
Quote:
Beli Motor Listrik Tahun Depan Dapat Subsidi Rp 6,5 Juta
Selasa, 29 November 2022 21:37
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana memberikan subsidi penjualan mobil dan sepeda motor listrik mulai tahun depan agar harganya lebih terjangkau. Hal itu dilakukan sebagai upaya mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah sedang menyelesaikan skema subsidi untuk mendorong penjualan kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut dia, pemerintah berencana menyubsidi sekitar Rp 6,5 juta untuk setiap pembelian sepeda motor listrik, sementara skema subsidi serupa sedang dipertimbangkan untuk mobil listrik.
Namun, Luhut belum memberikan rincian untuk subsidi mobil listrik. "Kalau mau tukar motor (bensin-Red) ke listrik tahun depan, ya nanti dapat subsidi," ujarnya, dalam forum perbankan, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/11).
Indonesia memiliki target setidaknya 1,2 juta adopsi sepeda motor listrik dan 35.000 adopsi mobil listrik pada 2024.
Asosiasi industri menyatakan, permintaan mobil listrik (EV) tumbuh, tetapi volume penjualan masih sangat kecil dibandingkan dengan mobil bermesin bensin di Indonesia, karena harga mobil listrik yang lebih mahal.
Indonesia ingin mengembangkan industri EV dan baterainya sendiri di dalam negeri, setelah melarang ekspor bijih nikel untuk memastikan pasokan bagi investor dalam pemrosesan sejak 2020.
Indonesia pun sudah memberikan pemotongan pajak untuk penjualan EV dan mobil hybrid sejak 2019.
Adapun, Indonesia sedang membangun pabrik lithium refinery dan fasilitas produksi bahan anoda untuk melengkapi industri bahan baterai berbasis nikel, dengan bertujuan untuk menjadikan sebagai pusat pembuatan kendaraan listrik.
Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyatakan, investor saat ini sedang membangun pabrik lithium hidroksida dengan kapasitas 60.000 ton di jantung industri nikel di Morowali.
Selain itu, pabrik material anoda dengan kapasitas 80.000 ton akan mulai dibangun pada bulan Januari
"Kedua bahan tersebut dibutuhkan untuk membuat baterai EV. Kita sedang membangun ekosistem, jadi kita tidak hanya memproduksi komponen berbasis nikel dan kobalt saja,” jelasnya, Selasa (29/11).
Menurut dia, Indonesia sudah mulai memproduksi suku cadang baterai EV yang diekstraksi dari nikel, tetapi bahan lain juga dibutuhkan untuk memproduksi baterai EV.
Indonesia saat ini belum memiliki tambang litium sendiri. Ia pun tidak merinci bagaimana sumber bijih litium untuk pabrik tersebut. (Reuters/Kontan.co.id
Selasa, 29 November 2022 21:37
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana memberikan subsidi penjualan mobil dan sepeda motor listrik mulai tahun depan agar harganya lebih terjangkau. Hal itu dilakukan sebagai upaya mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah sedang menyelesaikan skema subsidi untuk mendorong penjualan kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut dia, pemerintah berencana menyubsidi sekitar Rp 6,5 juta untuk setiap pembelian sepeda motor listrik, sementara skema subsidi serupa sedang dipertimbangkan untuk mobil listrik.
Namun, Luhut belum memberikan rincian untuk subsidi mobil listrik. "Kalau mau tukar motor (bensin-Red) ke listrik tahun depan, ya nanti dapat subsidi," ujarnya, dalam forum perbankan, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/11).
Indonesia memiliki target setidaknya 1,2 juta adopsi sepeda motor listrik dan 35.000 adopsi mobil listrik pada 2024.
Asosiasi industri menyatakan, permintaan mobil listrik (EV) tumbuh, tetapi volume penjualan masih sangat kecil dibandingkan dengan mobil bermesin bensin di Indonesia, karena harga mobil listrik yang lebih mahal.
Indonesia ingin mengembangkan industri EV dan baterainya sendiri di dalam negeri, setelah melarang ekspor bijih nikel untuk memastikan pasokan bagi investor dalam pemrosesan sejak 2020.
Indonesia pun sudah memberikan pemotongan pajak untuk penjualan EV dan mobil hybrid sejak 2019.
Adapun, Indonesia sedang membangun pabrik lithium refinery dan fasilitas produksi bahan anoda untuk melengkapi industri bahan baterai berbasis nikel, dengan bertujuan untuk menjadikan sebagai pusat pembuatan kendaraan listrik.
Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyatakan, investor saat ini sedang membangun pabrik lithium hidroksida dengan kapasitas 60.000 ton di jantung industri nikel di Morowali.
Selain itu, pabrik material anoda dengan kapasitas 80.000 ton akan mulai dibangun pada bulan Januari
"Kedua bahan tersebut dibutuhkan untuk membuat baterai EV. Kita sedang membangun ekosistem, jadi kita tidak hanya memproduksi komponen berbasis nikel dan kobalt saja,” jelasnya, Selasa (29/11).
Menurut dia, Indonesia sudah mulai memproduksi suku cadang baterai EV yang diekstraksi dari nikel, tetapi bahan lain juga dibutuhkan untuk memproduksi baterai EV.
Indonesia saat ini belum memiliki tambang litium sendiri. Ia pun tidak merinci bagaimana sumber bijih litium untuk pabrik tersebut. (Reuters/Kontan.co.id
Kalau beneran jadi, menarik nih.
Harga motor listrik antara 5 juta sampai 20 juta. Kena subsidi, harganya pasti bersaing dibanding motor biasa.