Melarang anak pelajar sekolah membawa dan mengendarai kendaraan pribadi ke sekolah, tentu ini menjadi sebuah kesulitan tersendiri karena sampai saat ini masih banyak orang tua yang memberikan izin anaknya untuk mengendarai kendaraan bermotor sendiri ke sekolah.

Bukan hanya terjadi di desa, di daerah perkotaan pun masih sama, banyak anak yang terkena tilang karena mengendarai sepeda motor tanpa memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan juga terkadang tidak menggunakan helm pelindung kepala.

Aturan yang berlaku di Indonesia sendiri terkhusus yang diterapkan oleh Polantas, baik itu kendaraan roda dua, empat, atau lebih, pengemudinya harus berusia minimal 17 tahun dan sudah memiliki Surat Izin Mengemudi alias SIM. Untuk anak-anak usia dibawah 17 tahun belum diizinkan untuk mengemudikan kendaraan di jalan raya karena dapat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan yang lain.

Meskipun aturan larangan anak di bawah umur mengemudikan kendaraan pribadi di jalan raya, tapi ternyata masih banyak sekali ditemukan anak-anak remaja yang mengendarai kendaraan pribadi untuk pulang pergi ke sekolah GanSis.

Seringkali kejadian kecelakaan diberitakan menimpa anak-anak remaja yang mengalami lakalantas karena mengendarai kendaraan sendiri ke sekolah atau hanya untuk pergi main dengan teman.

Banyaknya kejadian dan pemberitaan anak sekolah mengalami kecelakaan lalulintas atau lakalantas karena mengendarai kendaraan sendiri ke sekolah tentu harus dijadikan sebagai pelajaran serta himbauan bagi anak-anak sekolah yang lain dan juga orang tuanya GanSis.

Sebagaimana aturan yang berlaku dan melarang anak-anak mengendarai kendaraan pribadi, maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk semua orang mengikuti aturan yang ada tanpa terkecuali.

Orang tua yang mengizinkan anak mereka untuk membawa kendaraan sendiri ke sekolah juga mulai harus berpikir ulang, karena saat orang tua memberikan izin dan membiarkan anak mereka untuk membawa kendaraan bermotor ke sekolah itu tandanya mereka membiarkan anak mereka dalam bahaya.

Alangkah lebih baik jika orang tua mengalah untuk mengantar jemput anak ke sekolah, atau jika memang sibuk maka lebih baik untuk memberikan mereka ongkos untuk naik angkutan umum agar meminimalisir kecelakaan lalulintas.

Jika anak mengalami kecelakaan lalulintas, tidak dapat dipungkiri tetap orang tualah yang nantinya akan merasa menyesal. Bukan hanya menyesal karena kendaraan yang dipakai rusak, melainkan bisa juga anak mengalami celaka hingga merenggut nyawa atau mencelakakan orang lain.

Itulah GanSis sekilas tentang pelanggaran yang masih sering terjadi di masyarakat dan dianggap sebagai hal yang normal.

Semoga kedepannya dari banyaknya kejadian anak-anak pelajar mengalami kecelakaan karena mengendarai kendaraan bermotor tanpa pengawasan bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi para orang tua yang tega membiarkan anaknya sendiri mengendarai motor untuk pulang pergi sekolah dengan berbagai macam alasan pembenaran.

Mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai himbauan bagi Agan dan Sista semua.