- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Health
Sunat di Korea Selatan Bikin Trauma, Padahal Tujuannya Mirip dengan Syariat Islam


TS
Kokonata
Sunat di Korea Selatan Bikin Trauma, Padahal Tujuannya Mirip dengan Syariat Islam

Sunat merupakan satu perintah wajib bagi setiap laki-laki muslim. Sebelum akil balig anak laki-laki sunat. Ternyata di Korea Selatan juga ada budaya sunat. Hanya saja budaya sunat di Korea berbeda dengan muslim di Indonesia. Bahkan sunat di Korea bisa bikin trauma.
Sunat yang mengakibatkan Trauma
Budaya sunat di Korea Selatan itu terungkap dalam obrolan Habib Husein Ja'far dan Daehoon di kanal Youtube Cahaya untuk Indonesia. Konten video publikasi akhir September 2022 itu membahas budaya Korea Selatan. Satu di antaranya adalah budaya sunat.
Ternyata Daehoon sudah sunat sejak kecil sekitar usia 7-8 tahun. Hanya saja orang tua di Korea Selatan tidak berterus terang kepada anaknya yang hendak diajak sunat. Orang tua mengajak makan-makan. “Kita makan di luar, yuk!” kata Daehoon. Padahal pergi ke rumah sakit untuk sunat.
Terkesan mengecoh anak, namun tujuan orang tua sebenarnya baik. Orang tua Korea berbuat begitu agar anaknya tidak takut disunat.

Daehoon mengatakan sunat di Korea bukan karena agama. Alasan sunat untuk kebersihan dan kesehatan. Sekarang, banyak dokter Korea yang tidak merekomendasikan sunat. Dampaknya, banyak anak Korea sekarang belum disunat.
Sunat menjadi pilihan saja karena sebagian anak Korea menjadi trauma. Anak kecil yang tidak tahu apa-apa mendadak disunat. Mengubah bagian tubuhnya yang penting. Bahkan menurut Daehoon, ada yang jadi gangguan psikologis gara-gara sunat.
Hikmah Perayaan Sunat
Mendengar penuturan Daehoon, Habib Husein Ja'far bagai mendapat inspirasi. Betapa pentingnya perayaan sunat meskipun kecil. Anak-anak muslim di Indonesia senang sunat karena mereka akan mendapat uang, bisa beli mainan idaman. Bahkan sebelum sunat diarak terlebih dahulu. Budaya sunat di Indonesia seru dan menyenangkan bagi anak-anak.

Saya pun dulu saat kecil ingin cepat-cepat sunat karena melihat teman-teman sepermainan mendadak kaya setelah sunat. Beli gimbot, sepeda dan lainnya. Setelah sunat, sanak saudara dan tetangga menjenguk dan memberikan amplop berisi uang. Orang tua juga membuat hajatan sunat. Dapat uang lebih banyak lagi.
Tahun 1990-an teknologi sunat belum instan seperti sekarang. Sunat pakai laser dan lainnya. Sembutnya cepat. Bahkan pulang dari klinik sudah bisa langsung pakai celana.
Saya masih ingat. Saat kecil dulu selama 1-2 minggu harus sarungan dulu sampai bekas sunat benar-benar kering. Tiap hari bekas sunat harus dibersihkan dan dikasih semacam bubuk agar lukanya tertutup rapi.

Sunat zaman dulu, tahun 1990-an, benar-benar terasa sakitnya. Masuk akal jika orang tua merayakan, kasih uang, beri mainan dan melakukan hal-hal yang disukai anak agar sakit akibat sunat tidak terasa. Meskipun sunat terasa sakit, sepadan dengan uang dan segala kesenangan yang diperoleh anak.
Seandainya anak-anak Korea mendapat kesenangan setelah sunat, tidak bakal ada cerita trauma dan perasaan tertipu karena tidak diberi tahu terlebih dahulu. Terlebih saat ini sunat semakin gampang, cepat sembuh, dan tidak begitu menyakitkan.
Nah, Agan-agan sendiri gimana pengalamannya saat sunat dulu. Mendadak banyak duitkah? Cenderung senang dan bahagia kan kalau sudah disunat.
Sumber
Foto dari Canva, Senibudayabetawi.com, Tribunnews
Diubah oleh Kokonata 10-10-2022 09:36
0
9.2K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan