Terkubur jauh di dalam goa terpencil di pedalaman kalimantan, para arkeolog menemukan sebuah bukti ilmiah dari tulang belulalng seorang anak muda yang dapat menulis ulang sejarah medis dunia.




Dengan menggunakan teknik penanggalan radio karbon, para ilmuwan memperkirakan mayat yang mereka temukan telah berusia sekitar 31.000 tahun dan telah bersemayam dalam gua liang tebo, kalimantan Timur selama waktu tersebut sesuai dengan apa yang di release oleh Jurnal Nature hari Rabu (7/9)

Namun yang menjadi perhatian  para Ilmuwan dari tulang belulang anak muda ini adalah adanya tanda-tanda bekas amputasi yang di lakukan secara rapi dan benar menurut standar medis jaman sekarang pada individu tersebut sebelum meninggalnya di sekitaran umur 19 sampai 21 tahun.



Dengan ada nya penemuan ini, ilmuwan menemukan sejarah baru atau catatan baru tentang keterampilan manusia di zaman batu terkait ketrampilan mereka melakukan tindakan pengobatan dan pencegahan di zaman dahulu.
"ini adalah penemuan penting dan mendorong kita untuk melihat kembali kebelakang dari cara kita melihat nenek moyang manusia dalam melakukan tindakan medis, dan pengetahuan mereka tentang pengobatan kompleks." ucap Maxime Aubert seorang professor Sosial dan Budaya di Universitas Griffith Queensland via email.

"mereka harus memiliki pengetahuan mendalam soal anatomi tubuh manusia, cara menyetop aliran darah, prosedur anastesi sampai antisepsi (cara mencegah bertambah banyak nya mikroorganisme pada bekas luka). Dan semua pengetahuan tersebut sebenarnya adalah hal yang baru kita cari faktanya pada permulaan abad ini." tulis Aubert.

Para Ahli memperkirakan kemampuan manusia melakukan amputasi baru sekitar 10000 tahun yang lalu saat manusia sudah mengenal pertanian dan mulai hidup menetap. 
Sebelum penemuan ini, amputasi tertua yang di temukan adalah penemuan kerangka yang di perkirakan 7000 tahun yang lalu di sebuah tempat yang bernama prancis sekarang, berupa pencabutan tulang di atas siku seorang petani tua jaman dahulu.

Baru 100 tahun yang lalu, pembedahan menjadi sebuah issue medis dunia barat. Sebelum perkembangan Antibiotik banyak pasien amputasi yang meninggal di meja operasi saat itu. 
Kehilangan darah, syok dan infeksi adalah akibat lain yang harus di hadapi pasien pasca operasi yang terkadang berakibat fatal bagi si pasien.




Pada kasus penemuan baru ini, ditemukan bahwa tidak ada jejak infeksi pada tulang, dan tulang yang berada di atas area amputasi tetap bertumbuh dengan normal sampai akhirnya berhenti tumbuh di usia individu tersebut meninggal karena sebab lain.

Si pembedah jaman 31000 tahun yang lalu itu kemungkinan melakukan pembedahan dengan menggunakan pisau batu yang memang harus benar-benar di sterilkan, dan si pembedah harus benar-benar tau tentang anatomi tubuh manusia, letak pembuluh darah, saraf guna mencegah terjadi nya pendarahan yang hebat dan juga mencegah infeksi.

Kemudian mereka juga memiliki pengetahuan tentang bagaimana merawat pasien pasca operasi dengan desinfektan secara rutin dan teratur untuk mencegah terjadinya infeksi pada bekas luka.
Dan dibuktikan pemuda ini masih hidup selama 9 tahun setelah di lakukannya prosedur amputasi tersebut.
Hal yang cukup mengejutkan untuk keadaan manusia di zaman tersebut.


sumber: 

https://www.25newsnow.com/2022/09/07...st-amputation/