- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BIDADARI KEMATIAN


TS
kasihudin
BIDADARI KEMATIAN

Irma Grese, Monster Jelita Penjaga Kamp Konsentrasi Nazi Jerman


Seperti dijelaskan Felicia Morris dalam Beatiful Monsters (2011) Grese mungkin belajar banyak tentang Nazi melalui ayahnya yang merupakan seorang anggota Partai Nazi pada 1937, tapi dia bukan seorang fanatik. Tindakan ibunya, Berta, yang kemungkinan besar membuat Grese menyeburkan dirinya dalam program Pemuda Hitler. Berta terbebani oleh masalah kehidupannya termasuk perselingkuhan suaminya, sehingga ia bunuh diri dengan meminum sebotol asal klorida.
Grese dan ayahnya menyaksikan tragedi tersebut. Saat itu, Grese baru berusia dua belas tahun. Masalah traumatik itulah yang kemungkinan besar membentuk dirinya menjadi pribadi yang sadis kelak.
Irma punya kedudukan lebih di mata Nazi. Pasalnya ia berasal dari keluarga peternak. Rezim Nazi menjunjung tinggi semua pemuda terlebih yang berasal dari pedesaan karena hubungan mereka dengan tanah, yang dipandang Nazi sebagai entitas suci.
Pada usia empat belas tahun, Irma meninggalkan sekolah dasar untuk alasan yang tak jelas. Entah bagaimana, pada 1939, ia kemudian menjadi seorang asisten perawat di bawah Konsultan Senior Panti Jompo dan Rumah Sakit SS, Profesor Karl Gebhardt di Hohenclychen.

Namun Grese tampaknya tidak terlalu pandai merawat pasien. Sehingga setelah dua tahun bekerja sebagai asisten perawat, ia dirujuk ke Ravensbruck, sebuah kamp konsentrasi yang terletak di Jerman Utara, di mana ia akhirnya menemukan jati dirinya sebagai SS-Aufseherin atau pengawas kamp.
Grese menjadi penjaga wanita paling kejam yang kerap melakukan tindakan tak manusiawi. Kejahatan Grese bermula dengan pelatihan berlebihan atau pemukulan terhadap narapidana.

Pada Maret 1943, ia dipindahkan ke kamp konsentrasi terkenal Auschwitz. Mulanya ia bekerja sebagai operator telepon, tak lama kemudian ia dipromosikan sebagai penjaga kamp yang jabatannya lebih tinggi.
Melalui pekerjaan ini dia mendapatkan reputasinya yang terkenal, menjadi orang yang ditakuti sekaligus dibenci di dalam kamp Nazi. Olga Lengyel, seorang tahanan Hongaria di Auschwitz-Birkenaui menyebutnya sebagai wanita bercambuk.
"Ketia dia berjalan melewati kamp dengan cambuk di tangannya, tercium bau parfum murahan. Cambuk plastik menjadi ciri khasnya, terutama bagi para narapidana yang menyaksikan (atau korban) cambukan yang menyengat. Penjaga kamp akan memukuli dan menyiksa para narapidana yang sudah lemah," kata Lengyel seperti ditulis Daniel Brown dalam The Beautiful Beast (2004).











amekachi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.5K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan