- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Masjid Cheng Ho Surabaya Jadi Rumah Duka Dirut Bank Maspion Herman Halim


TS
shinsoun
Masjid Cheng Ho Surabaya Jadi Rumah Duka Dirut Bank Maspion Herman Halim
Salah satu pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya, Lim Xiao Ming alias Herman Halim meninggal dunia.

Masjid Cheng Ho Surabaya pun ditetapkan sebagai rumah duka Herman Halim. Kegiatan tahlilan juga digelar di sana.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan hadir saat tahlilan tujuh hari Herman Halim di Masjid Cheng Ho Surabaya.
Tahlilan hari ke tujuh dilaksanakan pada Jumat malam, 19 Agustus 2022. Dahlan didaulat menjadi penerjemah.
“Ternyata saya diminta merangkap jadi penerjemah. Setelah tahlilan memang ada acara sambutan tunggal: wakil keluarga almarhum,” kata Dahlan Iskan dalam tulisannya berjudul ‘Lim Xiao Ming‘ pada Minggu, 21 Agustus 2022.
Lim Qing Hai, anak bungsu Herman mewakili keluarga memberikan sambutan dalam bahasa asing.
Sang anak masih belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Ia ingin memberi sambutan dalam bahasa asing.
“Terserah saya, ia harus pidato pakai bahasa apa. Agar lebih mudah bagi saya untuk menerjemahkannya,” kata Dahlan.
Mantan Dirut PLN ini mengatakan Lim Qing Hai bisa berbahasa Inggris dan Arab. Sama fasihnya.
“Saya pilih ia pakai bahasa Inggris saja. Saya malu padanya: bahasa Arab saya parah sekali,” kata Dahlan.
Lim Xiao Ming Masuk Islam di Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia dengan arsitektur Tiongkok.
Di masjid itulah Lim Xiao Ming menyatakan diri menjadi mualaf, masuk Islam.
Lim Xiao Ming atau Herman Halim kemudian menjadi salah satu pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya.
“Untuk teman-teman Surabaya bisa melayat ke rumah duka. Masjid Cheng Ho telah ditetapkan sebagai rumah duka almarhum,” imbuh Dahlan.
Bambang Suyanto atau Liu Min Yuan, pengusaha besar yang juga pendiri masjid Cheng Ho sebagai tuan rumah.
Karangan bunga memenuhi kawasan masjid itu. Peziarah juga antre mengucapkan kata duka.
“Saya telat datang dari Samarinda,” jelas Dahlan.
Lim Xiao Ming atau Herman Halim meninggal dunia di Singapura.
Jenazahnya dibawa ke Jakarta. Ia dimakamkan di Jakarta secara Islam. Tahlilan dilaksanakan di Masjid Cheng Ho Surabaya.
“Seminggu sebelum meninggal saya masih makan siang bersamanya. Ramai-ramai. Bersama tokoh-tokoh Tionghoa dari perkumpulan Fuqing. Yakni mereka yang punya leluhur di kabupaten Fuqing, provinsi Fujian,” kata Dahlan.
Hari itu perkumpulan pemuda/pemudi Fuqing berkumpul di Surabaya. Dari seluruh Indonesia. Tokoh-tokoh seniornya ikut hadir: Alim Markus –”Cintailah Produk-produk Indonesia”–, Wencin Si raja emas, Mingky dari Ming Garden, pabrik baja, dan banyak lagi.
“Saya diminta jadi pembicara di forum itu. Lalu tokoh-tokoh tersebut meninggalkan forum: makan siang di sebuah restoran Tionghoa yang terkenal dengan menu pao yu-nya: Kapin,” jelas Dalan.
“Saya tidak menyangka Herman Halim meninggal seminggu kemudian. Di Singapura. Ia memang ke Singapura. Ingin ke dokter. Tapi bukan untuk berobat. Hanya check up. Bersama istri sambungnya. Sudah tiga tahun mereka tidak kontrol,” beber Dahlan.
Di Singapura ia terjatuh. Lemas. Terkulai. Meninggal. Usianya 70 tahun. Lim Xiao Ming punya leluhur di Fuqing. Satu kampung dengan Alim Markus dan konglomerat terbesar Indonesia Liem Sioe Liong.
“Saya kenal lama dengan Herman Halim. Puluhan tahun. Sejak kantor kami sama-sama di Jalan Kembang Jepun. Ia sumber berita bagi wartawan Surabaya. Jabatannya: ketua Persatuan Bank-bank Swasta Nasional Surabaya. Saya sering diskusi ekonomi dengannya,” kata Dahlan
Herman juga menjadi ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, yang sekarang menjadi Universitas Hayam Wuruk.
“Saya sering senam dansa di halaman kampus itu, yang lama maupun yang kampus baru,” imbuh Dahlan.
Ketika Alim Markus mendirikan Bank Maspion, Herman Halim diminta menjadi direktur utama bank itu. Herman Halim Dirut Bank Maspion sampai meninggal.
Sebenarnya ia akan pensiun tahun ini. Bukan saja sudah berumur 70 tahun, tapi juga karena bank Maspion sudah dijual.
Bank itu dibeli bank swasta dari Thailand. Proses pembelian itu tidak mudah. Tapi akhirnya selesai. Bulan lalu. Tuntas.
“Alim Markus dapat untung banyak. Herman Halim bisa mengakhiri pengabdiannya dengan baik. Dan ternyata ia juga mengakhiri hidupnya. Dengan husnul khatimah, Insya Allah,” tandas Dahlan Iskan.
Sumber: https://pojoksatu.id/news/berita-nas...di-penerjemah/

Masjid Cheng Ho Surabaya pun ditetapkan sebagai rumah duka Herman Halim. Kegiatan tahlilan juga digelar di sana.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan hadir saat tahlilan tujuh hari Herman Halim di Masjid Cheng Ho Surabaya.
Tahlilan hari ke tujuh dilaksanakan pada Jumat malam, 19 Agustus 2022. Dahlan didaulat menjadi penerjemah.
“Ternyata saya diminta merangkap jadi penerjemah. Setelah tahlilan memang ada acara sambutan tunggal: wakil keluarga almarhum,” kata Dahlan Iskan dalam tulisannya berjudul ‘Lim Xiao Ming‘ pada Minggu, 21 Agustus 2022.
Lim Qing Hai, anak bungsu Herman mewakili keluarga memberikan sambutan dalam bahasa asing.
Sang anak masih belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Ia ingin memberi sambutan dalam bahasa asing.
“Terserah saya, ia harus pidato pakai bahasa apa. Agar lebih mudah bagi saya untuk menerjemahkannya,” kata Dahlan.
Mantan Dirut PLN ini mengatakan Lim Qing Hai bisa berbahasa Inggris dan Arab. Sama fasihnya.
“Saya pilih ia pakai bahasa Inggris saja. Saya malu padanya: bahasa Arab saya parah sekali,” kata Dahlan.
Lim Xiao Ming Masuk Islam di Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho Surabaya adalah masjid pertama di Indonesia dengan arsitektur Tiongkok.
Di masjid itulah Lim Xiao Ming menyatakan diri menjadi mualaf, masuk Islam.
Lim Xiao Ming atau Herman Halim kemudian menjadi salah satu pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya.
“Untuk teman-teman Surabaya bisa melayat ke rumah duka. Masjid Cheng Ho telah ditetapkan sebagai rumah duka almarhum,” imbuh Dahlan.
Bambang Suyanto atau Liu Min Yuan, pengusaha besar yang juga pendiri masjid Cheng Ho sebagai tuan rumah.
Karangan bunga memenuhi kawasan masjid itu. Peziarah juga antre mengucapkan kata duka.
“Saya telat datang dari Samarinda,” jelas Dahlan.
Lim Xiao Ming atau Herman Halim meninggal dunia di Singapura.
Jenazahnya dibawa ke Jakarta. Ia dimakamkan di Jakarta secara Islam. Tahlilan dilaksanakan di Masjid Cheng Ho Surabaya.
“Seminggu sebelum meninggal saya masih makan siang bersamanya. Ramai-ramai. Bersama tokoh-tokoh Tionghoa dari perkumpulan Fuqing. Yakni mereka yang punya leluhur di kabupaten Fuqing, provinsi Fujian,” kata Dahlan.
Hari itu perkumpulan pemuda/pemudi Fuqing berkumpul di Surabaya. Dari seluruh Indonesia. Tokoh-tokoh seniornya ikut hadir: Alim Markus –”Cintailah Produk-produk Indonesia”–, Wencin Si raja emas, Mingky dari Ming Garden, pabrik baja, dan banyak lagi.
“Saya diminta jadi pembicara di forum itu. Lalu tokoh-tokoh tersebut meninggalkan forum: makan siang di sebuah restoran Tionghoa yang terkenal dengan menu pao yu-nya: Kapin,” jelas Dalan.
“Saya tidak menyangka Herman Halim meninggal seminggu kemudian. Di Singapura. Ia memang ke Singapura. Ingin ke dokter. Tapi bukan untuk berobat. Hanya check up. Bersama istri sambungnya. Sudah tiga tahun mereka tidak kontrol,” beber Dahlan.
Di Singapura ia terjatuh. Lemas. Terkulai. Meninggal. Usianya 70 tahun. Lim Xiao Ming punya leluhur di Fuqing. Satu kampung dengan Alim Markus dan konglomerat terbesar Indonesia Liem Sioe Liong.
“Saya kenal lama dengan Herman Halim. Puluhan tahun. Sejak kantor kami sama-sama di Jalan Kembang Jepun. Ia sumber berita bagi wartawan Surabaya. Jabatannya: ketua Persatuan Bank-bank Swasta Nasional Surabaya. Saya sering diskusi ekonomi dengannya,” kata Dahlan
Herman juga menjadi ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, yang sekarang menjadi Universitas Hayam Wuruk.
“Saya sering senam dansa di halaman kampus itu, yang lama maupun yang kampus baru,” imbuh Dahlan.
Ketika Alim Markus mendirikan Bank Maspion, Herman Halim diminta menjadi direktur utama bank itu. Herman Halim Dirut Bank Maspion sampai meninggal.
Sebenarnya ia akan pensiun tahun ini. Bukan saja sudah berumur 70 tahun, tapi juga karena bank Maspion sudah dijual.
Bank itu dibeli bank swasta dari Thailand. Proses pembelian itu tidak mudah. Tapi akhirnya selesai. Bulan lalu. Tuntas.
“Alim Markus dapat untung banyak. Herman Halim bisa mengakhiri pengabdiannya dengan baik. Dan ternyata ia juga mengakhiri hidupnya. Dengan husnul khatimah, Insya Allah,” tandas Dahlan Iskan.
Sumber: https://pojoksatu.id/news/berita-nas...di-penerjemah/




cerberus89 dan nomorelies memberi reputasi
0
1.4K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan