pilot2isekai078Avatar border
TS
pilot2isekai078
Guru Intoleransi di SMAN 52 Jakarta Dicopot dari Jabatan Wakil Kepala Sekolah
Reporter Antara
Editor Iqbal Muhtarom
Rabu, 19 Oktober 2022 11:02 WIB


TEMPO.CO, Jakarta -  Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara Purwanto menyatakan telah memberhentikan Wakil Kepala Sekolah SMAN 52 Jakarta karena melakukan tindakan intoleransi terhadap muridnya. 

Purwanto mengatakan Wakasek dan satu guru lainnya telah dipanggil dan diperiksa pada Senin, 17 Oktober lalu. 

Kasus intoleran di SMAN 52 Jakarta ini terungkap setelah beredarnya rekaman Wakasek dan seorang guru lainnya, yang meminta salah satu calon Ketua OSIS di sekolah itu digugurkan karena beragama Kristen.

Dalam rekaman yang juga telah dibenarkan oleh kedua guru tersebut, keduanya mengaku khawatir jika ketua OSIS yang terpilih bukan siswa muslim akan condong membuat program OSIS yang tidak pro Islam.

Akibatnya, PI calon Ketua OSOS non muslim itu tersingkir sebagai calon kandidat Ketua OSIS dan tidak memiliki kesempatan untuk bersaing secara sehat sebagai salah satu Ketua OSIS di SMAN 52 Jakarta.

Purwanto mengatakan pemeriksaan kedua guru itu telah dimasukkan dalam dalam Berkas Acara Pemeriksaan. Setiap orang dibuat BAP berbeda. Selanjutnya, BAP yang disertai dengan nota dinas akan dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendidikan.

Setelah BAP, Purwanto juga mengeluarkan surat pemberhentian sementara dari jabatan Wakil Kepala Sekolah kepada guru yang diduga mengkondisikan pemilihan Ketua OSIS di SMAN yang berada di Cilincing, Jakarta Utara itu.

Tujuannya, kata Purwanto, mempermudah proses-proses selanjutnya terkait dengan penanganan terhadap peristiwa tersebut.

Namun, pemberhentian permanen belum dilakukan karena masih menunggu balasan dari Tim Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan saran pendapat dari Inspektorat dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Purwanto juga menegaskan kepada sekolah yang bersangkutan agar setiap pemilihan hendaknya dilakukan berdasarkan kompetensi calon yang bertarung dalam pemilihan tersebut.

Purwanto ingin sekolah memberikan contoh kepada siswanya mengenai demokrasi yang baik adalah memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada calon yang memenuhi kompetensi untuk bisa mengkampanyekan dirinya agar terpilih sebagai pemimpin.

"Yang diajukan harus karena kompetensinya. Karena sebelum pemilihan kan dia berorasi, semacam kampanye. Itu kan siswa yang lain kan bisa menakar kompetensi calon yang ada, jadi bukan dasarnya yang lain," kata Purwanto.

Purwanto juga mendapat informasi dari pengawas sekolah SMAN 52 Jakarta, yang dulunya juga mantan guru sekolah itu bahwa tidak benar ada peristiwa 'kecolongan' terpilihnya Ketua OSIS di sekolah mereka yang harus berdasarkan agama.

"Saya sudah tanyakan kepada guru-guru lama tidak ada tradisi seperti itu. Informasi dari pengawas yang mantan guru, tradisi itu tidak ada. Jadi kembali lagi ini hanya (subjektif) pemahaman Wakil Kepala Sekolahnya," kata Purwanto.

tempo.co






Proloque
muhamad.hanif.2
aldonistic
aldonistic dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.5K
68
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan