- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
STB di Yogyakarta Langka, Warga Ada yang Borong sampai 50 Buah
TS
pungcray
STB di Yogyakarta Langka, Warga Ada yang Borong sampai 50 Buah
KOMPAS.com - Siaran TV analog di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi dimatikan pada tanggal 2 Desember pukul 24.00.
Setelah dimatikan, warga Yogyakarta memburu Set Top Box (STB) untuk menangkap sinyal siaran TV digital.
Seperti yang dilakukan warga Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Herkun, setelah siaran TV analog dimatikan pada tanggal 3 Desember, dia langsung mencari STB agar tetap bisa menonton TV.
"Beli tanggal 3 Desember dan antri banyak," ujar dia, Senin (5/12/2022).
Dia mendapatkan STB dengan harga Rp 280.000, harga STB menurut dia tergantung merek STB.
"Saya dapat Rp 280.000 kalau merek lain ada yang Rp 300.000," kata dia.
Dia menambahkan, saat antre, ada warga yang membeli STB hingga puluhan buah.
Dia menduga warga yang membeli STB puluhan buah akan dijual kembali mengingat saat ini masih sulit mencari STB di Yogyakarta.
"Ada satu orang perempuan beli STB 50 biji," kata dia.
Herkun menyayangkan adanya warga yang justru membeli dengan jumlah banyak sedangkan masih banyak warga yang belum mendapatkan STB.
Salah satu pembeli, David, harus mencari STB hingga belasan kilometer dari rumahnya di daerah Kalasan Sleman, hingga Wirobrajan Kota Yogyakarta.
Namun, dirinya kehabisan STB.
"Saya dari Kalasan cari STB sudah dua toko tapi habis semua," kata dia.
Ia menyampaikan, harga STB kali ini mengalami kenaikan, beberapa waktu lalu dia sempat membelikan STB untuk orangtuanya dengan harga Rp 275.000, tetapi saat ini harga STB sudah naik di kisaran Rp 300.000 hingga Rp 375.000.
"Harga tergantung merek dari Rp 300.000 sampai Rp 375.000. Dulu pernah beli untuk orangtua Rp 275.000, mungkin karena banyak yang cari jadi naik harganya," ujar dia.
Warga lainnya Syahrudin asal Bantul juga menyampaikan hal yang sama.
Sudah dua toko antena ia datangi dan kehabisan STB, kondisi ini membuatnya puasa untuk nonton TV terlebih dahulu hingga mendapatkan STB.
"Sudah 2 lokasi kosong kami nunggu saja, puasa nonton TV padahal ini pas Piala Dunia juga," kata dia.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2...sampai-50-buah
Sungguh sangat tanggung. Musim Piala Dunia masih berlangsung tapi sudah dimatikan
Di satu sisi tanggung banget waktunya dan kasihan orang-orang di kampung. Di sisi lain kalau gak dipaksa, gak bakal jalan program pemerintah.
Ane lihat di masyarakat itu yang kalang kabut gak kebagian STB generasi kelahiran 50an sampai 2000an. Ibu-ibu kalang kabut gak bisa nonton kompetisi dangdut, sedangkan bapak-bapak, om om dan masmas kalang kabut gak bisa nonton Piala Dunia.
ABG & Bocil Generasi kelahiran 2005 ke atas pada santai. Mereka lebih minat game & esport daripada olahraga real. Pertanda industri bola secara global bakal bahaya nih.
jiresh dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.5K
74
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan