Sumber Gambar
Kereta menjadi salah satu transportasi yang paling digemari oleh masyarakat. Transportasi darat ini terbilang lebih cepat dari transportasi lainnya. Selain itu, kereta juga bebas macet ketimbang mobil atau bus yang masih melewati jalan raya yang terkadang padat.
Salah satu negara pengguna kereta terbanyak adalah Jepang. Setiap harinya, banyak orang yang berbondong-bondong masuk ke dalam gerbong kereta sampai padat. Stasiun-stasiun pun selalu ramai, akan tetapi berbeda dengan stasiun yang satu ini.
Namanya Stasiun Kami Shirataki, stasiun yang disebut-sebut sebagai stasiun tersepi di dunia. Lantaran stasiun itu hanya memiliki satu penumpang setiap harinya, seorang gadis SMA yang pulang pergi menggunakan jasa layanan kereta api.
Sumber Gambar
Cerita ini bermula ketika perusahaan kereta api setempat memutuskan untuk menutup stasiun Kami Shirataki. Namun rencana itu dibatalkan setelah mereka tahu bahwa ada seorang gadis SMA yang menggunakan stasiun itu untuk berangkat ke sekolah.
Disebutkan dari berbagai sumber, pihak stasiun tetap beroperasi dan ada dua kereta yang berhenti setiap pagi dan sore untuk mengantar gadis SMA tersebut. Uniknya, pengoperasian stasiun ini tergantung pada jadwal sekolah siswi ini.
Namun ketika si gadis naik ke kelas tiga SMA, ia tidak selalu menggunakan stasiun Kami Shirataki. Tidak sesering sebelumnya. Bersama teman-temannya yang lain, terkadang gadis itu memilih naik dari Kyu Shirataki walau kadang-kadang juga ia naik dari Kami Shirataki.
Sumber Gambar
Sampai akhirnya sang gadis lulus SMA dan pihak perusahaan memutuskan untuk menutup stasiun Kami Shirataki pada tahun 2017. Tidak ada yang naik dari stasiun itu setelah sang gadis lulus.
Kisah antara gadis SMA dan stasiun Kami Shirataki menjadi kisah romantis yang sangat unik. Gadis SMA itu bisa meninggalkan kesan tersendiri bagi para petugas yang memang bertugas di stasiun itu hanya untuk melayani satu penumpang.
Seakan tidak masuk akal memang sebuah stasiun melayani satu penumpang selama tiga tahun lamanya. Namun, terlepas dari benar atau tidaknya cerita ini, tetap saja kisah ini bisa jadi contoh betapa suportifnya orang-orang di sana terhadap pendidikan.
Sumber Gambar
Seandainya kek gini terjadi di Indonesia juga ya.
Sumber / Link Referensi 1, 2
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi
.
. 
