- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tipu-tipu Investasi Aisyah


TS
ibukfatimah
Tipu-tipu Investasi Aisyah
Tipu-tipu Investasi Aisyah
Sebanyak 330 korban tertipu investasi bodong ala Aisyah. Dia menjerat korban dengan rentang umur 18 hingga 29 tahun dengan total kerugian mencapai Rp 2,1 miliar.
Senin, 28 November 2022

Akhir Agustus 2022, Dewi Ariani terkejut bukan main. Kedua anaknya, Maryam dan Lulu—bukan nama sebenarnya—mengaku utang mereka berlipat ganda hingga menjadi Rp 26 juta di aplikasi pinjaman online (pinjol).
Tagihan Maryam Rp 6.128.342, sedangkan Lulu Rp 20.518.146. Kakak adik itu terlilit utang imbas diiming-imingi keuntungan tiap kali membantu Aisyah.
Awal mula sengkarut utang ini bermula pada Oktober 2021. Lulu, yang sedang bekerja di salah satu coffee shop di bilangan Kota Bogor, Jawa Barat, kedatangan teman SMP-nya bersama Aisyah.
Temannya menjelaskan kepada Lulu, belakangan ini mendapatkan keuntungan berkat membantu usaha Aisyah. Aisyah pun menjelaskan lini bisnisnya. Ia menjual aneka macam barang di marketplace, seperti sepatu, hijab, handphone beserta aksesorinya, hingga berbagai macam barang elektronik lainnya.
Aisyah (berbaju biru), tersangka penipuan berkedok investasi bodong yang bikin ratusan mahasiswa di Bogor terlilit pinjol, Jumat (18/11/2022).
Foto : M Sholihin/detikcom
Demi menaikkanratingtoko, Aisyah, yang saat itu mengaku bekerja di salah satu bank swasta, meminta korbannya ‘berinvestasi’ dengan cara membeli barang jualannya. Tiap kali melakukan transaksi di tokonya, para korban dijanjikan akan mendapatkan komisi 10 persen.
Pokoknya si Aisyah asal aja order barang, misalnya disuruh beli 10 casing handphone, yang sampai hanya satu, itu biasanya juga tempat pengirimannya dikirim malah ke rumahnya sendiri.”
Lulu, yang ketika itu takjub melihat dandanan Aisyah yang necis, merasa tergiur. Aisyah bilang ia bisa membeli mobil, gawai keluaran terbaru, hingga rumah berkat usahanya ini. Lulu pun sepakat membantu usaha Aisyah. Namun, masalahnya, ia tak memiliki cukup uang.
“Kalau ngandelin kerja di bank, aku kurang. Bisnis online ini sampinganku. Soalnya, penghasilan jadi karyawan bank tuh kurang,” kata Aisyah saat itu seperti dituturkan ulang Lulu kepada reporter detikX.
Akhirnya Aisyah menyarankan Lulu melakukan pinjaman online. Kesepakatannya, setiap bulan Aisyah akan membayar tagihan utang Lulu. Awalnya Lulu sempat ragu. Namun Aisyah meyakinkan perempuan usia 20 tahun itu. Sebab, dulu dia sempat bekerja di perusahaan pinjol tersebut.
“Nggak mungkinlah aku macem-macem, kan dulu aku sempat kerja di situ (pinjol),” klaim Aisyah kepada Lulu.
Gadis lulusan SMA itu akhirnya sepakat membantu Aisyah. Aisyah akhirnya membantu mengakali mengisi formulir pengajuan dana pinjol. Sebab, dulu Lulu pernah berniat meminjam di pinjol, tapi ditolak karena tidak memenuhi syarat kriteria kreditur. Permohonan pinjaman Lulu sebesar Rp 5 juta dikonfirmasi. Dari situ ia mendapatkan komisi 10 persen, yakni Rp 500 ribu.
“Lumayan buat nambah-nambahin uang jajan,” kata Lulu.
Pada hari yang sama, Aisyah juga meminta Lulu membeli casing ponsel dari tokonya di marketplace menggunakan metode pay later. Dari beberapa pesanan, hanya satu yang dikirimkan ke rumah Lulu, yaitu casing gadget.
“Pokoknya si Aisyah asal aja order barang, misalnya disuruh beli 10 casing handphone, yang sampai hanya satu, itu biasanya juga tempat pengirimannya dikirim malah ke rumahnya sendiri,” ujar Lulu.
Satu bulan pertama, angsuran pinjol lancar dibayarkan oleh Aisyah. Setiap mengangsur pun Aisyah melebihkan Rp 50 ribu untuk komisi Lulu. Dari situ Lulu berinisiatif mengenalkan kakaknya, Maryam. Maryam, yang saat itu sedang menganggur, sepakat mengikuti jejak adiknya dengan skema yang sama.
Seiring berjalannya waktu, nilai nominal utang Lulu dan Maryam membengkak. Penyebabnya, meski salah satu angsuran utangnya dibayari Aisyah, perempuan berusia 29 tahun ini terus-terusan meminta kakak adik tersebut melakukan pinjaman ke aplikasi pinjol yang lain. Bahkan, saat itu, Aisyah meminta keduanya meminjam ke tiga aplikasi pinjol berbeda.
Dampaknya, denda per hari terus bertambah karena pelunasan utang melebihi tanggal jatuh tempo. Hingga Juni 2022, saban hari gawai Lulu dan Maryam terus berdering. Tak ada satu hari pun mereka lalui tanpa teror dari debt collector, buntut kredit macet.
Beberapa kali kakak adik ini mengkonfrontasi Aisyah secara langsung. Namun tak terlihat ada iktikad baik dari Aisyah. Sedangkan utang mereka terus menggunung. Akhirnya Lulu dan Maryam memberanikan diri bercerita kepada Ibu mereka, Dewi Ariani.
Seiring berjalannya waktu, Dewi mengumpulkan para korban jerat tipu daya Aisyah. Saat itu terkumpul 18 korban. Akhir Agustus 2022, mereka menyambangi rumah Aisyah dengan didampingi oleh ketua RT sebagai mediator. Mediasi berjalan a lot lantaran Aisyah malah mengamuk.
“Kamu jangan suuzan, jangan ngancurin usaha orang. Kalau mau berhenti usaha sama saya, jangan ngajak-ngajak yang lain,” teriak Aisyah kepada Lulu.
Dari situ akhirnya dibuatlah perjanjian bertanda tangan di atas meterai antara para korban dan Aisyah. Isinya, Aisyah bakal melunasi semua utang dengan tempo waktu maksimal 30 hari, yakni 29 September 2022.
Nyatanya, pertemuan para korban dan Aisyah pada September lalu berujung nihil. Aisyah tak membayarkan sepeser pun utang yang dijanjikannya. Akhirnya para korban sepakat membuat laporan polisi pada 5 Oktober 2022 di Polresta Bogor Kota dengan nomor teregister LP/B/1122/X/2022/SPKT/POLRESTA BOGOR KOTA/POLDA JAWA BARAT.
Malah Buntung dan Diteror Penagih Utang
Pertemuan di rumah Aisyah itu juga dihadiri oleh Theo—bukan nama sebenarnya. Melalui Lulu, rekan kerjanya di kedai kopi, Theo mengenal Aisyah. Theo tertarik ikutan ‘investasi bodong’ ala Aisyah. Dia mesti mencari tambahan uang. Sebab, saat itu Ayah Theo terbaring sakit akibat stroke.
Theo akhirnya mulai mengikuti investasi bodong Aisyah semenjak Januari 2022. Mulanya ia disuruh membeli ratusan aksesori gawai, seperti tempered glass dan casing handphonedi toko daring milik Aisyah. Total transaksi saat itu sebesar Rp 5 juta menggunakan pay later.
Setelah pinjaman Theo di pinjol cair, sama halnya dengan Lulu dan Maryam, Aisyah memberikan komisi 10 persen kepada Theo. Bulan depannya, pada Februari dan Maret 2022, Aisyah mengajukan pinjaman uang menggunakan akun dan identitas Theo di ketiga perusahaan pinjol yang berbeda.
Aisyah juga menginstruksikan Theo membeli dua gawai, yakni iPhone 11 dan iPhone 13, menggunakan dua aplikasi pinjol yang terintegrasi di marketplace. Pengiriman barang dialamatkan ke SMP tempat adik Aisyah bersekolah. Theo manut saja. Pikirnya, yang penting ia dapat cuan.
Selama bertransaksi di toko online milik Aisyah, tak ada satu pun barang yang sampai ke Theo. Hingga kini ia tidak tahu apakah barang tersebut sesuai dengan pesanan atau hanya fiktif.
Pria berusia 26 tahun itu senang saja bisa membantu Aisyah. Apalagi ia mendapatkan tambahan uang. Hingga pada akhirnya mimpi buruknya menjadi kenyataan. Selepas Lebaran, pada Mei 2022, Aisyah mulai sulit dihubungi. Cicilan yang mesti dibayarkan pun telat.
Sudah jatuh malah tertimpa tangga, nasib Theo semakin pelik. Berniat membantu pengobatan ayahnya, Theo malah punya tagihan utang hingga Rp 36 juta. Ditambah, ia mesti menghadapi teror dari debt collector. Akhirnya, pada Agustus 2022, ia akhirnya terpaksa mencari solusi sendiri untuk menutup utang.
“Akhirnya pakai uang pribadiku,” kata Theo kepada reporter detikX.
Menipu Ratusan Mahasiswa IPB
Penipuan ‘investasi bodong’ ala Aisyah tak hanya menyasar individu. Sebanyak 116 mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) juga menjadi korbannya. Para korban, yang rata-rata masih semester tiga, mulanya dikenalkan senior mereka yang sudah terlebih dahulu ‘sukses’ berbisnis dengan Aisyah.
Pada mulanya seorang mahasiswa mengajak rekan-rekannya. Tujuannya, mencari dana tambahan guna menopang kegiatan kemahasiswaan.
“Akhirnya terkumpul 116 mahasiswa. Asalnya dari Fakultas Pertanian, Peternakan, MIPA, Ekonomi dan Manajemen, Ekologi Manusia, Vokasi, dan Bisnis,” ujar Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti kepada reporter detikX.
Modus operandi Aisyah sama saja yang digunakan terhadap korban lain. Yang membedakan hanya cara menjaringnya. Sebelum bertemu langsung dengan korban, Aisyah menyiapkan presentasi melalui aplikasi Zoom, yang kemudian diikuti oleh ratusan mahasiswa IPB.
“Upaya pelaku luar biasa, sih. Saya bisa bilang jago nih dia marketing-nya,” kata Yatri.
Dari situ, ia mengatur jadwal secara bertahap untuk kemudian bertemu dengan korban di sekitaran kampus IPB. Kali ini korban dan Aisyah meneken perjanjian. Isinya, Aisyah bersedia mendanai kegiatan kemahasiswaan tersebut. Syaratnya, Aisyah bebas melakukan transaksi pinjol menggunakan akun korban. Setiap korban akan mendapatkan komisi 10 persen per transaksi yang dilakukan Aisyah.
Lama-kelamaan, cicilan menjadi molor. Aisyah juga menjadi sulit dihubungi. Para mahasiswa IPB ini akhirnya menelusuri toko penjualan ponsel milik Aisyah yang terletak di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bogor. Faktanya, tak ada satu pun karyawan di situ yang mengenal Aisyah. Namun, anehnya, saat berada di toko tersebut, beberapa mahasiswa IPB dihubungi Aisyah.
“Ngapain lo ke toko? Nggak usah memperlebar masalah, ya,” ujar Aisyah geram kepada para korban.
Akhirnya para mahasiswa IPB ini pun membuat dua laporan polisi sesuai dengan TKP, yakni di Polresta Bogor Kota dan Polres Bogor Kabupaten. Dua hari setelah pelaporan, Aisyah diringkus Polres Kabupaten Bogor di rumahnya pada 17 Oktober 2022.
Berharap Keringanan Pelunasan Utang
Tim detikX berupaya mengakses Aisyah atau pengacara melalui kepolisian. Upaya ini dilakukan guna mengkonfirmasi, mendalami kasus, dan memberikan ruang bantahan. Namun usaha ini tak membuahkan hasil. Meski begitu, Wakapolresta Bogor AKBP Ferdy Irawan menegaskan Aisyah telah mengakui semua aksi jahatnya.
“Karena memang bisnis itu nggak ada, sehingga dia (Aisyah) hanya mencari investor yang baru, itu diputar-putar untuk menutupi pembayaran yang sebelumnya. Sampai pada puncaknya ya dia sudah nggak mampu membayar,” ujar AKBP Ferdy Irawan kepada reporter detikX.
Korban penipuan Aisyah, Theo, berharap adanya keringanan. Minimal restrukturisasi atau relaksasi nominal utang Aisyah yang akhirnya menjadi bebannya. “Kalau bisa, kami diberi keringanan karena kami ini kan korban-korban penipuan. Bahkan uangnya pun tidak kami gunakan. Nggak setimpal sama komisinya, bahkan kan itu aku juga angsur pakai duitku sendiri. Komisinya juga buat angsur utangnya dia,” ujar Theo.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing mengatakan modus yang digunakan Aisyah ini merupakan modus baru. Ia menambahkan, sejauh ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memfasilitasi untuk melakukan mediasi dengan beberapa platform pinjol yang terlibat.
“Mungkin bentuknya bisa relaksasi atau restrukturisasi ya. Kemudian pada pertemuan dengan mahasiswa IPB, empat platform ini hadir menyampaikan informasi bahwa mereka itu bersedia membantu sesuai dengan kebijakan perusahaan masing-masing,” terang Tongam, yang juga Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan OJK.
Reporter: Rani Rahayu, Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Rani Rahayu
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban
https://www.google.com/url?q=https:/...9jP8W2F79v5TgO
Yang bagian investasi dan berbagai macam lebih baik suami,laki2 pikirannya panjang
Kalau wanita,istri lebih baik usaha warung atau apa yang kecil2an dan juga supaya sering2 menabung
Menabung,hemat pangkal kaya
Sudah banyak contohnya orang sukses karena menabung
Gk perlu banyak2,cukup sehari 10 ribu aja menabungnya






bukan.bomat dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.8K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan