- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Arab Saudi Disebut Jadi Ibu Kota Narkoba Timur Tengah


TS
dragonroar
Arab Saudi Disebut Jadi Ibu Kota Narkoba Timur Tengah
Arab Saudi Disebut Jadi Ibu Kota Narkoba Timur Tengah
Sabtu, 03 Sep 2022 16:15 WIB

Ilustrasi penyitaan Captagon di Arab Saudi. Kasus narkoba di Arab Saudi makin menjadi-jadi, bahkan para pakar sudah menjuluki negara itu sebagai
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) di Arab Saudi semakin menjadi sorotan setelah pada Rabu, (31/8), penyitaan obat-obatan terlarang di negara tersebut mencetak rekor.
Saat itu, pihak Kepolisan Arab Saudi menyita hampir 47 juta pil amfetamin yang disembunyikan dalam paket pengiriman tepung di sebuah gudang di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Temuan yang menggegerkan tersebut semakin menambah panjang kasus narkoba di negara Teluk itu. Salah satu kasus paling geger terjadi pada April lalu.
Kala itu, seorang pria dilaporkan membakar rumah keluarganya menjelang buka puasa Ramadan hingga empat jiwa melayang. Polisi menyebut pelaku berada di bawah pengaruh metamfetamin alias sabu.
Kasus narkoba di Arab Saudi pun telah menjadi pembahasan banyak media lokal. Rentetan kasus hingga rekor penyitaan pun membuat sejumlah pakar menyebut Arab Saudi sebagai "ibu kota narkoba Timur Tengah".
Menurut para ahli, diberitakan CNN pada Jumat (2/9), Arab Saudi kini menjadi tujuan utama penyelundupan narkoba dari Suriah dan Lebanon.
Para ahli menyebut negara Kerajaan itu jadi salah satu wilayah terbesar dan paling menguntungkan untuk peredaran narkoba, dan status itu terus menguat.
Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika menyebut kasus para Rabu (31/9) adalah kejadian penyelundupan tunggal terbesar narkoba di negara tersebut.
Meski pihak Kepolisian tidak menyebutkan nama obat yang disita dan asalnya, Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kriminal (UNODC) mengatakan "laporan penyitaan amfetamin dari negara-negara Timur Tengah terus merujuk pada tablet bertuliskan logo Captagon".
Captagon merupakan merek dari produk medis yang mengandung stimulan sintetis fenethylline.
Menurut Pusat Pemantauan Narkoba dan Adiksi Eropa, meski kini tak lagi diproduksi secara legal, obat-obatan palsu dengan nama itu pun terus ditemukan dalam penyitaan di Timur Tengah.
Pemusnahan narkoba yang telah disita di Arab Saudi dan sekitarnya juga terus menggendut.
Pada awal pekan ini, sebuah kapal Penjaga Pantai AS menyita 320 kilogram tablet amfetamin dan ganja hampir 3.000 kilogram senilai jutaan dolar dari sebuah kapal nelayan di Teluk Oman.
Pengamat dari Brookings Institution di Washington DC, Vanda Felbab-Brown, menyebut Captagon semula dikenalkan di Arab Saudi pada 15 tahun lalu. Namun pemakaian obat itu makin intensif dalam lima tahun terakhir.
"Mungkin menjadi setara dengan ganja," kata Felbab-Brown yang juga menulis soal narkotika di Timur Tengah.
"Hal ini karena ada banjir pasokan yang kini sebagian besar datang dari Suriah. Di sana, ini diproduksi dalam skala industri di pabrik kimia yang diwarisi dari rezim [Assad]," lanjutnya yang juga mengatakan obat-obatan itu dipasok oleh panglima perang rezim dan sekutunya.
CNN menyebut Pusat Komunikasi Internasional Arab Saudi tidak merespons permintaan tanggapan atas hal tersebut.
https://www.cnnindonesia.com/interna...a-timur-tengah
Sabtu, 03 Sep 2022 16:15 WIB

Ilustrasi penyitaan Captagon di Arab Saudi. Kasus narkoba di Arab Saudi makin menjadi-jadi, bahkan para pakar sudah menjuluki negara itu sebagai
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) di Arab Saudi semakin menjadi sorotan setelah pada Rabu, (31/8), penyitaan obat-obatan terlarang di negara tersebut mencetak rekor.
Saat itu, pihak Kepolisan Arab Saudi menyita hampir 47 juta pil amfetamin yang disembunyikan dalam paket pengiriman tepung di sebuah gudang di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Temuan yang menggegerkan tersebut semakin menambah panjang kasus narkoba di negara Teluk itu. Salah satu kasus paling geger terjadi pada April lalu.
Kala itu, seorang pria dilaporkan membakar rumah keluarganya menjelang buka puasa Ramadan hingga empat jiwa melayang. Polisi menyebut pelaku berada di bawah pengaruh metamfetamin alias sabu.
Kasus narkoba di Arab Saudi pun telah menjadi pembahasan banyak media lokal. Rentetan kasus hingga rekor penyitaan pun membuat sejumlah pakar menyebut Arab Saudi sebagai "ibu kota narkoba Timur Tengah".
Menurut para ahli, diberitakan CNN pada Jumat (2/9), Arab Saudi kini menjadi tujuan utama penyelundupan narkoba dari Suriah dan Lebanon.
Para ahli menyebut negara Kerajaan itu jadi salah satu wilayah terbesar dan paling menguntungkan untuk peredaran narkoba, dan status itu terus menguat.
Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika menyebut kasus para Rabu (31/9) adalah kejadian penyelundupan tunggal terbesar narkoba di negara tersebut.
Meski pihak Kepolisian tidak menyebutkan nama obat yang disita dan asalnya, Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kriminal (UNODC) mengatakan "laporan penyitaan amfetamin dari negara-negara Timur Tengah terus merujuk pada tablet bertuliskan logo Captagon".
Captagon merupakan merek dari produk medis yang mengandung stimulan sintetis fenethylline.
Menurut Pusat Pemantauan Narkoba dan Adiksi Eropa, meski kini tak lagi diproduksi secara legal, obat-obatan palsu dengan nama itu pun terus ditemukan dalam penyitaan di Timur Tengah.
Pemusnahan narkoba yang telah disita di Arab Saudi dan sekitarnya juga terus menggendut.
Pada awal pekan ini, sebuah kapal Penjaga Pantai AS menyita 320 kilogram tablet amfetamin dan ganja hampir 3.000 kilogram senilai jutaan dolar dari sebuah kapal nelayan di Teluk Oman.
Pengamat dari Brookings Institution di Washington DC, Vanda Felbab-Brown, menyebut Captagon semula dikenalkan di Arab Saudi pada 15 tahun lalu. Namun pemakaian obat itu makin intensif dalam lima tahun terakhir.
"Mungkin menjadi setara dengan ganja," kata Felbab-Brown yang juga menulis soal narkotika di Timur Tengah.
"Hal ini karena ada banjir pasokan yang kini sebagian besar datang dari Suriah. Di sana, ini diproduksi dalam skala industri di pabrik kimia yang diwarisi dari rezim [Assad]," lanjutnya yang juga mengatakan obat-obatan itu dipasok oleh panglima perang rezim dan sekutunya.
CNN menyebut Pusat Komunikasi Internasional Arab Saudi tidak merespons permintaan tanggapan atas hal tersebut.
https://www.cnnindonesia.com/interna...a-timur-tengah
0
364
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan