Penelitian menunjukkan bahwa perasaan kesepian bisa membuat orang merasa kurang aman dan tidak dapat beristirahat.
Seperti mereka yang pacaran jarak jauh hubungan antara kesepian dan kualitas tidur yang buruk hampir 70 persen lebih besar dirasakan oleh mereka yang pernah mengalami bentuk ‘kekerasan paling parah’ ini.

Kesepian bisa ‘merampas’ tidurmu, kata peneliti dari Inggris. Dalam penelitian tersebut, lebih dari 2.200 anak berusia 18 dan 19 tahun di Inggris dan Wales memberikan informasi tentang tingkat kesepian dan pola tidur mereka.

Antara 25 persen sampai 30 persen peserta mengatakan terkadang mereka merasa kesepian dan 5 persen lainnya mengatakan bahwa mereka sering merasa kesepian. Orang yang kesepian 24 persen akan merasa lelah dan mengalami kesulitan berkonsentrasi di siang hari, menurut periset King's College London. Hal ini sangat berbeda antara tidak bisa tidur karena menonton sepak bola dunia dengan karena kesepian.

"Kualitas tidur yang berkurang adalah salah satu dari banyak cara mengetahui seseorang merasa kesepian dan temuan kami menggaris bawahi pentingnya pendekatan terapeutik awal untuk membuat pemikiran negatif dan persepsi yang dapat membuat kesepian menjadi lingkaran setan berkurang," kata penulis studi Louise Arseneault.

"Banyak orang muda dalam penelitian kami saat ini adalah mahasiswa, tinggal jauh dari rumah untuk pertama kalinya, hal ini lah yang dapat menyebabkan perasaan kesepian. Oleh karena itu penting agar mereka mendapat kata kata bijak untuk wanita serta dukungan yang tepat untuk mengatasi perasaan ini sebelum mereka berubah menjadi penyakit mental yang parah, "kata Arseneault dalam sebuah rilis berita kuliah.

Hubungan antara kesepian dan kualitas tidur tetap ada bahkan setelah para peneliti memperhitungkan depresi dan kecemasan, yang umumnya terkait dengan masalah tidur dan merasa kesepian. Namun penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa kesepian menyebabkan kehilangan jam untuk tidur.

Sudah dilaporkan bahwa tidur dengan rasa gelisah pada orang yang kesepian dapat menyebabkan perasaan kurang aman, oleh karena itu penulis penelitian memeriksa dampak keterpaparan masa lalu terhadap kekerasan, termasuk kejahatan, pelecehan seksual, penganiayaan dan kekerasan pada masa kanak-kanak.

Hubungan antara kesepian dan kualitas tidur yang buruk hampir 70 persen lebih kuat di antara mereka yang pernah mengalami bentuk kekerasan paling parah. Rekan penulis, Timothy Matthews juga seorang peneliti di institut tersebut mengatakan "keterpaparan sebelumnya terhadap kekerasan memperburuk hubungan antara kesepian dan tidur yang buruk, yang dituju disini adalah masalah tidur pada orang yang merasa kesepian yang akan terkait dengan perasaan tidak aman".

"Temuan ini masuk akal, karena tidur adalah keadaan di mana tidak mungkin untuk waspada terhadap keselamatan seseorang, sehingga merasa terisolasi dari orang lain bisa membuat lebih sulit untuk tidur nyenyak, dan terlebih lagi bagi individu yang telah terpapar kekerasan di masa lalu. , "Matthews menjelaskan.

"Oleh karena itu penting untuk mengenali bahwa kesepian dapat berhubungan dengan kerentanan yang ada sebelumnya pada beberapa orang, dan individu-individu ini harus mendapat dukungan yang sesuai," katanya. Penelitian ini dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Psychological Medicine.