- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Sundul Bola
Pengalaman Berkesan Ane Nonton Pildun, Kalian Pertama Kali Nonton Piala Dunia Kapan?
TS
anjaultras
Pengalaman Berkesan Ane Nonton Pildun, Kalian Pertama Kali Nonton Piala Dunia Kapan?
Sebuah Cerita Masa Lalu Ane tentang Sepak Bola & Piala Dunia
Hai Agan Sista. Gimana nih sudah gak sabarkah melihat Piala Dunia 2022 nanti? Pasti dah bagi football lovers turnamen ini gak bakalan terlewatkan untuk disaksikan.
Btw kali ini ane mau nulis thread dengan nada santai soal sepak bola. Lebih tepatnya sih cerita pengalaman tentang masa lalu nonton Piala Dunia. Karena bagi ane pengalaman nonton sepak bola sulit banget untuk move on. Kalau mantan mah gampang dibuat move on, ciyee wkwkwk…
Oke GanSis langsung aja ke berita acara pemeriksaan, eh inti cerita maksudnya hehe… Cekidot!
*****
Btw kali ini ane mau nulis thread dengan nada santai soal sepak bola. Lebih tepatnya sih cerita pengalaman tentang masa lalu nonton Piala Dunia. Karena bagi ane pengalaman nonton sepak bola sulit banget untuk move on. Kalau mantan mah gampang dibuat move on, ciyee wkwkwk…
Oke GanSis langsung aja ke berita acara pemeriksaan, eh inti cerita maksudnya hehe… Cekidot!
*****
Quote:
Quote:
Yah kalau bicara tentang pertama kali ane mengenal sepak bola terjadi sekiranya tahun 1992. Segitu umur ane masih tergolong bocil. Tapi walau bocil, tetap mengikuti gaya trending masa itu, contohnya ya gaya rambut belah tengah ala aktor mandarin. Hehehe…
“Njar, ayo bal-balan!” Teriak si Wenan dari luar rumah ane sambil menenteng sebuah bola.
“Yoh sek, dienteni!” Sahut ane membalas ajakan Wenan.
Perlu diketahui ane dan Wenan ini tetangga persis sebelah rumah. Kami tinggal di suatu komplek yang kebetulan berisikan penghuni dari berbagai macam suku. Wenan yang lebih tua dari ane merupakan orang Irian Jaya, lebih detail orang tuanya asli dari kota Wamena.
Ilustrasi Ane dan teman-teman bermain bola
Dan seperti biasa kami lanjut mengundang beberapa teman lainnya dengan cara yang sama seperti Wenan lakukan terhadap ane. Setelah puas bermain bola, kami istirahat sambil ngomongin semua hal tentang sepak bola. Dan apa yang terjadi ane cuma plonga plongo mendengarkan mereka ngobrol seru masalah berita sepak bola.
Jujur ane masih miskin wawasan update berita sepak bola saat itu. Tapi dari situlah ane mulai belajar dari obrolan mereka. Biar tidak dikira ketinggalan jaman, ane juga mencoba memperkaya wawasan sepak bola melalui membaca rubrik olahraga pada koran. Bahkan ane sering minta koran bekas dari kantor bapak ane untuk dibawa pulang ke rumah. Hihihi…
“Njar, ayo bal-balan!” Teriak si Wenan dari luar rumah ane sambil menenteng sebuah bola.
“Yoh sek, dienteni!” Sahut ane membalas ajakan Wenan.
Perlu diketahui ane dan Wenan ini tetangga persis sebelah rumah. Kami tinggal di suatu komplek yang kebetulan berisikan penghuni dari berbagai macam suku. Wenan yang lebih tua dari ane merupakan orang Irian Jaya, lebih detail orang tuanya asli dari kota Wamena.
Ilustrasi Ane dan teman-teman bermain bola
Dan seperti biasa kami lanjut mengundang beberapa teman lainnya dengan cara yang sama seperti Wenan lakukan terhadap ane. Setelah puas bermain bola, kami istirahat sambil ngomongin semua hal tentang sepak bola. Dan apa yang terjadi ane cuma plonga plongo mendengarkan mereka ngobrol seru masalah berita sepak bola.
Jujur ane masih miskin wawasan update berita sepak bola saat itu. Tapi dari situlah ane mulai belajar dari obrolan mereka. Biar tidak dikira ketinggalan jaman, ane juga mencoba memperkaya wawasan sepak bola melalui membaca rubrik olahraga pada koran. Bahkan ane sering minta koran bekas dari kantor bapak ane untuk dibawa pulang ke rumah. Hihihi…
Quote:
Quote:
Sampai akhirnya obrolan seru kami tertuju pada kompetisi sepak bola yang diketahui bernama World Cup atau Piala Dunia 1994 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat. Turnamen yang pertama kali ane mulai rasakan ini sungguh membuat ane selalu kepikiran. Bak seperti sedang jatuh cinta terhadap seorang gadis baik, cantik, manis nan imut, itulah gambaran ane bahwa ingin sekali menonton Piala Dunia 1994.
Ilustrasi nonton bola di rumah Wenan
Pucuk dicinta ulam tiba, akhirnya ane kesampaian juga menonton Piala Dunia untuk pertama kalinya walau hanya di layar kaca. Ternyata bapak-bapak kami pun suka bola. Waktu itu bukan cuma ane saja yang nonton, banyak orang dewasa yang nonton bareng di rumah Wenan. Yah memang keluarga Wenan ini terkenal dengan gila bola, perangkat televisinya pun paling bagus dengan ukuran 20 inchi dan berwarna. Saat itu memang bapaknya Wenan menawarkan nobar di rumahnya.
Jurgen Klinsmann, pemain favorit ane dulu
Euforia yang begitu luar biasa menyaksikan laga pembuka antara Jerman vs Bolivia. Waktu tengah malam semakin ramai setelah Jurgen Klinsmann mencetak gol untuk Tim Panser.
Namun sayang vibes yang dirasakan hanya saat pertandingan pembuka saja. Para bocil seperti ane pun tidak sepenuhnya bisa menonton jalannya pertandingan selanjutnya secara langsung. Ada yang masih tidur, takut nonton sendirian di malam hari, nonton malah akhirnya tidur, ada yang harus berangkat sekolah (ada pertandingan jam 07:00 WIB), banyak deh alasannya. Hahaha
Beruntungnya saat itu ada tayangan ulang yang disiarkan sekitar jam 3 sore, kami para bocil bisa menyaksikan pertandingan walau hanya siaran tunda. Kalau tidak salah seingat ane stasiun TV yang menayangkan Piala Dunia 1994 adalah TVRI, RCTI, TPI, dan SCTV.
Puncak kejuaraan Piala Dunia 1994 telah tiba. Euforia kembali bergelora seperti saat laga pembuka. Kala itu final mempertemukan Brasil vs Italia. Tapi sayang ane malah ketiduran saat istirahat babak pertama, seingat ane pertandingan didominasi serangan bertubi-tubi dari Brasil. Ngeri banget duet Romario dan Bebeto sampai kiper Italia yang bernama Pagliuca harus berjibaku menahan serangannya.
Dan beruntungnya ane terbangun saat duel adu penalti. Dan momen inilah ane menyaksikan saat Roberto Baggio gagal mengeksekusi penalti. Alhasil tim Brasil keluar menjadi juara Piala Dunia 1994.
Ilustrasi nonton bola di rumah Wenan
Pucuk dicinta ulam tiba, akhirnya ane kesampaian juga menonton Piala Dunia untuk pertama kalinya walau hanya di layar kaca. Ternyata bapak-bapak kami pun suka bola. Waktu itu bukan cuma ane saja yang nonton, banyak orang dewasa yang nonton bareng di rumah Wenan. Yah memang keluarga Wenan ini terkenal dengan gila bola, perangkat televisinya pun paling bagus dengan ukuran 20 inchi dan berwarna. Saat itu memang bapaknya Wenan menawarkan nobar di rumahnya.
Jurgen Klinsmann, pemain favorit ane dulu
Euforia yang begitu luar biasa menyaksikan laga pembuka antara Jerman vs Bolivia. Waktu tengah malam semakin ramai setelah Jurgen Klinsmann mencetak gol untuk Tim Panser.
Namun sayang vibes yang dirasakan hanya saat pertandingan pembuka saja. Para bocil seperti ane pun tidak sepenuhnya bisa menonton jalannya pertandingan selanjutnya secara langsung. Ada yang masih tidur, takut nonton sendirian di malam hari, nonton malah akhirnya tidur, ada yang harus berangkat sekolah (ada pertandingan jam 07:00 WIB), banyak deh alasannya. Hahaha
Beruntungnya saat itu ada tayangan ulang yang disiarkan sekitar jam 3 sore, kami para bocil bisa menyaksikan pertandingan walau hanya siaran tunda. Kalau tidak salah seingat ane stasiun TV yang menayangkan Piala Dunia 1994 adalah TVRI, RCTI, TPI, dan SCTV.
Puncak kejuaraan Piala Dunia 1994 telah tiba. Euforia kembali bergelora seperti saat laga pembuka. Kala itu final mempertemukan Brasil vs Italia. Tapi sayang ane malah ketiduran saat istirahat babak pertama, seingat ane pertandingan didominasi serangan bertubi-tubi dari Brasil. Ngeri banget duet Romario dan Bebeto sampai kiper Italia yang bernama Pagliuca harus berjibaku menahan serangannya.
Dan beruntungnya ane terbangun saat duel adu penalti. Dan momen inilah ane menyaksikan saat Roberto Baggio gagal mengeksekusi penalti. Alhasil tim Brasil keluar menjadi juara Piala Dunia 1994.
Kesan yang begitu mendalam menyaksikan gelaran sepak bola akbar yang masih teringat sampai saat ini. Semenjak itulah ane mulai rutin mengikuti perkembangan sepak bola dalam maupun luar negeri. Tak hanya itu ane juga mulai mendeklarasikan diri sendiri untuk mengidolakan seorang pemain dan sebuah klub bola.
Bukan cuma itu aja loh. Piala Dunia 1994 ini juga punya ciri khas semacam ikonik atas selebrasi pemain Brasil, Bebeto. Selebrasi perayaan gol bak menimang bayi. Aksi ini pun kemudian banyak ditiru penggemar bola bahkan pemain bola lainnya. Contohnya ane juga saat main bola hahaha.
Selidik punya selidik ternyata Bebeto melakukan selebrasi ini karena 2 hari sebelum pertandingan, putra dari Bebeto lahir. Yah, ungkapan kebahagiaan seorang ayah dan juga pemain bola. Salah satu selebrasi terbaik menurut ane.
*****
Quote:
Quote:
Nah gimana GanSis apa momen terbaikmu nonton Piala Dunia? Dan pada edisi keberapakah kalian pertama kali nonton Piala Dunia? Pilih aja salah satu dari gambar di bawah ini YGY, hehe
Spoiler for Piala Dunia 1986 - 2018:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Gimana udah nemu Piala Dunia favorit Agan Sista lom? Jangan lupa tulis di kolom komentar Piala Dunia favoritmu! Mau diceritain juga gpp, siapa tahu Agan Sista bisa bernostalgia bersama.
Demikian thread singkat dari Ane. Semoga bisa bertemu lagi di thread selanjutnya.
Terima kasih dan Salam Olahraga!
Source
Writer: I am a football lover
Picture: Instagram aulabola90| 1, 2, 3, 4
Video: YouTube FIFA
Writer: I am a football lover
Picture: Instagram aulabola90| 1, 2, 3, 4
Video: YouTube FIFA
Diubah oleh anjaultras 12-11-2022 09:39
merckygan dan 27 lainnya memberi reputasi
28
7.9K
259
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan