Langkah Menhan Prabowo dalam upaya meningkatkan kekuatan militer dan pertahanan negara patut diacungi jempol. Terobosan dan langkah cerdas Prabowo banyak membuahkan prestasi dan memiliki visi ke depan.

Keterbatasan anggaran dan sumber daya di Indonesia dalam penguatan pertahanan bagi Prabowo bukanlah sebuah hambatan. Melalui ide yang disampaikan dan diplomasi yang dijalankan semakin memperkokoh pertahanan negara.

Seperti dukungan dari Menko Polhukam Mahfud MD yang mendukung investasi pertahanan Prabowo. Apalagi, kondisi global yang kian memanas dengan konflik militer Rusia vs Ukraina yang belum berujung damai.

Perseteruan dua negara tersebut berdampak secara luas pada dunia yang berimbas  pada keamanan tapi juga bidang lainnya. Belajar dari kasus kedua negara, kewaspadaan pada ancaman keamanan atau militer semakin nyata dan harus diantisipasi.

Untuk itu, penambahan senjata dan alutsista merupakan suatu keharusan bagi Indonesia dengan melihat ancaman dari luar.

Jadi, investasi pertahanan Prabowo sebagai langkah yang hebat dalam memperkuat pertahanan RI. Tidak heran jika Mahfud MD mendukung upaya Prabowo dalam pengembangan pertahanan yang terencana dan terukur.

Perencanaan jangka panjang hingga mewujudkan kemandirian alutsista telah dilakukan dengan baik. Seperti dengan pengembangan industri pertahanan nasional yang menghasilkan produk alutsista unggulan.

Sebagai penghasil produk alutsista saat ini juga telah membuahkan hasil yang patut dibanggakan dan menerima banyak pesanan. Jadi, di tangan Prabowo pertahanan Indonesia pertahanan semakin kuat dan negara semakin maju.

Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan persenjataan Indonesia masih perlu ditambah. Hal ini sejalan dengan yang selama ini dikatakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto . "Kalau kita hanya berpikir soal kemampuan atau kekuatan persenjataan kita memang sangat sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan," kata Mahfud dalam diskusi bersama Rocky Gerung di RGTV Channel ID.

Dia bilang, jumlah pesawat tempur di Indonesia saja masih jauh dari yang seharusnya. Menurut perhitungannya dengan Prabowo, kebutuhan investasi pertahanan RI untuk pesawat di Indonesia seharusnya 200 unit. Namun, Indonesia hanya memiliki 17 unit. "Kita baru punya pesawat 17 yang tertentu. 17 ini pun, dua sudah dikanibal," tukasnya.

Mahfud mengungkapkan, kondisi yang sama juga dialami pada senjata tembak dan kapal perang yang ada di Indonesia. "Kapal perangnya, senjata juga yang jarak tembaknya 200.000 km misalnya atau 200 km kita misalnya punya berapa? Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua," bebernya.

Terkait itu, Mahfud mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah mengajukan proposal kepada Presiden Joko Widodo untuk proyeksi kebutuhan senjata di Indonesia. Proposal itu berdasarkan penghitungan ulang yang dilakukan Kemenhan. "Kemenhan itu sudah mengajukan proposal kepada presiden dan sekarang sedang dihitung ulang agar cermat menghitungnya, sehingga kita nanti akan menyediakan senjata seperti cara orang Jepang menyikapi negara-negara lain," ucapnya.

Namun demikian, Mahfud menyayangkan banyaknya orang yang terlalu optimistis dengan keadaan yang ada saat ini dan menganggap remeh kemungkinan adanya perang. 



Sumber : SIndonews.com