- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Catatan Para Pelaku Operasi Seroja


TS
User telah dihapus
Catatan Para Pelaku Operasi Seroja

Telah Hadir dalam bentuk Aplikasi
Bisa di Download GRATIS
I've shared a book from Ini Kisah Kami, Demi NKRI App
Catatan Pelaku Operasi Seroja
https://play.google.com/store/apps/d...appix.deminkri
Sumber Tulisan TS : Naskah, Paguyuban Akabri 1970, Buku Hendro Subroto, Buku Paratroopers Letjen Soegito, Sejarah Linud Kostrad, Sejarah Brigif 18 Kostrad, Majalah ChandraXX, Catatan LB. Panjaitan, Kaskus dan beberapa Media Online dan cetak yg saking banyaknya ga bisa ane sebutin satu persatu. TS gabungin,nyari bahan, diketik manual dan disusun ulang, ngutip poin per poin dan jadilah thread ini. Postingan yg ada disclaimer dibawah berarti murni TS ketik manual sedangkan post tanpa disclaimer ada sumber aslinya

Mengutip kata-kata LB Moerdani, "Operasi Seroja memang berhasil...namun tidak bisa terlalu dibanggakan...pelaksanaannya kacau..
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pejuang Seroja, tulisan di thread ini akan mengungkap faktor-faktor kekurangan pelaksanaan Operasi Seroja terutama pada hari H Minggu 7 Desember 1975
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pejuang Seroja, tulisan di thread ini akan mengungkap faktor-faktor kekurangan pelaksanaan Operasi Seroja terutama pada hari H Minggu 7 Desember 1975
DATA INTEL TIDAK AKURAT


"Kalian jangan takut.....kalau kita terjun hari Minggu, hari Senin kita sudah berbaris di kota Dilli...!"
Bunyi briefing yang disampaikan oleh seorang Perwira Menengah intelijen anak buah Asintel Hankam Mayjen TNI LB. Moerdani kepada sejumlah perwira Kopassandha (sekarang Kopasus) mengenai situasi terkini Timor Portugis, beberapa hari menjelang operasi lintas udara yang mengawali Operasi Seroja.
Pada malam terakhir tanggal 6 Desember 1975 di Jakarta, pasukan sudah disiapkan di depan hanggar Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah. Para perwira Kopassandha mendadak dikumpulkan, minus perwira dari Brigif Linud 18 Kostrad yang memang menunggu di Pangkalan Udara Iswahjudi di Madiun. Seorang pria ,bermuka dingin" berpakaian safari gelap kemudian berbicara kepada mereka.
"Para perwira.....Saya serahkan perebutan Dilli pada kalian besok...saya percaya anda semua mampu melaksanakannya....Namun saya juga tahu diantara kalian pasti akan ada yang gugur besok...!"
Lettu Inf. Luhut Binsar Panjaitan, seorang Pama Kopassandha lulusan Akabri 1970 masih ingat ketika dalam hatinya sempat memaki..."Enak kali bicaranya bapak ini kita mau dikirim bertempur enak saja dia bilang ada yang bakal mati"
Sambil berbisik bisik Luhut bertanya kepada seorang rekannya, siapa orang bersafari itu, barulah kemudian diketahui orang itu adalah Asintel Hankam/Asintel Kopkamtib Mayjen TNI Benny Moerdani. Memang jangankan Luhut, sesama perwira tinggi saja bahkan ada yang tidak mengenal Benny. Disamping memang "haram" fotonya dipampang di koran dan majalah, Benny lama bertugas diluar negeri, jadi memang wajar jika banyak perwira tidak mengenalnya.
Sambil mempersiapkan diri untuk naik pesawat, Lettu Luhut masih sempat menganalisa ; Beberapa hari sebelumnya, data intel mengatakan semuanya aman, bahkan optimis "kita bisa berbaris di Kota Dilli esok harinya" sementara briefing Asintel Hankam sudab menyebut nyebut soal kematiam yang menunggu mereka!
Jika rencana terjun dilaksanakan tepat dan sesuai dengan rencana, maka Lettu Luhut akan menjadi perwira pertama abituren Akabri 1970 yang menginjakkan kakinya di Kota Dilli, dan beberapa menit kemudian akan disusul oleh dua Letnan Satu lettingnya dari baret hijau Kostrad, Lettu Larbadio (Dankipan C) dan Lettu Harry Tjokro (Dankiban) keduanya dari Batalion Lintas Udara 501/Kostrad.
Laporan intelijen yang di bagikan kepada para perwira bahwa "musuh" yang disebut sebagai Tropaz kemampuannya hanya setingkat "Hansip" di Indonesia. Tidak ada laporan yang menerangkan bahwa individu-individu Tropaz mempunyai kemampuan menembak yang masuk kategori sangat baik, dan di lengkapi dengan senapan perorangan standar Nato yaitu G-3. Laporan lain menyebutkan bahwa sungai Comoro dekat Dilli penuh dengan buaya hingga harus diwaspadai. Analisis terakhir ini berakibat cukup fatal bagi pasukan Linud yang seharusnya mendarat dekat sungai itu, terpaksa menggeser titik dropping zone nya jauh dari sungai dengan resiko lebih dekat ke pertahanan lawan.
Lettu Inf Luhut B. Panjaitan masih heran kenapa briefing intelijen yang di berikan kepada para perwira korps barer merah berbeda dengan yang ia dengar. "Secara pribadi saya curiga dengan data intel yang disampaikan ke kita. Menurut data intel bahwa kekuatan lawan tidak ada apa-apanya, sementara itu saya dengar Brigade 2 dan Tim Susi yang masuk lewat perbatasan NTT disana maju pukul mundur....pokoknya kita tidak pernah menguasai situasi".
Bunyi briefing yang disampaikan oleh seorang Perwira Menengah intelijen anak buah Asintel Hankam Mayjen TNI LB. Moerdani kepada sejumlah perwira Kopassandha (sekarang Kopasus) mengenai situasi terkini Timor Portugis, beberapa hari menjelang operasi lintas udara yang mengawali Operasi Seroja.
Pada malam terakhir tanggal 6 Desember 1975 di Jakarta, pasukan sudah disiapkan di depan hanggar Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah. Para perwira Kopassandha mendadak dikumpulkan, minus perwira dari Brigif Linud 18 Kostrad yang memang menunggu di Pangkalan Udara Iswahjudi di Madiun. Seorang pria ,bermuka dingin" berpakaian safari gelap kemudian berbicara kepada mereka.
"Para perwira.....Saya serahkan perebutan Dilli pada kalian besok...saya percaya anda semua mampu melaksanakannya....Namun saya juga tahu diantara kalian pasti akan ada yang gugur besok...!"
Lettu Inf. Luhut Binsar Panjaitan, seorang Pama Kopassandha lulusan Akabri 1970 masih ingat ketika dalam hatinya sempat memaki..."Enak kali bicaranya bapak ini kita mau dikirim bertempur enak saja dia bilang ada yang bakal mati"
Sambil berbisik bisik Luhut bertanya kepada seorang rekannya, siapa orang bersafari itu, barulah kemudian diketahui orang itu adalah Asintel Hankam/Asintel Kopkamtib Mayjen TNI Benny Moerdani. Memang jangankan Luhut, sesama perwira tinggi saja bahkan ada yang tidak mengenal Benny. Disamping memang "haram" fotonya dipampang di koran dan majalah, Benny lama bertugas diluar negeri, jadi memang wajar jika banyak perwira tidak mengenalnya.
Sambil mempersiapkan diri untuk naik pesawat, Lettu Luhut masih sempat menganalisa ; Beberapa hari sebelumnya, data intel mengatakan semuanya aman, bahkan optimis "kita bisa berbaris di Kota Dilli esok harinya" sementara briefing Asintel Hankam sudab menyebut nyebut soal kematiam yang menunggu mereka!
Jika rencana terjun dilaksanakan tepat dan sesuai dengan rencana, maka Lettu Luhut akan menjadi perwira pertama abituren Akabri 1970 yang menginjakkan kakinya di Kota Dilli, dan beberapa menit kemudian akan disusul oleh dua Letnan Satu lettingnya dari baret hijau Kostrad, Lettu Larbadio (Dankipan C) dan Lettu Harry Tjokro (Dankiban) keduanya dari Batalion Lintas Udara 501/Kostrad.
Laporan intelijen yang di bagikan kepada para perwira bahwa "musuh" yang disebut sebagai Tropaz kemampuannya hanya setingkat "Hansip" di Indonesia. Tidak ada laporan yang menerangkan bahwa individu-individu Tropaz mempunyai kemampuan menembak yang masuk kategori sangat baik, dan di lengkapi dengan senapan perorangan standar Nato yaitu G-3. Laporan lain menyebutkan bahwa sungai Comoro dekat Dilli penuh dengan buaya hingga harus diwaspadai. Analisis terakhir ini berakibat cukup fatal bagi pasukan Linud yang seharusnya mendarat dekat sungai itu, terpaksa menggeser titik dropping zone nya jauh dari sungai dengan resiko lebih dekat ke pertahanan lawan.
Lettu Inf Luhut B. Panjaitan masih heran kenapa briefing intelijen yang di berikan kepada para perwira korps barer merah berbeda dengan yang ia dengar. "Secara pribadi saya curiga dengan data intel yang disampaikan ke kita. Menurut data intel bahwa kekuatan lawan tidak ada apa-apanya, sementara itu saya dengar Brigade 2 dan Tim Susi yang masuk lewat perbatasan NTT disana maju pukul mundur....pokoknya kita tidak pernah menguasai situasi".
INDEX KISAH :
1. Rencana Operasi
2. Kacaunya Stick Penerjunan
3. Barer Merah & Hijau Menyerbu
4. Kir-Intel Yg Tidak Akurat
5. Komandan Gugur di Hari Pertama
6. Buka Jalan dari Bacau ke Viquenque
7. Mengatasi Segala Masalah
8. Pasukan Pembuka
9. 256 Orang Berani Nyerang Dilli?
10. Battle Of Suai
11. Petua Sang Ayah
12. Arhanud Jadi Infanteri
13. Perlengkapan Yg Menyedihkan
14. Bawa 144 Prajurit & 6 Meriam
15. Ilmu Armed
16. Lahirnya Teori Sugeng
17. Gerak Tempur Korps Marinir
18. Kacaunya Operasi Gabungan
19. Hilangnya Unsur Pendadakan
20. Duel PT-76 vs LCM Mortar80
21. KRI Pattimura vs F488 Alfonso Cercuer
22. Bintang Sakti dan KPLB
23. Terobosan Panglima Jusuf
Semua tulisan yang saya buat di thread Kaskus Sub Forum SFTH/FORSEX sebaiknya tetap disini, TIDAK "KAMI" DIIJINKAN UNTUK DI SHARE DALAM BENTUK MEDIA APAPUN APALAGI SAMPAI DIBUAT KONTEN...!!!
Di thread ini hanya dipaparkan sekitar 30 persen saja kisahnya, untuk lebih lengkapnya bisa PM TS untuk PDF dan Ebook berbayarnya Plus Kisah2 yg lain.
Di thread ini hanya dipaparkan sekitar 30 persen saja kisahnya, untuk lebih lengkapnya bisa PM TS untuk PDF dan Ebook berbayarnya Plus Kisah2 yg lain.
Diubah oleh User telah dihapus 01-09-2022 15:20






jakompank dan 31 lainnya memberi reputasi
32
9.2K
50


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan