalan Udara Khalino Milik Rusia Terbakar Akibat Serangan Drone
Quote:
Pada 5 Desember lalu dilaporkan jika pangkalan udara di wilayah Saratov dan Ryazan diserang memakai drone, dua pangkalan ini menjadi sarang bagi pesawat pembom Rusia. Dilaporkan jika dua pesawat Tu-95MS dan satu pesawat Tu-22M3 Backfire mengalami kerusakan. Dan tak berselang lama, sehari kemudian pada 6 Desember 2022 pangkalan udara di wilayah Kursk dilaporkan terbakar akibat serangan drone.
Mengutip artikel TheDrive.com, pihak berwenang Rusia menyalahkan Ukraina atas kebakaran yang terjadi Selasa pagi di pangkalan udara Rusia di wilayah Kursk, sekitar 100 km dari perbatasan Ukraina. Sementara itu, Ukraina masih enggan berkomentar terkait tuduhan tersebut.
Insiden itu hanya terjadi sehari setelah ledakan mengguncang dua pangkalan udara Rusia lainnya yang lebih jauh, Engels dan Dyagilevo. Moskow mengatakan insiden itu melibatkan penggunaan jenis drone era Soviet, hampir pasti merujuk pada Tu-141 dan Tu-143 bertenaga jet, di mana awalnya drone dibuat untuk melakukan misi pengintaian.
Gubernur daerah Kursk Oblast, Roman Starovoy, melalui Telegram mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Udara Khalino pada hari Selasa lalu telah memicu kebakaran. Serangan mungkin telah mengenai depot penyimpanan bahan bakar di pangkalan udara tersebut. Ia menambahkan, petugas pemadam kebakaran kemudian dikirim untuk memadamkan api. Beberapa video yang diposting ke media sosial menunjukkan api berkobar ke langit, asap hitam pekat juga menandakan bahwa ada kebakaran bahan bakar.
Pangkalan Udara Khalino adalah fasilitas Angkatan Udara Rusia yang telah memainkan peran penting dalam perang di Ukraina. Lapangan udara ini biasanya menjadi rumah bagi Resimen Penerbangan Tempur Pengawal ke-14 dengan dua skadron jet tempur Su-30SM Flanker-H. Resimen memiliki kekuatan 24 jet tempur, dalam insiden Selasa pagi tidak dilaporkan adanya kerusakan jet tempur di pangkalan udara tersebut.
Sementara itu, ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa serangan drone lainnya telah menargetkan depot bahan bakar di Lesnoye, di wilayah Bryansk. Dalam serangan ini, drone dilaporkan gagal mencapai target. Lokasi ini bahkan lebih dekat dengan Ukraina, hanya sekitar 50 km dari perbatasan terdekat.
Moskow menyalahkan Ukraina atas ledakan pada hari Senin (5 Desember 2022) di Pangkalan Udara Engels dan Dyagilevo dan, sementara Ukraina masih bungkam atas tuduhan yang dilontarkan Rusia tersebut. Sementara seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa, Kyiv berada di balik serangan itu. Beberapa jam setelah ledakan di pangkalan udara Engels dan Dyagilevo, Rusia meluncurkan rentetan rudal jelajah terbarunya terhadap sasaran di Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa, serangan pesawat tak berawak mungkin telah diatur waktunya untuk mengganggu operasi ini.
Sejak Putin melakukan invasi ke Ukraina pada Februari lalu, beberapa pangkalan udara di Rusia telah jadi sasaran serangan oleh Ukraina. Menyadari jika jet tempur yang dimiliki kalah jumlah dari Rusia, maka Ukraina mulai menyerang beberapa pangkalan udara yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan kedua negara. Ukraina memakai rudal balistik jarak pendek hingga drone, yang merupakan warisan Soviet.
Di awal konflik, ada laporan bahwa Ukraina telah menargetkan Pangkalan Udara Millerovo yang berjarak 30 km dari perbatasan Ukraina, serangan ini diduga menggunakan rudal balistik jarak pendek Tochka (SS-21 Scarab). Serangan paling dramatis seperti itu juga menargetkan Pangkalan Udara Saki di Krimea pada 9 Agustus 2022, di mana ledakan menyebabkan setidaknya 10 jet rusak parah atau hancur.
Masih di Krimea di bulan Agustus, laporan Rusia mengaitkan kepulan asap di atas Pangkalan Udara Gvardeyskoe dengan tindakan Ukraina, meskipun citra satelit yang tersedia tampaknya tidak menunjukkan kerusakan yang serius di sana.
Sementara itu ada satu serangan sabotase di lapangan terbang Rusia, tepatnya di Pangkalan Udara Ostrov di wilayah Pskov. Pangkalan udara itu tampaknya disusupi oleh agen/pasukan khusus Ukraina yang meledakkan bahan peledak yang ditempatkan di helikopter yang berada di sana.
Sementara serangan paling jauh terhadap pangkalan udara Rusia terjadi di Engels dan Dyagilevo, laporan Rusia menyebutkan jika Ukraina menggunakan drone pengintai Tu-141 yang dimodifikasi untuk serangan tersebut. Tetapi serangan terhadap Pangkalan Udara Khalino di Kursk bisa saja menggunakan drone jenis lain atau bahkan dengan cara lain.
Pangkalan udara adalah fasilitas sangat penting untuk perang udara Rusia, baik untuk meluncurkan serangan rudal jelajah atau mengirim kekuatan udara taktis; guna mendukung pasukan Rusia dalam upaya merebut kendali udara.
Sejauh menyangkut misi ofensif, rudal jelajah yang diluncurkan dari udara menjadi lebih penting, karena Rusia telah menghabiskan stok senjata standoff yang diluncurkan dari darat dan laut. Bahkan rudal jelajah nuklir yang telah dimodifikasi tampaknya sudah mulai digunakan, meski hanya sebagai umpan.
Di sisi lain, kemampuan nyata Ukraina untuk menyerang pangkalan udara Rusia bahkan yang berjarak jauh sekali pun, sekali lagi menunjukkan kurang mampunya pertahanan udara Rusia untuk melindungi instalasi utama ini, yang sebenarnya memiliki nila strategis dalam perang di Ukraina.
Dan kini tampaknya militer Rusia mungkin menyadari risiko kesulitan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan ini. Di Dyagilevo, misalnya, dinding pelindung untuk melindungi dari pecahan peluru dan ledakan baru-baru ini dibangun di sepanjang jalur penerbangan, ditmbah oleh dinding dari ban khusus. Perkembangan serupa terlihat di pangkalan udara Rusia di Khmeimin , di Suriah, setelah pangkalan itu menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak pada 5 Januari 2018.
Sementara itu juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan pihaknya akan memindahkan pesawat pembom dan jet tempur yang berbasis di dekat Ukraina ke pangkalan udara lain yang lebih jauh. Lebih lanjut, Rusia akan mengidentifikasi dan menjatuhkan sanksi berat pada perwira Rusia yang dianggap bertanggung jawab karena kebakaran di tiga pangkalan udara Rusia.
Selain memindahkan pembom dan kemungkinan juga pesawat lain, Peskov mengatakan jika Rusia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan perlindungan di fasilitas militernya yang kritis. Sementara itu serangan dua hari berturut-turut terhadap 3 pangkalan udara Rusia, menunjukkan jika mereka kurang persiapan dalam melawan ancaman seperti drone.
Meski drone yang menuju Pangkalan Udara Dyagilevo sudah ditembak jatuh, tetapi serpihan drone tersebut kemudian menghantam truk tangki berisi bahan bakar dan menyebabkan ledakan. Selain itu keputusan Rusia untuk menempatkan pesawat pembom dan jet tempur di pangakalan aju (pangkalan untuk mendukung operasi udara) juga masih menjadi hal yang membingungkan; terutama penempatan pesawat pembom.
Lazimnya pesawat pembom tak perlu berada di pangkalan aju, pasalnya pesawat sedari lahir didesain punya jangkauan terbang yang jauh. Jika pesawat kehabisan bahan bakar sebelum sampai wilayah pengeboman, pesawat bisa mengisi ulang bahan bakar dengan dukungan pesawat tanker. Tetapi hal itu tidak dilakukan Rusia. Dan kini mereka harus membayar mahal tindakan sembrononya dengan kehilangan 3 pesawat pembom yang sejatinya akan digunakan menyerang target penting di Ukraina.
Referensi Tulisan: TheDrive.com& New York Times &
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Mengutip artikel TheDrive.com, pihak berwenang Rusia menyalahkan Ukraina atas kebakaran yang terjadi Selasa pagi di pangkalan udara Rusia di wilayah Kursk, sekitar 100 km dari perbatasan Ukraina. Sementara itu, Ukraina masih enggan berkomentar terkait tuduhan tersebut.
Insiden itu hanya terjadi sehari setelah ledakan mengguncang dua pangkalan udara Rusia lainnya yang lebih jauh, Engels dan Dyagilevo. Moskow mengatakan insiden itu melibatkan penggunaan jenis drone era Soviet, hampir pasti merujuk pada Tu-141 dan Tu-143 bertenaga jet, di mana awalnya drone dibuat untuk melakukan misi pengintaian.
Gubernur daerah Kursk Oblast, Roman Starovoy, melalui Telegram mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Udara Khalino pada hari Selasa lalu telah memicu kebakaran. Serangan mungkin telah mengenai depot penyimpanan bahan bakar di pangkalan udara tersebut. Ia menambahkan, petugas pemadam kebakaran kemudian dikirim untuk memadamkan api. Beberapa video yang diposting ke media sosial menunjukkan api berkobar ke langit, asap hitam pekat juga menandakan bahwa ada kebakaran bahan bakar.
Quote:
Pangkalan Udara Khalino adalah fasilitas Angkatan Udara Rusia yang telah memainkan peran penting dalam perang di Ukraina. Lapangan udara ini biasanya menjadi rumah bagi Resimen Penerbangan Tempur Pengawal ke-14 dengan dua skadron jet tempur Su-30SM Flanker-H. Resimen memiliki kekuatan 24 jet tempur, dalam insiden Selasa pagi tidak dilaporkan adanya kerusakan jet tempur di pangkalan udara tersebut.
Sementara itu, ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa serangan drone lainnya telah menargetkan depot bahan bakar di Lesnoye, di wilayah Bryansk. Dalam serangan ini, drone dilaporkan gagal mencapai target. Lokasi ini bahkan lebih dekat dengan Ukraina, hanya sekitar 50 km dari perbatasan terdekat.
Moskow menyalahkan Ukraina atas ledakan pada hari Senin (5 Desember 2022) di Pangkalan Udara Engels dan Dyagilevo dan, sementara Ukraina masih bungkam atas tuduhan yang dilontarkan Rusia tersebut. Sementara seorang pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa, Kyiv berada di balik serangan itu. Beberapa jam setelah ledakan di pangkalan udara Engels dan Dyagilevo, Rusia meluncurkan rentetan rudal jelajah terbarunya terhadap sasaran di Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa, serangan pesawat tak berawak mungkin telah diatur waktunya untuk mengganggu operasi ini.
Pangkalan Udara Rusia Telah Menjadi Sasaran Sejak Awal Invasi
Sejak Putin melakukan invasi ke Ukraina pada Februari lalu, beberapa pangkalan udara di Rusia telah jadi sasaran serangan oleh Ukraina. Menyadari jika jet tempur yang dimiliki kalah jumlah dari Rusia, maka Ukraina mulai menyerang beberapa pangkalan udara yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan kedua negara. Ukraina memakai rudal balistik jarak pendek hingga drone, yang merupakan warisan Soviet.
Di awal konflik, ada laporan bahwa Ukraina telah menargetkan Pangkalan Udara Millerovo yang berjarak 30 km dari perbatasan Ukraina, serangan ini diduga menggunakan rudal balistik jarak pendek Tochka (SS-21 Scarab). Serangan paling dramatis seperti itu juga menargetkan Pangkalan Udara Saki di Krimea pada 9 Agustus 2022, di mana ledakan menyebabkan setidaknya 10 jet rusak parah atau hancur.
Masih di Krimea di bulan Agustus, laporan Rusia mengaitkan kepulan asap di atas Pangkalan Udara Gvardeyskoe dengan tindakan Ukraina, meskipun citra satelit yang tersedia tampaknya tidak menunjukkan kerusakan yang serius di sana.
Sementara itu ada satu serangan sabotase di lapangan terbang Rusia, tepatnya di Pangkalan Udara Ostrov di wilayah Pskov. Pangkalan udara itu tampaknya disusupi oleh agen/pasukan khusus Ukraina yang meledakkan bahan peledak yang ditempatkan di helikopter yang berada di sana.
Sementara serangan paling jauh terhadap pangkalan udara Rusia terjadi di Engels dan Dyagilevo, laporan Rusia menyebutkan jika Ukraina menggunakan drone pengintai Tu-141 yang dimodifikasi untuk serangan tersebut. Tetapi serangan terhadap Pangkalan Udara Khalino di Kursk bisa saja menggunakan drone jenis lain atau bahkan dengan cara lain.
Quote:
Pangkalan udara adalah fasilitas sangat penting untuk perang udara Rusia, baik untuk meluncurkan serangan rudal jelajah atau mengirim kekuatan udara taktis; guna mendukung pasukan Rusia dalam upaya merebut kendali udara.
Sejauh menyangkut misi ofensif, rudal jelajah yang diluncurkan dari udara menjadi lebih penting, karena Rusia telah menghabiskan stok senjata standoff yang diluncurkan dari darat dan laut. Bahkan rudal jelajah nuklir yang telah dimodifikasi tampaknya sudah mulai digunakan, meski hanya sebagai umpan.
Di sisi lain, kemampuan nyata Ukraina untuk menyerang pangkalan udara Rusia bahkan yang berjarak jauh sekali pun, sekali lagi menunjukkan kurang mampunya pertahanan udara Rusia untuk melindungi instalasi utama ini, yang sebenarnya memiliki nila strategis dalam perang di Ukraina.
Dan kini tampaknya militer Rusia mungkin menyadari risiko kesulitan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan ini. Di Dyagilevo, misalnya, dinding pelindung untuk melindungi dari pecahan peluru dan ledakan baru-baru ini dibangun di sepanjang jalur penerbangan, ditmbah oleh dinding dari ban khusus. Perkembangan serupa terlihat di pangkalan udara Rusia di Khmeimin , di Suriah, setelah pangkalan itu menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak pada 5 Januari 2018.
Quote:
Sementara itu juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan pihaknya akan memindahkan pesawat pembom dan jet tempur yang berbasis di dekat Ukraina ke pangkalan udara lain yang lebih jauh. Lebih lanjut, Rusia akan mengidentifikasi dan menjatuhkan sanksi berat pada perwira Rusia yang dianggap bertanggung jawab karena kebakaran di tiga pangkalan udara Rusia.
Selain memindahkan pembom dan kemungkinan juga pesawat lain, Peskov mengatakan jika Rusia akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan perlindungan di fasilitas militernya yang kritis. Sementara itu serangan dua hari berturut-turut terhadap 3 pangkalan udara Rusia, menunjukkan jika mereka kurang persiapan dalam melawan ancaman seperti drone.
Meski drone yang menuju Pangkalan Udara Dyagilevo sudah ditembak jatuh, tetapi serpihan drone tersebut kemudian menghantam truk tangki berisi bahan bakar dan menyebabkan ledakan. Selain itu keputusan Rusia untuk menempatkan pesawat pembom dan jet tempur di pangakalan aju (pangkalan untuk mendukung operasi udara) juga masih menjadi hal yang membingungkan; terutama penempatan pesawat pembom.
Lazimnya pesawat pembom tak perlu berada di pangkalan aju, pasalnya pesawat sedari lahir didesain punya jangkauan terbang yang jauh. Jika pesawat kehabisan bahan bakar sebelum sampai wilayah pengeboman, pesawat bisa mengisi ulang bahan bakar dengan dukungan pesawat tanker. Tetapi hal itu tidak dilakukan Rusia. Dan kini mereka harus membayar mahal tindakan sembrononya dengan kehilangan 3 pesawat pembom yang sejatinya akan digunakan menyerang target penting di Ukraina.
Quote:
Referensi Tulisan: TheDrive.com& New York Times &
Sumber Foto: sudah tertera di atas
mynameisant dan 18 lainnya memberi reputasi
19
6.4K
45
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan