- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
AS Soal Salman Rushdie Ditikam Berulang Kali: Sangat Mengerikan


TS
vidyazafiria057
AS Soal Salman Rushdie Ditikam Berulang Kali: Sangat Mengerikan
Amerika Serikat turut berkomentar soal serangan terhadap penulis buku kontroversial Ayat-Ayat Setan, Salman Rushdie, yang ditikam berulang kali di New York pada Jumat (12/8).
"Serangan terhadap Salman Rushdie sangat mengerikan," ujar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, di Twitter, Sabtu (13/8).
Ia kemudian berujar, "Dan kami berterima kasih kepada warga yang baik dan orang-orang yang membantunya dengan sangat cepat."
Rushdie mengalami penyerangan sebelum pukul 11.00 waktu setempat di Chautauqua Institution. Ketika itu, ia berada di panggung dengan maksud hendak memberi kuliah.
Rushdie mengalami penyerangan sebelum pukul 11.00 waktu setempat di Chautauqua Institution. Ketika itu, ia berada di panggung dengan maksud hendak memberi kuliah.
Penikam lalu merangsek ke panggung dan menikam Rushdie berulang kali. Polisi menerangkan pelaku menikam di bagian leher dan perut penulis itu.
Saat kejadian, polisi langsung mendekati Rushdie dan mengamankan pelaku yang diidentifikasi sebagai Hadi Matar (24) dari New Jersey. Rushdi lalu dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Salah satu agensi Rushdie, Andre Wylie mengatakan hingga saat ini ia belum bisa bicara dan menggunakan alat bantu pernapasan. Rushdie juga terancam buta.
"Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya. Saraf di lengannya terputus dan jantungnya ditusuk dan luka parah," jelas Wylie dikutip AFP.
Rushdie menjadi sorotan dunia karena karya yang dianggap kontroversial. The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan (1988). Buku ini dinilai tak menghormati Nabi Muhammad dan menghina umat Muslim. Buku tersebut berisi soal kejadian di mana Nabi Muhammad telah keliru mengira ayat-ayat yang dibisikkan setan sebagai wahyu.
Sudah sejak lama Rushdie menerima ancaman dan percobaan pembunuhan. Namun, berulang kali ia berhasil lolos.
Mendiang pemimpin Iran Ayatollah Khomeini bahkan mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
https://info24jamterkini.blogspot.co...terganggu.html
"Serangan terhadap Salman Rushdie sangat mengerikan," ujar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, di Twitter, Sabtu (13/8).
Ia kemudian berujar, "Dan kami berterima kasih kepada warga yang baik dan orang-orang yang membantunya dengan sangat cepat."
Rushdie mengalami penyerangan sebelum pukul 11.00 waktu setempat di Chautauqua Institution. Ketika itu, ia berada di panggung dengan maksud hendak memberi kuliah.
Rushdie mengalami penyerangan sebelum pukul 11.00 waktu setempat di Chautauqua Institution. Ketika itu, ia berada di panggung dengan maksud hendak memberi kuliah.
Penikam lalu merangsek ke panggung dan menikam Rushdie berulang kali. Polisi menerangkan pelaku menikam di bagian leher dan perut penulis itu.
Saat kejadian, polisi langsung mendekati Rushdie dan mengamankan pelaku yang diidentifikasi sebagai Hadi Matar (24) dari New Jersey. Rushdi lalu dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Salah satu agensi Rushdie, Andre Wylie mengatakan hingga saat ini ia belum bisa bicara dan menggunakan alat bantu pernapasan. Rushdie juga terancam buta.
"Salman kemungkinan akan kehilangan satu matanya. Saraf di lengannya terputus dan jantungnya ditusuk dan luka parah," jelas Wylie dikutip AFP.
Rushdie menjadi sorotan dunia karena karya yang dianggap kontroversial. The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan (1988). Buku ini dinilai tak menghormati Nabi Muhammad dan menghina umat Muslim. Buku tersebut berisi soal kejadian di mana Nabi Muhammad telah keliru mengira ayat-ayat yang dibisikkan setan sebagai wahyu.
Sudah sejak lama Rushdie menerima ancaman dan percobaan pembunuhan. Namun, berulang kali ia berhasil lolos.
Mendiang pemimpin Iran Ayatollah Khomeini bahkan mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
https://info24jamterkini.blogspot.co...terganggu.html
0
574
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan