Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dangbredAvatar border
TS
dangbred
BUKAN BURUNG SEMBARANGAN! Beracun dan Satu-Satunya di Dunia Asal Indonesia
Jangan Pegang Burung Lain Setelah Sentuh Burung Ini !!

Kepulauan Indonesia terlihat tidak habis dibahas dunia apabila tersangkut kekayaan alam, tergolong flora serta faunanya.

Pada fauna yang membuat rekor di arena internasional yaitu Burung kecil pandemik Papua Nugini yang memiliki nama Hooded Pitohui.

BUKAN BURUNG SEMBARANGAN! Beracun dan Satu-Satunya di Dunia Asal Indonesia

Karenanya burun itu divalidasi secara ilmiah selaku burung beracun pertama serta cuma satu di dunia.

Beberapa orang ras Melanesia di Papua Nugini nyatanya udah lama mengenali kenyataan itu, serta dari dahulu masa udah sependapat melindungi jarak dari burung itu.

Lagi sekian banyak negara barat anyar mengenali kemampuan toksin burung Hooded Pitohui di tahun 1990, lewat penemuan pakar burung Jack Dumbacher di pulau Pasifik.






Ketika itu Dumbacher menempatkan jala kabut lembut pada pohon-pohon buat tangkap burung Cendrawasih, akan tetapi selesai tangkap dan burung Hooded Pitohui didalamnya.

Waktu ia coba keluarkan burung-burung itu dari jebakan, mereka menggaruk serta menggigit jarinya, lalu pria itu refleks mengemut tangannya buat menghilangkan terasa sakit.

Akan tetapi, selang beberapa waktu saja, Dumbacher merasai bibir serta lidahnya mati rasa. Setelah itu pria itu merasai sisi itu seperti terbakar waktu beberapa waktu.

Mujur, dirinya sendiri peka memahami toksin asal dari burung itu, lalu lekas ambil bulu-bulu pitohui buat ke masukkan ke mulut selaku penawar.

Mati rasa serta terasa sakit selanjutnya dengan cara cepat sembuh kembali. Secara ketepatan, Dumbacher udah mendapatkan burung beracun pertama di dunia.

Pada tahun yang serupa, banyak akademikus yang sedang menyediakan banyak bangkai Hooded Pitohui buat pameran museum merasakan mati rasa serta ‘seperti' terbakar massal.

Akan tetapi tanda-tanda itu gak terjadi lama berkat info dari Dumbacher cepat tersebarkan pada akademikus.

Seusai ajukan pertanyaan pada masyarakat asli Papua Nugini terkait pitohui, nyata-nyatanya semuanya penduduk di tempat udah mengerti benar toksisitasnya.

Mereka mengatakannya "burung sampah" berkat keluarkan berbau busuk waktu diolah, serta cuman disantap selaku alternatif paling akhir sewaktu gak ada kembali sumber makanan yang lain siap.

Menyambung analisisnya, Jack Dumbacher kirim sejumlah bulu-bulu pada John W. Daly di National Institutes of Health, sebagai akademikus terutama dunia terkait toksin alami.

Bertahun-tahun 1960-an, Daly udah menandai batrachotoxin selaku toksin di katak panah beracun di Kolombia, yang nyatanya punya toksin dengan family mirip punya pitohui.

Senyawa yang diketahui selaku batrachotoxins (BTXs) yaitu alkaloid steroid neurotoksik yang bekerja dengan mengacaukan saluran ion natrium lewat aliran saraf serta membran otot.

Itu dia kenapa toksin berikan effect mati rasa serta terbakar dalam fokus rendah, serta kelumpuhan, dituruti oleh penyakit serangan jantung serta kematian, dalam fokus yang makin tinggi.

Pitohui ditemui menaruh toksin tidak hanya di kulit serta bulu-bulu mereka, namun pun di tulang serta organ internnya.



emoticon-Wow

0
834
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan