Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
ALAMAK! Tiongkok Terbitkan Buku Putih Satukan Tionghoa Sedunia: Bagaimana 'Kota-kota
ALAMAK! Tiongkok Terbitkan Buku Putih Satukan Tionghoa Sedunia: Bagaimana 'Kota-kota China' di Indonesia?
ALAMAK! Tiongkok Terbitkan Buku Putih Satukan Tionghoa Sedunia: Bagaimana 'Kota-kota MAO ZEDONG - Setelah kematian Mao Zedong, batasan diberikan pada masa jabatan presiden, tetapi itu telah hilang di bawah Presiden Xi Jinping. (Wikimedia Commons via ABC)
KONFLIK  antara Tiongkok alias China Daratan vs 'Taiwan  telah melebar terlalu jauh. Ini karena Partai Komunis China  (CPC) baru saja menerbitkan Buku Putih terkait kebijakan 'Satu China'.
Lewat Buku Putih ini, Tiongkok bukan hanya  bersikeras memberlakukan 'Satu China' ke Taiwan, pulau yang diklaimnya sebagai sarang separatis.
Tiongkok ingin pula menyatukan  semua orang Tionghoa di seluruh dunia (China Overseas) sebagai bagian dari rakyat Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Jika Buku Putih dipaksakan maka bisa saja mempengaruhi semua warga China yang tersebar di manca negara.
Di Indonesia,  menurut catatan  Suara Pemred, wilayah komunitas China terbesar berada di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat serta  di beberapa daerah lainnya  di Sumatera.
Wilayah-wilayah ini disebut 'wilayah China',  karena sebagian besar populasinya hanya berasimilasi lewat kimpoi-mawin dengan sesama etnis.
Adapun stigma bahwa China identik dengan komunis pernah terjadi di Indonesia, dan menumpahkan darah pada dekade 1960-an.
Hal ini  karena pernah terbentuknya poros Jakarta-Beijing oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Berisiko kian Picu anti-China di Indonesia?
PKI kemudian memberontak lewat peristiwa Gerakan 30 September1965 (Gestapu), yang kemudian terus memicu stigma bahwa etis China adalah komunis
Karena rezim Orde Baru lebih berpihak pada ekonomi kongmorasi, bukan pada ekonomi kerakyatan, maka sentimen ini terus berlanjut.
Misalnya,  ketika rezim Orde Baru terguling pada 1998, terjadi  kerusuhan rasial di Jakarta, Surabaya, Medan,  Solo, dan Makassar, yang juga diwarnai pemerkosaan terhadap wanita-wanita etnis tersebut.
Dilansir dari tabloid Pemerintah China, Global Times, Kamis, 11 Agustus 2022, Buku Putih ini menyerukan penyatuan kembali China di era baru.
Buku Putih ini memicu kecaman dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan. Kecaman DPP ini, disebut oleh Global Times sebagai 'serangan jahat' dari partai di 'pulau separatis' itu.
Ma Xiaoguang, Juru Bicara Kantor Urusan Dewan Negara Taiwan menyatakan pada Kamis bahwa solusi untuk pertanyaan tersebut akan secara aktif dieksplorasi.
Walaupun eksploitasi itu dinyatakan akan melibatkan rekan-rekannya di Taiwan, Ma yakin  kelak akan terungkap  keyakinan dan pengakuan Taiwan  tentang prinsip Satu Negara, Dua Sistem.
Keyakinan, pemahaman dan pengakuan atas prinsip tersebut, diklaim segera akan terjadi seiiring dengan berjalannya waktu.
Dalam briefing media pada Kamis, Ma diminta untuk mengomentari pernyataan terbaru dari DPP bahwa daratan dan Taiwan 'tidak saling tunduk'.
DPP juga mengklaim bahwa pengaturan daratan terkait lintas Selat Taiwan adalah 'angan-angan'.
Tekat CPC dan Rakyat Tiongkok
Ma menjawab bahwa Buku Putih itu menunjukkan tekad CPC dan rakyat Tiongkok dan komitmen mereka untuk reunifikasi nasional.
Hal ini untuk menyatukan semua orang Tionghoa di dalam dan luar negeri. Ini sudah termasuk menyatukan rekan senegaranya di Taiwan, menentang separatis, dan gangguan asing.
"Penerbitan Buku Putih telah didukung dan dipuji secara luas oleh orang-orang China," katanya.
Ditambahkan, fitnah lewat pernyataan otoritas DPP itu, kembali mengungkap sifat politiknya yang keras kepala untuk mencari 'kemerdekaan'.
Sebaliknya, kehadiran Buku Putih telah membuat DPP dipukul secara menyakitkan. “Fakta hukum bahwa Taiwan adalah bagian dari China sudah jelas,  dan tidak ambigu," kata Ma.
"Meskipun pulau itu belum sepenuhnya bersatu kembali,  tapi kedaulatan dan wilayah China tidak pernah terbagi,  dan tidak akan pernah," lanjutnya.
Menurutnya, status Taiwan sebagai bagian dari China, tidak pernah berubah,  dan tidak akan pernah diizinkan untuk berubah.
Kemedekaan Taiwan disebutnya  hanya 'angan-angan' otoritas DPP,  dan kebohongan total untuk mendistorsi status khusus konfrontasi jangka panjang,"  kata Ma.
Ditambahkan, setiap upaya untuk mendistorsi fakta, berarti menantang prinsip tersebut, dan upaya 'kemerdekaan Taiwan' akan gagal.
Ditegaskan, masa depan Taiwan terletak pada reunifikasi nasional. 
Tapi, ini  hanya dapat, dan harus diputuskan oleh seluruh rakyat Tiongkok.  
"Ini adalah tren sejarah yang tidak akan dialihkan oleh keinginan pasukan separatis," kata juru bicara itu. 
Namun, menurut Ma, dengan kedok 'demokrasi', otoritas DPP mempraktekkan 'teror hijau', mencari 'kemerdekaan', dan menolak reunifikasi.  
DPP dinilai tidak dapat mewakili atau menyandera opini publik rekan senegaranya di Taiwan. 
Ma menyatakan, 'penyatuan kembali secara damai' dan 'satu negara, dua sistem' menunjukkan bagaimana China daratan menghargai perdamaian lintas Selat dan kesejahteraan orang-orang di seberang Selat.  
Menurutnya, daratan bersedia untuk terus menyatukan rekan senegaranya di Taiwan. Daratan juga secara aktif mengeksplorasi solusi 'Satu Negara, Dua Sistem', dan melakukan upaya inovatif menuju reunifikasi damai. 
“DPP telah berusaha keras untuk mencoreng dan mendistorsi Satu Negara, Dua Sistem," kecamnya. 
"Tetapi,  tidak dapat disangkal bahwa prinsip 'Satu Negara, Dua Sistem' adalah solusi perdamaian, demokrasi, kebaikan, dan win-win solution,” kata Ma.  
Pada Rabu lalu, Kepala Eksekutif Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR) John Lee menyambut baik penerbitan Buku Putih. 
John menegaskan kembali dukungan tegas HKSAR terhadap prinsip Satu China,  dan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. 
Koordinasi ini terkait  langkah-langkah yang diperlukan untuk menentang campur tangan asing.
Lee menambahkan, waktu telah membuktikan bahwa Satu Negara, Dua Sistem telah berhasil dipraktikkan di Hong Kong.
Prinsip ini  diklaim merupakan perlindungan kelembagaan terbaik bagi masyarakat Hong Kong.
Menurutnya, prinsip tersebut adalah landasan untuk mempertahankan kemakmuran jangka panjang Hong Kong, dan kebijakan nasional yang sukses.
Prinsip ini juga diklaimnya  memberi SAR keuntungan unik,  karena didukung oleh ibu pertiwi, dan terhubung dengan dunia.
Buku Putih, yang diterbitkan pada Rabu oleh Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara dan Kantor Informasi Dewan Negara China, termasuk konten baru. 
Konten ini dibuat  berdasarkan situasi era baru, termasuk peringatan khusus kepada DPP dengan penegasan bahwa tindakan pemisahan diri adalah hambatan. 
Hambatan itu;harus disingkirkan', serta juga menyoroti peran berbahaya AS dalam mengganggu proses reunifikasi China.  
Dokumen tersebut memberikan pedoman yang lebih jelas untuk pemerintahan pasca-reunifikasi atas pulau itu dan mengapa hal itu akan bermanfaat bagi masyarakat internasional.*** 

https://www.suarapemredkalbar.com/re...a-di-indonesia
nurade247Avatar border
User telah dihapus
.bindexee.Avatar border
.bindexee. dan 6 lainnya memberi reputasi
-5
1.6K
42
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan