Kaskus

News

neymevleviAvatar border
TS
neymevlevi
Kominfo Blokir WA? Jangan-jangan Strategi Sundul Untung
Konten Sensitif
Kominfo Blokir WA? Jangan-jangan Strategi Sundul Untung

(gambar jupuk teko : www.tribunnews.com)


Ibarat ditinggal pas sayang-sayange, itulah yang dirasakan warga net RT 62 jika kominfo benar-benar blokir aplikasi Facebook apalagi Whatsapp. Pasalnya aturan baru kominfo mengenai PSE (penyelenggara sistem elektronik) telah munculkan slentingan pemblokiran beberapa aplikasi sejuta umat semisal Whatsapp, Instagram, dan Facebook jika tak patuhi aturan kominfo tersebut.

Meski diam-diam pribadi saya sangat mensupport wacana itu, namun spontan tanpa rem muncul satu kata di benak saya, yaitu "KASEP".

Mengapa kasep?, Sebab sudah tidak bisa di bantah lagi di era millenial, Eh sori zillenial saat ini segala uba-rampe dan tetek-bengeknya telah ditautkan dalam aplikasi terancam oleh kominfo tersebut. Coba hitung, hanya dari aplikasi Whatsapp saja?. Berapa kali setiap orang keluar masuk room whatsapp setiap harinya. Berapa banyak kebutuhan yang terkata penting telah disandarkan dalam room whatsapp?. Sudah berapa tahun aplikasi whatsapp menjadi rumah teduh yang sangat nyaman dirasakan?. Lantas tiba-tiba banyak headline beredar kominfo bakal blokir suatu hal yang sudah menjadi kekasih oleh banyak kalangan.

Sakitnya tuh di sini kan??. Mungkin gak?, Kasep kan.

Jika seperti itu seharusnya sejak dahululah punya sedikit pandangan idealis, Miliki pandangan yang jauh sebelum semua menjadi kaprah. Seperti China misalnya sejak tahun 2009 yang telah memblokir banyak aplikasi salah satunya yaitu whatsapp, twitter, facebook bahkan perusahaan kakap google. Selain itu China juga memblokir beberapa website dan buku elektronik yang beredar di internet. Mungkin China lebih dulu was-was akan dampak sosial, ekonomi juga politik jika aplikasi tersebut dibiarkan leluasa menggeliat di negaranya. Jadi selain China dikenal besar dengan temboknya di mode luring, sekarang China mempunyai tembok besar baru di mode daring yang disebut GFW (great firewall).

Seakan terlalu over protektif dan posesif, Namun sebagai Negara pemilik 6,1% daratan di dunia, Saya kira China sangat pantas melakukan ini.

Tapi apakah china menelantarkan begitu saja warganya yang terdampak pemblokiran tersebut?. Tidak, Sebab China pesat mengembangkan platfom lokalnya sebagai pengganti. China punya Wechat pengganti Whatsapp, Weibo pengganti Twitter, Qzone pengganti Facebook, Youku pengganti Youtube dan Baidu sebagai mesin penelusur menggantikan Google Search.

Jangan ngambek & jeles ya sebab dibandingin dengan China, hehehe.

Lantas apa benar jika kominfo 'sak dheg sak nyet' memblokir whastapp, Instagram, Facebook tanpa paham dampak dan penanganan sat-set bagi terdampak. Atau jangan-jangan nganuu, negara kita sedang punya strategi brillian 'sundul untung' dengan pengembangan platform lokal sebagai pengantinya. Jika begitu, kaskus sebagai platform pribumi dapat angin segar nih. Hehehe

Apapun itu asalkan atas dasar kebaikan bagi warga indonesia saya pasti sukak kok Pak Kom,!! Tapi meski lagi ubyuk soal PSE, jangan lupakan program peralihan TV Digital masih molor belum kelar.




-- Ney M. Kedamean, karo ngopi --
Diubah oleh neymevlevi 21-07-2022 06:08
areszzjayAvatar border
candy.iceAvatar border
candy.ice dan areszzjay memberi reputasi
-5
1.1K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan