- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Banjir Jakarta


TS
fiondy696
Banjir Jakarta
Banjir telah menjadi masalah Jakarta yang paling bermasalah sejak 1600 tahun yang lalu. Prasasti Tugu (Prasasti Tugu) adalah saksi dari Kerajaan Tarumanagara di masa lalu. Prasasti tersebut ditemukan di Kampung Batutumbuh, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Prasasti yang dibuat sekitar tahun 403 M ini menceritakan tentang penggalian kanal atau sungai Candrabhaga (Bekasi) dan Sungai Gomati oleh Raja Purnawarman. Kanal sepanjang 11 km itu dimaksudkan untuk mengelola banjir, serta menahan air selama musim panas.

Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen bermimpi bahwa Batavia akan menjadi duplikat Amsterdam. Tak heran jika Simon Stevin mendesain tata ruang Batavia pada tahun 1620 dibuat menyerupai Amsterdam. Namun upaya itu tidak mudah untuk merancang kota pelabuhan yang sering kebanjiran. Batavia dibangun di atas reruntuhan Jayakarta yang dibuat dengan banyak parit dan kanal dan banjir dapat direkayasa menjadi transportasi air perkotaan yang potensial. Sungai Ciliwung yang berkelok-kelok dirombak dan dibuat lurus menjadi sungai besar dan kanal yang membelah Batavia menjadi dua. Tak heran jika saat itu Batavia dikenal sebagai Ratu dari Timur.
Namun, Batavia juga tak luput dari banjir. Banjir besar pertama di Jakarta yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1621, kemudian 1654, 1872, 1876, dan 1878. Banjir tahun 1872, misalnya, menggenangi Jl. Pintu Besar, menggenangi kawasan Glodok sehingga melumpuhkan aktivitas komersial.

Pada 1 Januari 1892, curah hujan di Batavia mencapai 286 milimeter yang mengakibatkan beberapa wilayah di sekitar Weltevreden tergenang air dan merusak jalan di sekitarnya. Banjir tidak hanya terjadi di pusat kota Batavia, tetapi juga terjadi di pinggiran kota termasuk Pasar Minggu. Salah satu alasannya adalah karena Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) menghancurkan tembok benteng/benteng Batavia dan mengubur kanal dengan menggunakan material dari tembok Batavia. Dan kanal-kanal yang tersisa menjadi dangkal karena pengendapan.
Ketika pemerintah Hindia Belanda membangun Menteng (1905-1940) sebagai kawasan elit bagi bangsa Eropa, banjir telah menjadi masalah Jakarta dan daerah-daerah yang banjir seperti Senen, Tanah Abang, Subang, Tanahtinggi, Kemayoran, Pasar Baru, dan lain-lain. . Akhirnya pada tahun 1913, dengan dukungan dana 2 juta gulden, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membangun terusan dari Manggarai hingga Muara Angke, yang sekarang dikenal sebagai Terusan Barat. Namun, pemerintah Hindia Belanda pada dasarnya hanya membangun kanal untuk melindungi kepentingan masyarakat Erupe dari banjir dan bukan untuk melindungi warga Jakarta secara keseluruhan.
Namun, pembangunan Terusan Barat yang dirancang oleh Van Breen pada tahun 1920 itu belum selesai sampai Belanda pergi. Sedangkan sistem polder Lingkar Kanal Kota di sejumlah daerah banjir belum terbangun dan Batavia tenggelam kembali pada tahun 1932.

Dan banjir masih saja menggenangi Jakarta bahkan setelah Indonesia merdeka. Banjir besar tercatat pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007, 2008, 2013, dan 2014. Tak heran jika slogan Batavia saat itu adalah “Dispereert niet” yang artinya jangan keputusasaan, termasuk banjir yang akan terus mengiringi warga Ibukota.
admin



Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen bermimpi bahwa Batavia akan menjadi duplikat Amsterdam. Tak heran jika Simon Stevin mendesain tata ruang Batavia pada tahun 1620 dibuat menyerupai Amsterdam. Namun upaya itu tidak mudah untuk merancang kota pelabuhan yang sering kebanjiran. Batavia dibangun di atas reruntuhan Jayakarta yang dibuat dengan banyak parit dan kanal dan banjir dapat direkayasa menjadi transportasi air perkotaan yang potensial. Sungai Ciliwung yang berkelok-kelok dirombak dan dibuat lurus menjadi sungai besar dan kanal yang membelah Batavia menjadi dua. Tak heran jika saat itu Batavia dikenal sebagai Ratu dari Timur.
Namun, Batavia juga tak luput dari banjir. Banjir besar pertama di Jakarta yang tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1621, kemudian 1654, 1872, 1876, dan 1878. Banjir tahun 1872, misalnya, menggenangi Jl. Pintu Besar, menggenangi kawasan Glodok sehingga melumpuhkan aktivitas komersial.

Pada 1 Januari 1892, curah hujan di Batavia mencapai 286 milimeter yang mengakibatkan beberapa wilayah di sekitar Weltevreden tergenang air dan merusak jalan di sekitarnya. Banjir tidak hanya terjadi di pusat kota Batavia, tetapi juga terjadi di pinggiran kota termasuk Pasar Minggu. Salah satu alasannya adalah karena Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811) menghancurkan tembok benteng/benteng Batavia dan mengubur kanal dengan menggunakan material dari tembok Batavia. Dan kanal-kanal yang tersisa menjadi dangkal karena pengendapan.
Ketika pemerintah Hindia Belanda membangun Menteng (1905-1940) sebagai kawasan elit bagi bangsa Eropa, banjir telah menjadi masalah Jakarta dan daerah-daerah yang banjir seperti Senen, Tanah Abang, Subang, Tanahtinggi, Kemayoran, Pasar Baru, dan lain-lain. . Akhirnya pada tahun 1913, dengan dukungan dana 2 juta gulden, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membangun terusan dari Manggarai hingga Muara Angke, yang sekarang dikenal sebagai Terusan Barat. Namun, pemerintah Hindia Belanda pada dasarnya hanya membangun kanal untuk melindungi kepentingan masyarakat Erupe dari banjir dan bukan untuk melindungi warga Jakarta secara keseluruhan.
Namun, pembangunan Terusan Barat yang dirancang oleh Van Breen pada tahun 1920 itu belum selesai sampai Belanda pergi. Sedangkan sistem polder Lingkar Kanal Kota di sejumlah daerah banjir belum terbangun dan Batavia tenggelam kembali pada tahun 1932.

Dan banjir masih saja menggenangi Jakarta bahkan setelah Indonesia merdeka. Banjir besar tercatat pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007, 2008, 2013, dan 2014. Tak heran jika slogan Batavia saat itu adalah “Dispereert niet” yang artinya jangan keputusasaan, termasuk banjir yang akan terus mengiringi warga Ibukota.
admin






daratmpv dan Antiluqman memberi reputasi
-2
571
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan