Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Alot Pembahasan Perang Ukraina di Komunike KTT G20, Jokowi: Sampai Tengah Malam

Alot Pembahasan Perang Ukraina di Komunike KTT G20, Jokowi: Sampai Tengah Malam

Presiden Joko Widodo didampingi Menlu Retno Marsudi dan Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan setelah penutupan KTT G20 di BNDCC, Nusa Dua, Rabu, 16 November 2022. TEMPO/Francisca

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Leaders' Declaration atau komunike yang dicapai dalam KTT G20 Bali telah disepakati oleh semua pemimpin G20 yang hadir, termasuk Rusia. Pernyataan ini disampaikan Jokowi, sekalipun paragraf tiga dalam deklarasi ini mengutuk keras Perang Ukraina.

Jokowi menyebut paragraf ketiga inilah yang sangat menjadi perdebatan alot dalam KTT kali ini. Paragraf tersebut mengenai penyikapan pemimpin G20 terhadap perang  Ukraina.

"Sampai tengah malam kami berbicara mengenai ini," kata Jokowi dalam konferensi pers usai penutupan KTT G20 Bali di Bali International Convention Center, Rabu, 16 November 2022.

Tapi akhirnya, kata dia, deklarasi di Bali ini bisa dicapai melalui konsensus. Pemimpin G20, kata dia, menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global dan pemulihan ekonomi global tidak akan tercapai tanpa perdamaian.

Dokumen Leader's Declaration KTT G20 Bali yang berisi 1.186 halaman ini memuat 52 poin utama dari sikap pemimpin G20 dalam pertemuan dua hari terakhir. Di antaranya menyatakan bahwa sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina.

Anggota juga menekankan bahwa perang ini menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa. "Serta memperburuk situasi ekonomi global yang sedang rapuh," demikian salah satu poin dalam Leader's Declaration ini.

Selain deklarasi, Jokowi menyebut para pemimpin G20 juga telah menyetujui untuk menghasilkan kerja sama konkret di bidang kesehatan. Salah satunya dana pandemi alias pandemic fund senilai US$ 1,4 miliar.

"Ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT saat itu, meskipun alot, tetapi telah disahkan," kata dia.

Jokowi juga menegaskan lagi bahwa G20 merupakan forum ekonomi, finansial, pembangunan, dan bukan forum politik. "Jangan ditarik-tarik ke politik," kata dia.

Dalam KTT kali ini, Rusia diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Lavrov hanya hadir di hari pertama KTT, pada Selasa, 15 November, dan langsung pulang pada malam harinya.

Rusia justru menganggap negara-negara Barat telah mempolitisasi komunike KTT G20, yang menyuarakan kecaman atas agresinya ke Ukraina. Lavrov menuduh Barat mendorong untuk memasukkan kalimat yang mengutuk invasi ke Ukraina atas nama semua negara peserta.

"Rekan-rekan Barat kami mencoba segala cara untuk membuat deklarasi itu dipolitisasi dan mencoba mendorong melalui bahasa yang menyiratkan mengutuk tindakan Federasi Rusia atas nama seluruh (anggota) G20, termasuk kami. Tapi mari kita lakukan ini dengan cara yang adil dan mari kita perjelas bahwa, dalam topik ini, kita memiliki perbedaan," kata Lavrov saat diwawancara rombongan media dari Rusia, pada Selasa, 15 November 2022.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa KTT telah menghasilkan Leaders Declaration. Artinya kalau tidak disepakati semua peserta, maka bentuknya akan berbeda.

Setelah konferensi pers, Tempo berupaya mengkonfirmasi ke Retno soal sikap Lavrov yang menuduh adanya politisasi dalam komunike G20. Akan tetapi, Retno tak bersedia lagi melayani pertanyaan.
https://nasional.tempo.co/read/16576...i-tengah-malam
Akhirnya deklarasi disahkan
Jokowi: Perang di Ukraina Sangat Alot Dibahas Negara G20
Alot Pembahasan Perang Ukraina di Komunike KTT G20, Jokowi: Sampai Tengah Malam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui isu perang Rusia dan Ukraina memicu perdebatan sangat sengit saat KTT G20 berlangsung di Nusa Dua, Bali, selama dua hari terakhir. (Foto: ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra)
Nusa Dua, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui perang Rusia dan Ukraina memicu perdebatan sangat sengit saat KTT G20 berlangsung di Nusa Dua, Bali, selama dua hari terakhir.
"KTT G20 akhirnya menghasilkan deklarasi yang semula diragukan oleh banyak pihak. Terdapat 52 paragraf dalam deklarasi dan yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan perang di Ukraina," kata Jokowi dalan konferensi pers usai menutup KTT G20 di Nusa Dua pada Rabu (16/11).

Lihat Juga :

Deklarasi G20 Disahkan, Kompak Desak Rusia Angkat Kaki dari Ukraina
Jokowi bercerita para pemimpin G20 terus berdebat dan berdiskusi soal posisi forum tersebut soal perang di Ukraina sampai tengah malam.

"Diskusi soal hal ini (perang di Ukraina) berlangsung sangat, sangat, sangat alot dan akhirnya para pemimpin menyepakati isi deklarasi yaitu pengecaman perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah dan integritas wilayah," paparnya.

"Sampai tengah malam kita berbicara soal ini dan akhirnya deklarasi G20 di Bali dicapai melalui konsensus."

Jokowi mengatakan perang di Ukraina telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat beban ekonomi global yang masih rapuh karena pandemi Covid-19. Menurutnya, invasi Rusia ke Ukraina juga memperbesar risiko krisis pangan dan krisis finansial global.

"G20 juga membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global," ucap Jokowi.

Perang di Ukraina memang masuk dalam paragraf tiga G20 BalI Leaders' Declaration yang berhasil diadopsi hari ini.

Paragraf itu memaparkan tahun ini, dunia menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global dan G20 ikut membahas masalah tersebut.

Pilihan Redaksi
26 Delegasi G20 Tinggalkan Bali Hari Ini, Termasuk Xi Jinping-Biden
Jokowi di G20 usai Rudal Hantam Polandia: I Repeat, Stop the War
Erdogan: Rudal di Polandia Tak Ada Hubungannya dengan Rusia
"Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang, dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, yang diadopsi dengan suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang , 35 abstain, 12 absen) menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina," bunyi kutipan paragraf ketiga deklarasi.

"Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global - menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan."

Paragraf itu juga memaparkan bahwa G20 memiliki pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan penetapan sanksi dalam masalah Rusia-Ukraina.

"Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global," bunyi penutup paragraf tiga deklarasi G20.

(rds)

https://www.cnnindonesia.com/interna...as-negara-g20.
Tegaskan G20 Merupakan Forum Ekonomi, Presiden Jokowi Minta Jangan Ditarik-tarik ke Politik
Alot Pembahasan Perang Ukraina di Komunike KTT G20, Jokowi: Sampai Tengah Malam

Tangkapan layar Presiden Jokowi dalam konferensi pers KTT G20 Bali. (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)


BALI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara tegas menyatakan bahwa forum Group of 20 atau G20 adalah wadah kerja sama antarnegara yang didasarkan pada upaya membangun perekonomian secara kolektif.

Menurut Presiden, dasar tersebut yang kemudian mendorong banyak negara dapat meningkatkan kerja sama ekonomi tanpa terbentur ideologi maupun hal lain yang bersifat politik.

“Saya tambahkan bahwa G20 itu adalah forum ekonomi, forum finansial, forum pembangunan, bukan forum politik. Jadi, jangan ditarik-tarik ke politik,” ujarnya ketika memberikan keterangan kepada awak media pada Rabu, 16 Oktober.

Presiden menambahkan, seluruh pihak harus dapat menahan diri guna mencegah peningkatan ketegangan.

“Saya selalu menyatakan bahwa perang hanya akan memperburuk situasi. Untuk itu kita harus menghentikan peran. Dan, seperti yang dikatakan oleh Presiden Biden jika misil itu bukan dari Rusia,” tuturnya.


Seperti yang diketahui, penutupan KTT G20 kali ini diwarnai oleh ketegangan yang meningkat menyusul semakin memburuknya perang antara Ukraina dan Rusia. Malahan, sejumlah pihak beranggapan jika G20 tidak akan menghasilkan deklarasi sebagai sebuah kesamaan pandangan.

Akan tetapi, di Indonesia berhasil menjembatani perbedaan pandangan sehingga deklarasi bisa ditetapkan sebagai sebuah pandangan bersam
https://voi.id/ekonomi/228084/tegask...rik-ke-politik
BALI999Avatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan