Gan, ane mau sharing nih. Kemaren sabtu (26/1) ane hadir rapat hansip di Jaksel. Kita sharing tentang modus penipuan perbankan digital. Banyak banget ilmu baru yang ane dapat dari situ. Ane izin sher ke agan dan sist semua ya.

Kemarin agan Olan dari PT BCA Tbk cerita soal salah satu nasabah BCA (sebut aja namanya Mawar) yang ditelpon sama pihak mengaku dari Bank, ngasihtau kalau rekening mawar diretas. Dengan penuh kepanikan akhirnya mawar mbeberin data-data lain secara gratis ke si penipu, kayak nomor rekening yang lain. Modusnya si penipu mau bantuin mawar ngamanin rekeningnya.

Gak lama kemudian mawar dapat telpon dari penipu lain mengaku bank BCA, terus dia minta data nomor rekening, nomor kartu rekening, dan PIN. Mawar masih belum sadar nih, agan dan sist. Terus si penipu bilang kalau ada maintenance di sistem BCA, jadi dia minta OTP yang dikirim ke SMS. Parahnya mawar iya iyain aja, kebobol dah tuh rekening 6 kali.



Agan dan sist atau saudara, teman, dll mungkin pernah ngalamin langsung jadi korban penipuan kayak mawar ini. Emang parah sih sekarang banyak modus penipuan!

Nah pas jadi korban, agan dan sist pernah ngerasa kayak dihipnotis gitu ya kan? Itu menurut agan Olan dalam kaitannya dengan penipuan digital, bukan hipnotis namanya. Tapi Social Engineering atau rekayasa sosial. Kadang-kadang suaranya dimirip-miripin sama tetangga agan n sist, tapi lebih seringnya gini... Mereka bawa kabar sangat gembira atau sangat cilaka.

Kabar gembira misalnya agan n sist dapat hadiah puluhan juta, atau dapat kenaikan limit kredit, tentu agan dan sist bahagia ya kan? Sedangkan kalau kabar sedih, biasanya saudara agan n sist kecelakaan, atau rekening agan n sist kebobol, dll. Jadi mereka tuh sebenernya mainin perasaan, eh, maksudnya emosional agan n sist sebagai calon korban. Jadi ketika terima telepon begitu, jangan langsung seneng atau sedih. Cari dulu hotline atau akun medsos bank resmi, konfirmasi dulu ke pihak bank.

Terus gan, sis. Ada juga Agan Yuntiwa dari startup Bukuwarung. Dia bilang, ada beberapa ciri-ciri modus penipuan daring yang harus diperhatikan oleh masyarakat seperti penyalahgunaan merk dagang; menggunakan akun kloningan; menautkan ke situs web palsu atau WA; tidak memiliki produk atau jasa untuk dijual melainkan hanya untuk melakukan scam.



Selain itu, agan Yuntiwa juga ngasihtau kalau biasanya akun bodong atau jasa bodong itu bisa kita identifikasi loh sebenernya. Misal kayak penawarannya lebay dan gak rasional, konten visualnya jelek pake banget acak-acakan, bahasanya amburadul, sampai akunnya bukan akun resmi bahkan akun baru netes (followers 0).

Agan Yuntiwa bilang kalau soal visual yang tidak professional itu, memang sengaja dibikin jelek karena menyasar masyarakat yang literasi digitalnya rendah. Misalnya menyasar masyarakat di non-metropolitan dan biasa dilakukan lewat facebook.

Kemarin juga hadir Kompol Jeffrey Bram selaku Unit 4 Subdit 2 Dittipidsiber Bareskrim Polri. Agan Jeffrey kasih imbauan kepada kita semua supaya senantiasa bijak nyebarin info-info maszeh.. soalnya banyak banget tindak kejahatan onlen yang bisa ngerugiin banyak pihak, baik kerugian secara materil seperti harta, ataupun imateril seperti nama baik, gelar, hingga popularitas seseorang.



Terus Agan Jeffrey nyebutin kalau ada dua kategori tindak pidana siber kayak Computer crime berupa illegal acces: hacking dan cracking; dan computer related crime atau kejahatan konvensional yang menggunakan komputer sebagai alat bantu seperti kasus judi, hoaks, dan asusila.

Agan Jeffrey bilang kalau semua itu diatur dalam UU ITE pasal 28 ayat 1 tentang penyebaran informasi palsu dan KUHP 378 tentang tindak pidana penipuan. Semua orang termasuk forwarder bisa kena pidana dari kasus penyebaran hoax atau penipuan digital. Jadi, kita mesti super hati-hati nih agan dan sist sekalian.