- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Kisah Sang Laksamana Melayu Yang Melegenda di Indonesia Dan Malaysia


TS
happystore00
Kisah Sang Laksamana Melayu Yang Melegenda di Indonesia Dan Malaysia

Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripan akar budaya yang kuat. Salah satunya adalah budaya Melayu yang kental di Malaysia dan mayoritas di wilayah Sumtera dan sebagian dari kalimantan.Salah satu figur tokoh yang dihormati oleh kedua bangsa jiran ini adalah sosok laksmana legendaris pada masa kesultanan Malaka bernama Hang Tuah yang sangat melegenda bahkan sangat misterius hingga saat ini.
Hang Tuah pertama kali disebutkan dalam sebuah catatan sastra berjudul "Hikayat Hang Tuah" yang muncul pada abad ke-15. Catatansastra ini menceritakan tentang legenda HangTuah. Di Malaka pada tahun 1444 M Hang Tuah lahir dari pasangan Hang Mahmud dan Dang Merduwati. Pada usia 10 tahun Hang Tuah dikirim ke puncak gunung untuk belajar silat kepada sang guru bernama Adi Putera. Dalam pelatihan Hang Tuah bersahabat dengan Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Mereka berlima sama - belajar silat dan meditasi kepada Adi Putera.
Hang Tuah mulai dikenal oleh masyarakat bahkan sampai dikenal oleh Sultan Muzaffar Shah karena keberaniannya melawan para perompak yang mengamuk dan memyerang Desa Bendahara di Kesultanan Malaka. Kawanan perompak yang menyerang Desa Bnedahara diselidiki oleh Tun Perak. Para Perompak menyerang rombongan Tun Perak. Para pengawal Tun Perak melarikan diri karena ketakutan oleh para perompak. Hanya Hang Tuah dan kawan - kaan yang melindungi Tun Perak. Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Kasturi dan Hang Lekir dengan keahlian ilmu silat yang mereka pelajari berhasil mengalahkan para perompak. Kagum oleh keberanian dan keahlian Hang Tuah dan kawan - kawan Tun Perak merekomendasikan mereka pada Sultan Muzaffar Shah untuk diangkat menjadi anggota pengawal kerajaan. Menjadi anggota pengawal kerajaan menjadi titik balik karir Hang Tuah yang akhirnya bisa menjadi Laksamana dibawah Sultan Mahmud, putra Sultan Muzaffar.
Hang Tuah sedang mendampingi Sultan Mahmud Shah dalam perjalanan di Majapahit untuk meminang seorang putri. Pendekar Majapahit yang bernama Taming Sari mengajak Hang Tuah untuk berduel. Dalam duel yang dimenangkan oleh Hang Tuah membuat Wikramawardhana kagum oleh Kekuatan Hang Tuah. Karena Taming Sari pendekar sakti mandraguna dari Majapahit. Wokramawardhana memberikan keris yang digunakan oleh Taming Sari kepada Hang Tuah sebagai hadiah karena telah memenangkan duel satu lawan satu. Sejaka saat itu keris ini selalu digunakan oleh Hang Tuah. Konon keris ini menjadi salah satu senjata legendaris di Malaysia. keris ini diperkirakan berada di keluarga Kesultanan Perak yang masih keturunan dari Sultan Malaka
Kehebatan dan kedekatan Hang Tuah kepada Sultan Mahmud ternyata menimbulkan banyak pihak yang tidak suka. Bahkan ada isu bahwa Hang Tuah menjalin kasih kepada selir Sultan Mahmud yang bernama Tun Teja. Sultan yang murka langsung mengeluarkan perintah untuk menjatuhi hukuman mati kepada Hang Tuah tanpa pengadilan. Hang Tuah di sembunyikan oleh Tun Perak ditempat tersembunyi. Hang Jebat yang berpikir bahwa sahabatnya telah di eksekusi langsung menyerang istana kesultanan. Untuk menarik keluar Hang Tuah maka Sultan akan mengampuni Hang Tuah jika ia mampu membunuh sahabatnya sendiri yaitu Hang Jebat. Sultan memamfaatkan kejadian Hang Jebat menyerang ke istana sehingg bisa membuat skenario bahwa Hang Jebat sudah terpengaruh oleh keris Sakti Taming Sari hingga menjadi haus kekuasaan.
Untuk menunjukkan kesetiaannya, Hang Tuah pergi memburu sahabatnya sendiri dengan berbekal keris Purung Sakti untuk menandingi keris Taming Sari. Setelah bertemu Hang Tuah langsung menyerang Hang Jebat tanpa bertanya apa alasan Hang Jebat menyerang istana kesultanan. pertarungan dua orang sahabat yang sakti ini konon mengahbiskan waktu tujuh hari tujuh malam. Hamng tuah berhasil menikam dan merebut keris Taming Sari dari sahabatnya. Dan Hang Jebat wafat dipangkuan sahabatnya. Hang Tuah kembali ke Malaka dan memperoleh kedudukannya bahkan menjadi laksamana tinggi dan memimpin armada melawan portugis.
Sultan Mahmud mengutus Hang Tuah untuk mengirimkan surat lamaran sultan kepada seorang putri yang mendiami Gunung Ledang. Namun sang putri memberikan syarat yang tidak masuk akal kepada Hang Tuah. Sehingga menganggap permintaan putri tidak masuk akal maka Hang Tuah memutuskan untuk menghilang karena merasa sudah mengecawakan sang sultan.






bolalive00 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
841
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan