- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Naikkan Harga Pertalite-Pertamax, Ekonom: Tidak Kreatif!


TS
kangsuroto
Jokowi Naikkan Harga Pertalite-Pertamax, Ekonom: Tidak Kreatif!

Jakarta - Hari ini pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM Pertalite, Pertamax, dan Solar. Pengumuman dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Menanggapi hal tersebut, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan langkah pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite tidak tepat waktu. Pemerintah dinilai tidak kreatif karena memilih opsi menaikkan harga.
"Kenaikan harga merupakan mekanisme yang paling tidak kreatif!" kata dia dalam keterangannya, Sabtu (3/9/2022).
"Masyarakat jelas belum siap menghadapi kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter," jelas Bhima.
Dia mengungkapkan dampaknya Indonesia bisa terancam stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan tidak dibarengi dengan kesempatan kerja. BBM bukan sekadar harga energi dan spesifik biaya transportasi kendaraan pribadi yang naik, tapi juga ke hampir semua sektor terdampak.
"Misalnya harga pengiriman bahan pangan akan naik di saat yang bersamaan pelaku sektor pertanian mengeluh biaya input produksi yang mahal, terutama pupuk," ujarnya.
Menurut Bhima inflasi bahan makanan masih tercatat tinggi pada bulan Agustus yakni 8,55% year on year, bakal makin tinggi.
Diperkirakan inflasi pangan kembali menyentuh dobel digit atau di atas 10% per tahun pada September ini. Sementara inflasi umum diperkirakan menembus di level 7-7,5% hingga akhir tahun dan memicu kenaikan suku bunga secara agresif.
"Konsumen ibaratnya akan jatuh tertimpa tangga berkali kali, belum sembuh pendapatan dari pandemi, kini sudah dihadapkan pada naiknya biaya hidup dan suku bunga pinjaman," ujar dia.
Selain itu masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi dan tidak memiliki kendaraan sekalipun, akan mengurangi konsumsi barang lainnya. Karena BBM ini kebutuhan mendasar, ketika harganya naik maka pengusaha di sektor industri pakaian jadi, makanan minuman, hingga logistik semuanya akan terdampak.
Pelaku usaha dengan permintaan yang baru dalam fase pemulihan, tentu risiko ambil jalan pintas dengan lakukan PHK massal. Sekarang realistis saja, biaya produksi naik, biaya operasional naik, permintaan turun ya harus potong biaya biaya. Ekspansi sektor usaha bisa macet, nanti efeknya ke PMI manufaktur kontraksi kembali di bawah 50.
Menurutnya, bansos yang hanya melindungi orang miskin dalam waktu 4 bulan, tidak akan cukup dalam mengkompensasi efek kenaikan harga BBM. "Misalnya ada kelas menengah rentan, sebelum kenaikan harga Pertalite masih sanggup membeli di harga Rp7.650 per liter, sekarang harga Rp 10.000 per liter mereka turun kelas jadi orang miskin," imbuh dia.
Sumber
Sebagai pelaku UMKM yang babak belur semasa corona dan sekarang baru mulai pulih, kaget dan kecewa dengan kenaikan BBM ini karena bisa dipastikan akan ada kenaikan bahan baku dan ongkos pengiriman.
Tapi ya mau bagaimana lagi, ane lebih memilih fokus mencari solusi daripada harus mencaci maki pemerintah tapi ane tetep berharap kenaikan ini dibatalkan.






nomorelies dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.9K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan