#RamadanBerkah
Selamat malam para netizen dan teman teman, izinkan saya berbagi cerita tentang "TRADISI RAMADHAN DAERAHKU". 
   Sebelum itu izinkan saya memperkenalkan diri saya. Nama saya Rifki Nur Hidayat , saya domisili kota Malang tepatnya di Kecamatan Lowokwaru Kelurahan Tunggulwulung, sebenarnya saya bukan berasal dari Malang tapi asal saya dari Situbondo Jawa Timur. Saya berada di Malang selama 5 tahun demi mencapai cita-cita, dan alhamdulillah saya telah selesai dalam menjalani studi di Malang, selain itu juga saya mendapatkan "JODOH" dari daerah Malang.
Hal yang membuat unik ialah tradisi selamatan sebelum menjelang bulan ramadhan tepat nya ramadhan kurang dari 2 hari , masyarat dusun Pohpayung berbondong bondong menuju masjid setelah ba'da maghrib guna untuk merayakan selamatan menjelang Ramadhan atau masyarakat sekitar menyebutnya "MEGENGAN". 
Saya sendiri sebelumnya belum pernah merayakan puasa pertama dirumah pasangan , meskipun tahun-tahun kemarin saya puasa di Malang namun saya hanya diam diri di Kost saja dan tidak tahu apa itu tradisi MEGENGAN. Nah tahun ini saya merayakan bersama pasangan halal saya dan saya pun terheran dengan tradisi MEGENGAN dengan tasyakuran dan pembacaan sholawat nabi, kami saling bertukar kue bahkan banyak masyarakat yang membawa nasi bahkan sampai buah buahan. Perasaan kagum saya berkata dalam hati, wah tradisi seperti ini masih ada ya meskipun saat ini sudah memaasuki era digital dan era modernisasi budaya. Kekaguman saya karena di daerah saya meskipun mayoritas masyarakat berbudaya dan berbahasa madura, tidak ada perayaan guyub rukun seperti ini, bahkan sampai warga 1 RW yang datang berbondong bondong membawa berkat atau barang bawaan untuk ditukar dengan warga lain. Namun yang saya sesalkan adalah saya tidak dapat mengambil dokumentasi berupa gambar maupun video yang tidak lain hanya sebagai dokumen pribadi dan mungkin dapat diajukan kepada ketua RW ataupun ketua RT di daerah saya.
Setelah saya berbincang bincang dengan Kakek dari istri saya bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu secara turun temurun agar masyarakat sekitar atau pun tetangga kita dapat merasakan rezeki kita yang telah kita peroleh dari hasil keringat kita dalam bekerja. Beliau juga menyampaikan bahwa tujuan dari tradisi ini juga mempererat tali persaudaraan antar RT yang semula bertengkar karena sebuah kesalah fahaman menjadi guyub rukun atau disebut juga dengan akur.

Oke sampai disini dulu thread saya, Kurang lebihnya mohon maaf, apabila dari pembaca sebagai masyarakat dusun Pohpayung, tetap lestarikan budaya jangan sampai tergerus oleh perkembangan zaman. Mohon Maaf yang sebesar besarnya
 apabila ada kesalahan penulisan maupun kesalahan pemahan saya, sebab saya juga masih baru berdomisili daerah Pohpayung 


sumber : https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kanjuruhan/12/04/2021/korban-gempa-malang-tetap-sambut-ramadan-dengan-tradisi-megengan/  
sumber : https://www.merdeka.com/jateng/mengulik-filosofi-megengan-tradisi-khas-jawa-timur-untuk-sambut-bulan-puasa-ramadan.html

Sumber : https://jatim.antaranews.com/berita/293399/warga-madiun-gelar-tradisi-megengan-sambut-ramadhan