Baru-baru ini ada kejadian yang membuat publik terkaget-kaget, karena ada santri berinisial AM yang dianiaya hingga tewas.

Namun untuk berita yang satu ini karena ini fakta bukan fiksi, biar tidak salah kata karena berhubungan dengan santri maka agan harus lihat dulu video dibawah ini,



Membahas kasus ini ngeri-ngeri sedap sebab alumni gontor sudah banyak yang menjadi orang hebat.

Sebut saja nama-nama hebat itu adalah KH. Ahmad Hasyim Muzadi adalah mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU). Lalu ada Adnan Pandu Praja yang merupakan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015.

Tak lupa juga ada Dr. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA yang merupakan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 2009-2009. Bahkan ada Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Daud, menjadi pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Al-Mu'min Ngruki, Solo, Jawa Tengah dimana sempat masuk penjara karena di duga masuk jaringan teroris.



Bahkan ada juga Lukman Hakim Syaifuddin beliau ini adalah Menteri Agama pengganti Suryadharma Ali. Sebelumnya juga beliau pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014.

Masih banyak nama hebat lainnya, tapi itu menandakan Pondok Modern Darussalam Gontor bukanlah ponpes kacangan, bukan juga ponpes sembarangan.

Namun sayangnya saat ini namanya tercoreng atas kematian AM yang dianiaya oleh sesama santri, bahkan pihak ponpes sempat memberikan keterangan bahwa AM meninggal akibat kelelahan sesudah mengikuti perkemahan

.

Namun sayang setelah pihak korban melihat kejanggalan, dan memakai jasa pengacara Hotman Paris barulah pihak ponpes merubah keterangan bahwa diduga adanya penganiayaan. Ini bahaya, karena sekelas ponpes yang menitik beratkan ilmu agama, terlebih ponpes ternama tapi tidak mengutamakan kejujuran.

Memang kita akui lembaga pendidikan modern masih menganut perploncoan, bahkan sampai ke pesantren pun hal itu mengakar kuat.

Karena TS juga mengalami ketika mengikuti pramuka dan berkemah hanya untuk mendapatkan pangkat dan baret coklat, harus rela di plonco oleh senior. Dari yang meluk pohon, makan cacing tapi diganti mie, sampai harus tiarap masuk gorong-gorong.



Kalau gak mau atau gagal, pukulan dan hantaman menjadi makanan penutup. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah tak pantas ada lagi, apalagi di institusi pendidikan semi militer yang dikelola pemerintah seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), sering banget kejadian yang meninggal tapi sekolah tetap berjalan, pelaku plonco yang apes ditahan dan yang meninggal terlupakan.

Jadi sebenarnya kejadian ini sudah tak asing dan seringkali berulang, tapi seharusnya di lingkungan ponpes yang menitik beratkan ilmu agama hal konyol kayak begini harusnya tak ada.



Apalagi di awal sudah terkesan menutupi dengan kebohongan, mirip dengan kasus Sambo yang sedang viral. Kalau keluarga korban tak membawa pengacara sekaliber Hotman Paris apakah bisa terungkap?

Netizen pun bersuara, sebaiknya pondok pesantren tidak menerapkan sistem pondok atau asrama, lebih baik semua ponpes menerapkan sistem sekolah modern pada umumnya saja. Jadi ada kontrol orang tua juga terhadap siswa yang sekolah, kalau dibandingkan dengan sekolah modern Kristen tanpa mondok juga bagus, baik itu masalah kedisiplinannya dan juga ilmunya.

Kenapa lembaga pendidikan modern masih harus mondok, belajar mandiri, bahkan ada perploncoan. Karena zaman digital saat ini harusnya transfer ilmu lebih mudah dan juga tak harus tatap muka.



Netizen memang punya segudang kritik, tapi itulah netizen yang menganggap siswa yang mondok belum tentu lebih baik dengan yang tidak mondok. Lantas apa tanggapan agan dan sista dengan kasus ini?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3
Pic : google