Pemerintah Filipina sebelumnya memang dikabarkan sedang mencari dukungan dari Belt and Road Initiative (BRI) Cina untuk meningkatkan program infrastruktur transportasi Filipina. Namun, tak lama setelah pemerintahan baru Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr kerjasama tersebut pun di batalkan.

Dengan beberapa alasan yang telah dikaji secara mendalam, Departemen Transportasi Filipina (DOTr) juga telah mengumumkan pembatalan tiga proyek kereta api besar dengan Cina, yang sebelumnya disepakati saat era Presiden Rodrigo Duterte.

Departemen Transportasi Filipina mengatakan jika Cina tidak sudah tidak menyepakati persyaratan pendanaan terkait kerjasama Belt and Road Initiative. Di mana, 3 Proyek Kereta Api Nasional Selatan PNR, senilai 142 miliar peso atau sekitar 2,5 miliar USD, Proyek MRP Mindanao bagian Tagum - Davao - Digos, senilai 83 miliar peso, dan proyek kereta api Subic - Clark senilai 51 miliar peso, yang sebelumnya akan bekerjasama dengan pemerintah Cina.



Namun, hingga saat ini, pihak Cina telah dicap telah melakukan berulang kali kegagalan dalam memenuhi persyaratan pendanaan, sementara proyek-proyek inti, terlalu mengandalkan teknologi, peralatan, tenaga kerja dari Cina. Sehingga peluang lapangan kerja untuk warga Filipina sangat kecil.

Menurut Wakil Menteri Transportasi Filipina "Cesar Chavez", Cina juga telah gagal memenuhi permintaan pendanaan yang berulang kali diajukan saat pemerintahan Duterte. Dan dibawah pemerintahan Marcos Jr. Cesar Chavez tidak ingin jatuh ke lubang yang sama.

Sebelumnya proses negosiasi proyek infrastruktur besar ini telah dimulai pada 2018 dan tinggal mendapat persetujuan dari Philippine National Economic Development Authority (NEA) persetujuan NEDA. Namun, saat ini semua kerjasama telah dibatalkan dan tidak perlu lagi ke tingkat NEA dan NEDA



Dari 27 perjanjian yang disepakati antara Filipina dan Cina, yang dimana pihak Cina pada awalnya setuju untuk memberikan $9 miliar dalam bentuk pinjaman lunak dan $15 miliar dalam bentuk investasi langsung yang bersumber dari perusahaan-perusahaan Cina.

Namun, tidak banyak pinjaman yang dicairkan seperti yang disepakati, jadi Menurut Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya Filipina (DPWH), hanya mampu menyelesaikan 12 dari 119 proyek untuk mendukung Infrastruktur kereta api. Satu hal ini jugalah yang membuat pemerintah Filipina kesal terhadap hubungan kerjasama Belt and Road Initiative, sehingga membatalkan kerjasama.



Penulis: Sambelterasi052
Referensi: asiatimes.com - In a reset, Marcos scraps Duterte’s China loans