Muncul Statement Ngawur Terkait Kasus Perundungan di Tasikmalaya,Ini Bentuk Keadilan?

Media sosial tengah dibuat heboh dengan kasus perundungan yang menimpa seorang anak kecil usia 11 tahun asal Tasikmalaya yang meninggal dunia karena mengalami stress akibat dibully dan juga diperlakukan tidak baik oleh teman sepermainannya yang memaksa untuk merudapaksa seekor kucing.

Kasus perundungan tersebut menjadi pemberitaan nasional dan mendapatkan banyak respon tanggapan dari masyarakat dan pemerintah karena dianggap sudah sangat keterlaluan dan perlu untuk ditindaklanjuti.

Salah satu aktivis anak dan perempuan yang juga seorang artis ternama bernama Cinta Laura Kiehl ikut menyoroti terjadinya kasus perundungan yang terjadi di Tasikmalaya tersebut.

Cinta Laura juga menanggapi salah satu statement dari Wagub Jabar yang dinilai sangat tidak patut untuk diberikan oleh pemimpin daerah pada kasus yang seperti ini.

Sebagaimana yang beredar di media massa, Wagub Jabar Uu Ruzhanul memang memberikan statement yang cukup kontroversial. Berikut ini kutipan statement dari Wagub Jabar yang dipermasalahkan oleh banyak orang.

Pernyataan atau statement yang oleh warganet dianggap sebagai statement ngawur tersebut memang cukup riskan untuk dibahas GanSis.

Kasus pelecehan dan kekerasan seksual tidak dengan begitu mudahnya bisa ditetapkan bukan kasus tindak pelecehan dan kekerasan seksual hanya berdasarkan dengan penilaian yang subjektif dari sudut pandang seseorang melihat sebuah masalah.

Jika masih ada orang yang menilai sebuah aksi pelecehan atau kekerasan seksual dari melihat sekilas sikap atau perilaku korban seperti tidak adanya penolakan, tidak adanya perlawanan, tidak menunjukkan tanda-tanda ereksi, atau bahkan melihat korban ikut menikmati, ini bukan cara melihat aksi pelecehan yang benar GanSis.

Banyak kemungkinan kenapa seorang korban tidak berani speak up bahwa mereka korban, mulai dari karena adanya ancaman, takut mendapatkan sanksi sosial, khawatir mendapatkan banyak pertanyaan yang menyudutkan, dan masih banyak lagi alasan lainnya yang bisa menjadi kemungkinan kenapa korban tidak berani mengungkap semuanya.

Adanya statement yang cenderung "ngawur" dari tokoh penting dan publik figur terkait aksi pelecehan dan kekerasan seksual seperti ini juga menambah beban bagi para korban yang sebenarnya ingin berbicara dan meminta keadilan, karena dengan statement yang tidak berdasar dan tanpa ilmu pengetahuan tersebut dapat menjadikan mereka para korban tidak percaya diri bahwa keadilan dapat mereka dapatkan.

Alangkah baiknya jika penegak hukum atau tokoh publik dan pemimpin dawrah berpikir lebih jauh jika akan memberikan statement agar tidak mengundang pro kontra yang berujung dengan melemahkan keyakinan para korban untuk mendapatkan keadilan.

Bertanya tentang bentuk keadilan, seperti apa bentuknya keadilan jika sesuatu yang sudah jelas salah masih terus mendapatkan pembelaan dengan berbagai alasan bahkan dengan statement yang kurang tepat dan mengundang pro kontra.

Akan sangat lebih baik jika sebuah masalah dinilai dan ditangani langsung oleh pihak yang berkompeten dan berwenang, sedangkan untuk tokoh publik atau pemimpin daerah yang sekiranya tidak paham konteks permasalahan dengan baik, tidak ikut memberikan statement yang akhirnya hanya akan menciptakan keributan atau pro kontra di tengah masyarakat.

Perlu kembali kita ingat bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan keadilan, serta kewajiban untuk patuh terhadap aturan. Maka setiap ada yang melanggar aturan mereka harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, sedangkan yang tidak mendapatkan keadilan berhak untuk menuntut keadilan.

Oke, mudah-mudahan thread ini bermanfaat dan ada pelajaran baik yang bisa Agan Sista ambil.